
PKKMB Hari Pertama di GOR dan PH
Sumber tulisan dari AKSARA EDISI PKKMB #4
PKKMB: FBS Hadirkan Maskot dan Logo Baru
PKKMB FBS UNY 2019 mengh adirkan logo dan maskot baru, yaitu angsa dan Dewi Saraswati. Pada tanggal 20 Juli 2019, Panitia PKKMB FBS telah mengenalkan filosofi logo PKKMB lewat akun instagram resmi PKKMB FBS UNY 2019. Menurut akun instagram resmi, angsa adalah kendaraan suci Dewa Brahma dan Dewi Saraswati sebagai simbol yang dapat menyaring antara keburukan yang menyesatkan dalam mempelajari ilmu pengetahuan. Diharapkan mahasiswa baru dapat selalu kritis memisahkan hal baik dan hal buruk dan selalu menjalankan kebajikan dalam menjalani kehidupan perkuliahannya.
Menurut Fajar dari Sie PDD, Dewi Saraswati diambil dari cerita Hindu. Dewi Saraswati adalah Dewi Ilmu Pengetahuan dan angsa adalah hewan kesukaan Dewi Saraswati. “Orang tu (beranggapan) ‘ah angsa, hewan desa.’ Sebenarnya angsa itu hewan tunggangannya Dewi Saraswati lho,” tambahnya.
Makna dari warna ungu dan emas juga dijelaskan lewat akun instagram resmi PKKMB FBS. Ungu melambangkan keharmonisan dan keseimbangan. Selain itu, juga sebagai warna identitas dari Fakultas Bahasa dan Seni. Sedangkan, warna emas menggambarkan kesuksesan yang diharapkan dapat diraih mahasiswa baru di perkuliahan baik dalam berkarya maupun akademik.
Beberapa mahasiswa kurang mengetahui makna di balik maskot PKKMB yaitu Dewi Saraswati. Seperti Fahrur Rozi, mahasiswa Pendidikan Seni Rupa dari Gugus 9. Ada pula yang mengira-ngira maknanya, “Itu bukan sih yang tentang bumi itu bulat,” kata Falendina Wenda dari Pendidikan Bahasa Daerah, Gugus 10. Tak terkecuali panitia, ada pula yang kurang mengenal Dewi Saraswati. “Kalo itu ini aku jujur ya aku ga tahu. Setahuku Dewi Saraswati itu cerita Hindu kalau ga salah,” ungkap Fira Wasisca dari Sie Acara.
Ada mahasiswa baru yang mengetahui alasan angsa digunakan sebagai logo PKKMB FBS. Seperti Sukma Ajeng, mahasiswi Pendidikan Seni Tari dari Gugus 11. “Itu, kendaraannya Dewi Saraswati,” katanya. “Tau dari pemandu,” tambahnya. Ada pula mahasiswa yang membuat penafsiran sendiri tentang makna logo PKKMB FBS. “Ya (logonya) angsa ga normal karena setiap yang ga normal kan berseni,” ujar Muhammad Faiq, mahasiswa Pendidikan Seni Kriya dari Gugus 14, yang sempat mengira bahwa logo PKKMB FBS adalah bebek.
Maskot PKKMB FBS, yaitu Dewi Saraswati menuai pujian setelah tampil di GOR UNY. Mahasiswa baru FBS merasa bangga. Seperti Aisyahbana Syalalatin mahasiswi Pendidikan Seni Musik dari Gugus 8 yang biasa disapa Lala. “Bagus banget, beda sendiri. Soalnya kan yang lain kan pada pakai kostum. Bangga banget lah,” ungkapnya. Hal serupa juga dikatakan Muhammad Faiq. “Bagus kok daripada maskot lainnya. Paling jelek itu FT, masa elang kayak singa. Ga bagus,” ungkapnya. Falendina Wenda pun sepakat bahwa maskot FBS adalah maskot yang paling bagus.
Pada saat PKKMB Universitas di GOR juga terdapat ogoh-ogoh berupa naga berwarna hijau. Ada mahasiswa yang bingung dengan makna dan tujuan adanya naga tersebut. “Tadi juga bingung sih. Kan maskotnya ini angsa, kok beda malah naga,” kata Azam Aqimmulhak, mahasiswa Seni Rupa dari Gugus 20. Seperti Azam, Lala mahasiswi Seni Musik juga bingung. “Tak kira dibikin angsa, ternyata bukan,” ungkapnya. “Buat nakut-nakutin,” kata Muhammad Faiq. Namun begitu, mahasiswa baru mengapresiasi dan bangga dengan adanya naga hijau di tribun mereka. “Bagus banget lah, beda sendiri dari fakultas lain,” kata Lala. Menurut Muhammad Faiq, naga tersebut cukup mewakili identitas FBS dari seninya.
