Gerbang Aksatanaya: Ruang Karya Milik Mahasiswa

Gerbang Aksatanaya merupakan acara open house yang diselenggarakan PBSI yang didalamnya terdapat tiga proker dari masing-masing divisi. Ketiga proker tersebut yaitu, kunjungan instansi, webinar kewirausahaan, dan Ruang Karya. Divisi bakat dan minat tersebut, Divisi Bakat dan Minat mengupayakan Ruang Karya #2 sebagai wadah untuk mengalirkan serta mengapresiasi bakat dan minat mahasiswa PBSI. Ruang Karya #2 merupakan acara puncak sekaligus penutup dari titik awal Gerbang Aksatanaya.
Acara tersebut diselenggarakan pada 25 Juni 2022 di Gedung Kesenian Sleman. Acara terbuka untuk umum tersebut dimeriahkan oleh HIMASIK, HIMASETA, PBD, Al-Huda, EDSA, BDS, Teater Mishbah, BEM FBS, KMSI, HIPER, dan SERUKER.Gerbang Aksatanaya di mulai pukul 16.00 yang di buka oleh MC yaitu Nuril Rahma Anisa dan Ahmad Fathqul Satiamar dengan tema Ekspresikan Talenta, Rekatkan Bingkai Aksatanaya. Acara pertama adalah panitia Gerbang Aksatanaya oleh Nadiyah Hilmi Noviana, lalu dari HIMA PBSI yaitu Niko Febrianto, dan sambutan dari ketua jurusan PBSI yaitu, Bapak Setiyawan Pujiono S,Pd., M.Pd.
Ruang Karya #2 tidak akan berjalan dengan meriah ketika tidak ada bantuan dari ORMAWA-ORMAWA. Bantuan ORMAWA berbentuk penampilan seperti, akustik, drama, membaca puisi, tari dan DJ. Berikut rincian dari penampilan perwakilan dari setiap ORMAWA yang hadir di Ruang Karya #2.

Al-Huda
Al-Huda dibuka dengan dua lagu yang dibawakan oleh dua perwakilan yang telah ditunjuk. Musik yang mengalun membawa penonton menikmati acara tersebut. Sebagai pembuka, penonton merasa terhanyut suasana.

KMSI
KMSI membawakan sebuah puisi dengan penuh penghayatan sehingga membuat penonton semakin terhanyut dalam setiap baitnya. Penonton ikut mersapi dari setiap kata dalam baitnya.

HIPER (Hima Perancis)
HIPER (Hima Perancis) membawakan dua buah lagu yang dimainkan oleh band akustik. Penonton sayup-sayup mengikuti lirik dari lagu tersebut. Musik dan vokal mengalun seuai dengan ritme membuat suasana seuai dengan lirik yang dibawakan.

EDSA
EDSA membawakan dua buah lagu yang dimainkan oleh band akustik. Penonton menyambut meriah dari setiap lagu yang dipentaskan.Penonton menikmati setiap alunan musik yang disuguhkan.
BDS (Pendikan Bahasa Jerman)
BDS (Pendidikan Bahasa Jerman) membawakan tiga buah lagu, salah satunya adalah “Dardari” dari Sheila on 7. Dimana lagu tersebut memiliki makna tentang perpisahan dari pasangan kekasih. Musik yang mengalun di ikuti dengan sayup-sayup suara penonton membuat terhanyut.

BEM -FBS
BEM -FBS membawakan tiga buah lagu dengan penampilan akustik. Salah satunya adalah “Flashlight” dari Adelle. Pada saat menyajikan lagu-lagu tersebut setiap penonton menyaksikan flash hp sehingga terbentuklah suasana konser. Penonton dengan sukarela mengikuti setiap liriknya sambil mengangkat flash hp.

PBSI
PBSI membawakan sebuah drama musikal dengan judul “Taman Kota” Karya Mahasiswa PBSI. Tokoh utama dari drama tersebut adalah Rasya, Rengga, dan Ayah Rasya. Drama tersebut dimulai dengan seorang pedagang yang sedang menunggu pembeli dengan lelah hingga siang hari.Menjelang tutup banyak pembeli datang laris dagangan Rasya. Rasya yang merasa iba karena dagangan Rengga belum laku lalu membeli dagangan temannya. Dari kejadian kedua pelaku itu semakin dekat dan rekat satu sama lainnya.
Dalam drama terdapat akustik dan permainan suling yang membentuk sebuah nada dengan lagu “Suka Sama Kamu” dari D’Bagindas. Dengan setting Resya dan rangga bertemu di sebuah taman. Pada setting tersebut penonton riuh melihat kemesraan mereka berdua. Mereka sedang di mabuk cinta yang berawal dari perasaan senasib
Setelah itu dalam drama ini juga dalam setiap adegan/setting tempat yang telah di highlight terdapat iringan musik.Setelah itu, Rengga dan Rasya melihat sebuah pertunjukan seni tari hingga tiba-tiba ayah datang. Ayah Resya tidak menyetujui mereka memutuskan untuk berpisah. Pada suatu hari mereka bertemu di taman kota karena mereka mengenang masa itu. Resya menjelaskan jika Ayahnya memang keras kepala, dia lalu sering sakit dan marah² namun tidak terpisah waktu itu. Itulah mengapa Resya tentang hubunganya dengan Rengga.

Teater Misbah
Teater Misbah membawakan sebuah musikalisasi puisi dengan penuh penghayatan. Penonton menikmati setiap bit dan lantunan musik yang mengiringinya.

Baca Juga:  Laut Bercerita: Ketidakpastian dan Kehilangan 

HIMASETA
HIMASETA membawakan sebuah tarian yang membuat penonton terpesona dengan kemolekan dan lemah gemulai dari setiap penari. Musik dan gerakan yang lemah gemulai adalah suatu perpaduan yang pas.

PBD (Pendidikan Bahasa Daerah)
PBD (Pendidikan Bahasa Daerah) membawakan lima musik dangdut, salah satunya adalah lagu degan judul “Kok Iso Yo?” dari Guyon Waton. Saat lagu dimainkan penonton berhamburan berlarian ke depan untuk menari dan mengikuti alunan musik. Situasi tetap terkondisikan oleh panitia acara, hingga berakhirnya lagu yang dibawakan.

HIMASIK
HIMASIK membawakan dua buah lagu Rege dengan aransemen yang begitu menarik. Penonton tetap ikut berjoget menikmati setiap alunan musik di depan panggung. Suasan meriah dan tetap terkondisikan oleh panitia acara.

SERUKER
SERUKER dalam serangkain acara hari ini dan sebagai penutup menyajikan DJ. Penonton semangat dan ikut memeriahkan penampilan dari DJ tersebut. Penutupan yang begitu meriah tentu disambut dengan antusias.

Ruang Karya #2 merupakan acara puncak sekaligus penutup dari titik awal Gerbang Aksatanaya terselenggarakan dengan sangat meriah. Acara yang digelar di Gedung Kesenian Sleman tentu mendapat sambutan yang baik dari setiap penonton yang hadir. Penonton sangat dimanjakan dengan setiap penampilan yang disuguhkan oleh ORMAWA-ORMAWA. Tentu hal itu semakin menyukseskan terselanggaranya acara tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Previous post Menulis AU: Sarana Berekspresi Generasi Z
Next post Fenomena Doxing pada Era Digital