Kriminalitas: Ragam Imbas Sosial Masyarakat Akibat Covid-19



Wabah Covid-19 saat ini telah menjadi fokus utama masyarakat global. Banyak masyarakat yang terdampak karena adanya pandemi Covid-19, baik di bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, hingga sosial masyarakatnya. Semua negara yang terdampak termasuk Indonesia tentu berusaha keras untuk memutus mata penyebaran virus Corona ini. Upaya-upaya tersebut dimanifestasikan ke dalam berbagai macam jenis kebijakan, misalnya kebijakan PSBB (pembatasan sosial berskala besar). Dengan adanya kebijakan PSBB ini, masyarakat tidak bisa bergerak bebas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah ini tentu memberikan imbas pada perekonomian masyarakat. PSBB sangat berpotensi membuat angka kriminalitas meningkat. mengapa demikian?

Kriminalitas merupakan perbuatan semena-mena yang melanggar hukum. Pembunuhan, perampokan, premanisme termasuk dalam tindakan kriminal. Angka kriminalitas di Indonesia semakin meningkat akibat adanya pandemi virus Corona. Banyak faktor yang memicu seseorang melakukan tindak kriminal di masa pandemi ini, salah satunya yaitu perekonomian masyarakat yang kian hari kian memburuk. Desakan ekonomi membuat seseorang nekat melakukan hal yang melanggar hukum tersebut demi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Adanya kebijakan pemerintah yang mengharuskan semuanya dilakukan di rumah atau dikenal dengan sebutan WFH (work from home) membuat banyak orang kehilangan pekerjaannya.

Buruh dan banyak pekerja kecil lainnya tidak bisa menyesuaikan diri dari adanya kebijakan PSBB yang mengharuskan melakukan segala sesuatunya dari rumah. Tidak hanya pekerja kecil, tetapi juga para pengusaha merasakan perekonomian yang menurun. Banyak perusahaan yang bangkrut dan akhirnya banyak buruh yang di-PHK. Hal tersebut membuat perekonomian rakyat semakin menurun. Kemiskinan di Indonesia pun semakin meningkat.

Angka kemiskinan yang meningkat akibat PSBB ini memicu seseorang melakukan tidakan kriminal khususnya kejahatan properti seperti perampokan, pembegalan, pencurian, dan lain sebagainya. Tuntutan ekonomi yang mengharuskan manusia memiliki uang untuk menyambung hidup inilah yang menjadikan seseorang berbuat aksi nekat tanpa memikirkan hukuman yang akan menimpanya. Ini sebabnya kemiskinan merupakan salah satu dari penyebab meningkatnya angka kriminalitas di masa pandemi. Namun, tidak semua tindak kriminal terjadi karena adanya tuntutan ekonomi. Terdapat beberapa daerah yang angka kemiskinannya tinggi, tetapi tingkat kriminalitasnya rendah. Begitu pun sebaliknya. Berikut data angka kemiskinan dan kejahatan:

Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemiskinan bukanlah satu-satunya penyebab meningkatnya tindak kejahatan di masa pandemi. Kebijakan pemerintah yang mengeluarkan napi juga menjadi faktor meningkatnya kasus kriminalitas. Tercatat sebanyak 38.822 narapidana yang dilepaskan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagai bentuk pencegahan penularan virus Corona di seluruh penjara Indonesia. Sejak pembebasan massal tersebut, pihak kepolisian mencatat peningkatan angka tindak kriminal sebanyak 11,80% dari pekan ke-15 hingga pekan ke-16. Diketahui pula para pelaku tindak kejahatan tersebut ternyata banyak dari mantan narapidana yang dibebaskan. Pelepasan narapidana tersebut kurang efektif untuk dilakukan karena bisa saja mereka nekat melakukan hal-hal yang melanggar hukum lagi. Hal tersebut tentunya sangat meresahkan masyarakat.

Ketakutan akan penularan Covid-19 dan kriminalitas tersebut menjadikan mental masyarakat menjadi turun. Tidak sedikit dari mereka yang merasa depresi karena hal itu. Penyalahgunaan narkoba dijadikan alternatif untuk mengurangi depresi yang mereka rasakan. Tanpa disadari, penyalahgunaan nerkoba ini termasuk dalam tindak kriminal. Dilansir dari koran Tempo, kasus kriminal tertinggi yang tercatat adalah penyalahgunaan narkoba, yaitu dengan jumlah kasus 666 kasus, disusul dengan kasus pencurian dengan pemberatan dengan jumlah kasus 559 kasus, penggelapan dengan jumlah kasus 370 kasus, dan pencurian sepeda motor dengan jumlah kasus 171 kasus.

Dari uraian tersebut di atas, dapat dilihat bahwa efek dari adanya pandemi virus Corona ini sangat berdampak pada lingkungan masyarakat terutama pada tingkat keamanannya. Kemiskinan yang seharusnya musnah malah semakin bertambah banyak. Kriminalitas yang sangat berimbas pada masyarakat semakin meningkat. Kurangnya kesadaran tentang moral ini yang membuat semua gegabah untuk melakukan segala sesuatu demi mendapatkan apa yang diinginkannya. Uang merupakan sebuah materi yang sangat penting bagi kehidupan. Tanpa adanya uang, manusia tentu tidak bisa bertahan hidup. Namun, masih banyak warga negara Indonesia yang mencari uang dengan cara yang tidak benar dan sangat merugikan orang lain. Inilah salah satu penyebab ketidakharmonisan sosial masyarakat yang semakin meningkat akibat adanya virus Corona.

Banyak upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk memberantas kriminalitas yang ada di Indonesia. Pemerintah telah menambah jumlah petugas keamanan, tetapi hasilnya masih bisa dikatakan kurang maksimal. Masih banyak penjahat yang berhasil lolos dari tangan polisi. Pemerintah juga telah memberikan bantuan kepada masyarakat miskin atau kurang mampu untuk memenuhi kebutuhan pokoknya supaya tidak terjadi lagi pencurian yang disebabkan rendahnya ekonomi warga. Upaya tersebut merupakan tindakan yang tepat, tetapi masih harus dimaksimalkan mengingat angka kriminalitas di Indonesia yang semakin meningkat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Previous post Apakah HAK Peserta Didik dalam Dunia Pendidikan Sudah Terpenuhi?
Next post Darurat Kemanusiaan: Kapan Sejatinya Destruksi Usai Bercokol?