Reporter: Angel
Perdana, PKKMB di Performance Hall
Pada hari pertama PKKMB FBS UNY pada tahun 2019 akan di laksanakan di GOR UNY sampai pukul 11.50 WIB. Kemudian menjelang memasuki waktu shalat maba kembali ke FBS untuk Ishoma, setelah Ishoma di lanjutkan lagi kegiatan di FBS tepatnya di Gedung Pertunjukan (Performance Hall). Dalam acara tersebut akan menampilkan display ormawa oleh Hima- hima yang ada di FBS. Selama acara berlangsung banyak maba yang merasa sangat antusias dan menikmati penampilan yang disuguhkan dalam acara tersebut, meskipun mereka kelelahan karena telah menghabiskan tenaga di GOR UNY. Mereka juga merasa nyaman ketika berada di Gedung Pertunjukkan.” Kalo menurut saya ya bagus yok arena tempatnya adem gak panas-panasan, gelap duduk santai” ujar Muhammad Faiq prodi Pendidikan Seni Kriya angkatan 2019. Kemudian beberapa maba banyak yang beruntung mendapatkan tempat duduk yang enak membuat mereka lebih santai dalam menikmati acara tersebut.
Namun, pada acara PKKMB FBS yang di laksanakan di Gedung Pertunjukkan ada beberapa kendala dari segi kenyamanan, partisapi maba dalam mengikuti acara dan tersedianya kursi yang ada di Gedung Pertunjukkan. Dari segi kenyamanan ada yang megatakan bahwa “keren sih kak, tapi pas kita mau seneng-seneng. Pas kita mau joget-joget terus spk bilang “duduk”. Emang tadi gak kondusif sih, gak tertib. Cuma kayak kita mau joget di tempat duduk aja gak boleh” ujar Sukma Ajeng Fitria prodi Pendidikan Seni Tari. Kemudian dari partisipasi maba sendiri ada yang kurang antusias dalam mengikuti acara tersebut, karena maba sudah lelah setelah mengikuti acara dari GOR.
Ada yang mengatakan bahwa “Acaranya sih seru tapi karena acaranya habis ishoma habis makan dan tempatnya juga enak dan mendukung jadi banyak yang tidur gitu dan ada yang kurang antusias gitu sih sepertinya. tapi kalo dari acaranya sendiri sih enak banget” ujar Falendina Wenda Febriyani prodi Pendidikan Bahasa Daerah angkatan 2019. Falendina juga mengaku bahwa kurangnya antusias para maba dikarenakan banyak maba tidur saat acara berlangsung, satu banjar bisa sampai 3-5 maba yang tertidur. Kemudian tersedianya tempat duduk di Gedung Pertunjukan masih kurang karena seperti yang kita ketahui jumlah maba FBS sekitar 1.100 maba, sedangkan di Perfomance Hall hanya menyediakan kursi 600an. “Pengkondisiannya ribet karena butuh waktu buat mikir, karena itu Performance Hall Cuma 600-an dan itu kita nambah kursi dan kita pake setengah buat maba duduk gitu biar mabanya semua masuk” ujar Vira Wasistha selaku Sie Acara PKKMB FBS UNY. Bahkan ada beberapa maba yang duduk di panggung, yang mengakibatkan maba yang lain kurang menikmati acara karena terganggu oleh maba yang duduk di pangung.” Ya, sebenarnya sedikit mengganggu aja sih, tapi kekurangan kursi sih, jadi gak papa. Mengganggu pemandangan saya aja” ujar Fahrur Rozi prodi Pendidikan Seni Rupa 2019.
Maba yang duduk di panggung merasa maba yang duduk di kursi itu enak daripada berada di posisi maba yang duduk di panggung, mereka juga merasa terganggu.” Ya, mau-mau aja sih sebenarnya tapi kurang bisa melihat penampilan secara utuh karena kan kalo dari tengah bisa kelihatan semuaya gitu kalo depan panggung gak terlalu jelas gambarannya seperti apa” ujar Falendina Wenda Febriyani prodi Pendidikan Bahasa Daerah 2019.
Terkait dengan hal tersebut meskipun ada beberapa kendala yang terjadi, namun acara PKKMB FBS tahun ini sudah bagus dan memuaskan untuk memperkenalkan kampus FBS kepada maba mengenai HIMA – HIMA yang ada di FBS.
Reporter: Amanda
baca juga AKSARA TECHNICAL MEETING #1 – AKSARA TECHNICAL MEETING #2 – AKSARA TECHNICAL MEETING #3 – AKSARA PKKMB #1 – AKSARA PKKMB #2