
Faktor dan Tips Menghindari Klitih
Akhir-akhir ini marak terjadi klitih di beberapa tempat daerah Isitimewa Yogyakarta. Fenomena ini cukup membuat warga resah dan ketakutan. Para pelakunya biasanya remaja berusia 14-19 tahun yang mengendarai motor dengan membawa senjata tajam. Dilansir dari Kompas.com, Selasa (4/2/2020), klitih adalah tindak kekerasan yang umumnya dilakukan oleh pelajar dan dilandasi karena berbagai alasan. Bisa dengan tujuan rekrutmen anggota geng baru atau hanya sekedar untuk menunjukkan eksistensi diri. Klitih biasanya terjadi pada malam hari di jalanan yang sepi. Pelaku melancarkan aksinya dengan bergerombol untuk melukai korbannya. Saat aksinya, pelaku biasanya menggunakan alat-alat seperti rantai, gir sepeda motor, celurit, golok, dan senjata tajam lainnya.
Para pelaku yang biasanya adalah remaja ini cenderung belum memikirakan konsekuensi atas perbuatan yang mereka lakukan. Ketidakdewasaan ini membuat mereka terus berbuat hal serupa tanpa adanya rasa takut. Oleh sebab itu, perlu mengetahui faktor penyebab klitih yang perlu diperhatikan untuk menghindarkan para remaja dari perilaku menyimpang seperti di atas. Berikut faktor-faktor yang perlu kita ketahui.
Peran Keluarga
Keluarga adalah majelis pertama yang ditemui oleh anak. Dalam keluarga, peran orang tua sangat penting dalam mendidik anak dengan baik. Selain itu, perlu adanya pengawasan terhadap lingkup pertemanan anak. Apakah terdapat pengaruh negatif terhadap anak dari lingkup pertemanannya atau tidak? Masalahnya, terkadang orang tua kurang tahu tentang keseharian anak mereka sendiri. Banyak dari mereka yang membiarkan anaknya karena berpikir bahwa anak mereka mampu memilih pertemanan yang sehat. Bahkan ada juga orang tua yang lebih memilih tutup mata kecuali adanya bukti langsung dari yang berwenang. Hal itu, membuat penyimpangan perilaku sosial terus berkembang pada kalangan remaja. Untuk menghindari penyimpangan pada anak, orang tua harus lebih memperhatikan kondisi perkembangan psikis dan lingkungan bermain anak. Memantau dan mengarahkan kegiatan yang dilakukan anak merupakan upaya awal dalam meminimalisir penyimpangan pada anak.
Sekolah
Sekolah selalu dikatakan sebagai rumah kedua bagi anak. Di sekolah, anak akan bertemu banyak teman dengan berbagai karakter yang berbeda. Para anak akan saling mencari teman yang menurut mereka cocok. Banyak dari mereka kemudian membentuk suatu circle pertemanan sebagai wadah interaksi dan tempat bertukar pendapat. Di sekolah ini pula, anak dididik untuk dapat mengetahui hal yang benar dan salah. Guru bertugas untuk mengupayakan yang terbaik agar terciptanya perilaku yang positif dan produktif. Meskipun demikian, guru memiliki akses yang terbatas dalam mengarahkan anak. Mereka hanya bisa mengawasi pada jam efektif pembelajaran yang waktunya hanya kurang dari 12 jam. Setelah itu, maka habislah waktu pengawasan yang dilakukan oleh guru. Oleh sebab itu, selama jam sekolah mereka akan berusaha memberikan mereka pendidikan karakter berupa materi dan kegiatan sekolah lainnya yang dapat memupuk nilai karakter pada anak.
Baca Juga: Klitih Tinta Hitam yang Menghantui DIY
Lingkungan Masyarakat
Lingkungan yang berperan penting dalam perkembangan anak selain keluarga dan sekolah adalah lingkungan masyararakat. Pada lingkungan masyarakat, anak akan menemui lebih banyak karakter orang dan berbagai jenis kebiasaan yang ada. Anak akan mampu beradaptasi dengan cepat apabila mereka merasa nyaman di lingkungan tersebut. Bila anak tidak bisa memilah dan memilih tentu akan berperilaku menyimpang yang mungkin saja dapat merugikan dirinya sendiri dan orang lain. Maka dari itu anak harus diberi fondasi baik di lingkungan keluarga maupun di lingkungan sekolah.
Setelah mengetahui cara menghindari perilaku menyimpang pada anak, ada beberapa tips agar terhidar dari kejahatan kelitih di malam hari.
- Keluar pada malam hari
Keluar pada malam hari tentu bukan masalah selama tidak sendirian, namun kita tetap harus memperhatikan jam malam. Saat keluar lebih baik mencari jam-jam yang masih banyak orang beraktivitas. Pukul 11-12 termasuk pada jam yang rawan, karena jalanan sudah cukup sepi dan tidak banyak tempat yang masih buka.
- Jalanan yang sepi dan gelap
Jalanan yang sepi rawan terjadi kejahatan. Hal ini terjadi karena pada jalan yang sepi biasanya hanya dilewati oleh beberapa orang. Belum lagi jika dengan kondisi jalan yang tidak terang, tentunya akan memudahkan pelaku melakukan aksinya.
- Tidak pergi sendiri
Untuk menghindari kejahatan di jalan raya, akan lebih baik untuk pergi dalam jumlah yang cukup banyak. Saat hari sudah larut mintalah seseorang untuk menemani, karena pelaku klitih biasanya lebih memilih mereka yang sendiri daripada berkelompok.
Ilustrator: Natasya Vira