All of Us are Dead: Sebuah Misi Penyelamatan Diri

Siswa-siswi terjebak huru hara yang memaksa mereka untuk membuat keputusan dengan taruhan nyawa mereka sendiri. Saat zombie Train to Busan bertamasya ke series All of us are dead, apakah akan berakhir dengan ending yang sama?

“Teman-teman, ini Train to Busan!” Cheong-San memecah kesunyian. “Mereka zombie, kan?”

Keributan di SMA Hyosan

Pagi itu, hari berlangsung seperti biasa di SMA Hyosan. Para siswa teladan menghabiskan waktunya dengan belajar. Menikmati masa mudanya, siswa lainnya bermain dengan kawan-kawan sepantarannya di sekolah. Tak jarang pula terdapat siswa yang merasa superior sedang merundung teman sekolahnya hingga lemah tak berdaya. SMA Hyosan berpacu pada waktunya, berdinamika hingga musibah datang menjelma bak dewa kematian.

Mereka menemukan siswi yang hilang selama satu hari dibalik ruang khusus lab biologi, terlihat menggila dengan kulit pucatnya yang terlihat jauh dari kata normal. Apalagi dengan perangainya yang ganas seperti hewan liar, sebuah reaksi dari tingkahnya yang melukai orang-orang dengan gigitannya yang dalam layaknya serigala buas. Dibalik semua kejadian aneh ini, satu orang pengajar di sekolah terlihat bingung kelimpungan, was-was akan keabnormalan yang ada di SMA Hyosan.

Para siswa yang tidak mengetahui keadaan yang sebenarnya melanjutkan aktivitasnya selayaknya hari biasa, hingga suatu ketika suara raungan masuk ke genderang telinga mereka. Raungan itu sama seperti siswi aneh yang ditemukan tadi pagi. Mereka sama-sama liar dan menggigit, selain penampakan mereka yang pucat seperti orang yang baru saja mati. Tak lama, puluhan siswa berubah menjadi wujud abnormal yang buas dan menyerang siapa saja di dekatnya. Yang melarikan diri selamat, sedangkan yang tergigit pun langsung kehilangan akal dan budinya, sudah terlambat.

Cheong-San, siswa yang mengambil banyak peran pada episode penyelamatan ini pun menelepon kepolisian, melaporkan keanehan yang terjadi di sekolahnya yang berubah 180 derajat setelah hadirnya siswa berwujud layaknya zombie ini. “Ini SMA Hyosan. Semua orang berubah menjadi zombie!”

Misi penyelamatan dimulai. Para siswa harus bisa menghindari kawanan zombie yang kelaparan. Nyawa berada di ujung tanduk. Siapa saja yang akan bertahan?

Baca Juga: Squid Game Pertaruhan Nyawa dalam Permainan Anak-anak 

All of Us are Dead, Mencetak Banyak Rekor di Internet!

Serial Netflix yang berjudul All of Us are Dead ini menceritakan tentang bagaimana para siswa di SMA Hyosan bertahan di tengah kawanan zombie yang haus darah. Bersama Cheong-San, On-Jo, Su-Hyeok, Nam-Ra, dan teman-temannya, para penikmat film thriller bisa merasakan sensasi menegangkan dalam mengikuti alur cerita ini. Penonton bisa merasakan berbagai macam emosi dari perilaku para karakter yang terdesak dalam hidup dan mati. Persahabatan, keegoisan, kenaifan, dendam, hingga cinta. Semua bentuk emosi tersebut dikemas dalam latar belakang siswa-siswi SMA yang akan menginjak umur dewasa, hidup dalam ketidakstabilan sambil merasakan alur pencarian jati diri.

Diangkat dari komik digital bertajuk School Attack yang pertama kali ditayangkan melalui Naver Webtoon pada 2009 silam, Netflix mengadaptasinya menjadi serial original yang dikemas dalam 12 episode. Animo penggemar dan penonton yang cukup tinggi terhadap serial ini membuat All of Us are Dead menduduki peringkat pertama pada platform Netflix di berbagai negara. Serial ini mencapai angka tontonan yang tinggi, yaitu hingga 124,79 juta jam ditonton hanya dalam seminggu setelah dirilis pada 28 Januari yang lalu. Hal ini mencetak prestasi All of Us are Dead sebagai serial Netflix asal Korea Selatan yang paling banyak ditonton pada seminggu perilisannya sejak Netflix’s Public Top 10 dirilis tahun lalu. Rekor ini bahkan membuat serial populer ini mengalahkan catatan peringkat Squid Game, Hellbound, dan series Netflix lainnya. All of Us are Dead menampilkan bagaimana industri perfilman Negeri Ginseng yang merangkak naik menyumbang tingginya tingkat Korean wave.

Berada di puncak kesuksesannya karena menarik perhatian jutaaan hingga milyaran penonton di seluruh dunia, sutradara dari All of Us are Dead, Lee Jae-kyoo mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan terhadap serial garapannya. Lee Jae-Kyoo mengungkapkan bahwa musim kedua dari All of Us are Dead masih dipertimbangkan untuk penggarapannya. Meskipun Netflix masih belum mengonfirmasi akan adanya musim kedua dari serial ini, Lee Jae-Kyoo menambahkan akan kemungkinan fokus cerita pada zombie survival pada musim kedua. Mengingat akhir cerita dari musim pertama All of Us are Dead masih abu-abu, siapkah kalian untuk menunggu musim kedua dari serial ini dengan semangat yang menggebu?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Previous post Rahasia Langit Ramadhan
Next post Klitih: Tinta Hitam yang Menghantui DIY