
Panggil Aku Aziza dalam Pentas Laboratory Teater Mishbah
Teater Mishbah menggelar Pentas Laboratory yang berjudul “Panggil Aku Aziza” pada Senin (18-02-2018). Rini, selaku pemimpin produksi, mengatakan bahwa Laboratory merupakan nama pementasan untuk anggota yang baru bergabung dengan Mishbah.
“Anggota yang baru bergabung dengan Teater Mishbah yang menggelar Pentas Laboratory ini. Walau diselenggarakan oleh anggota baru, anggota lama pun ikut serta dalam pelaksanaannya,” ucap Rini dalam sambutannya.

Mishbah mementaskan “Panggil Aku Aziza” karena permasalahan yang ada di dalam naskah sangat erat dengan kehidupan mahasiswa.
“Naskah ‘Panggil Aku Aziza’ mengangkat masalah yang dekat dengan kehidupan yang ada di mahasiswa. Termasuk pergaulan dalam lingkup sosial mahasiswa itu,” ucap Nur Hasanah, selaku sutradara.
Rini mengatakan bahwa naskah ini mulai digarap pada awal Desember tahun lalu. “Panggil Aku Aziza” mengangkat isu sosial yang ada di masyarakat, seperti fenomena seseorang yang lebih suka dipanggil dengan nama populernya daripada nama aslinya.
“Banyak Fenomena di mana orang lebih menyukai nama panggilannya daripada nama aslinya sendiri, seperti Aziza yang lebih suka dipanggil Sasa,” ungkap Ahmad Jalidu, selaku penulis naskah.

Jalidu, pada awalnya, menulis naskah ini untuk dipentaskan komunitas teaternya. Selain mengangkat permasalahan identitas, ia juga menyertakan masalah pergaulan bebas yang ada di kehidupan sosial mahasiswa.
Jalidu mengatakan bahwa ini bukan pertama kalinya “Panggil Aku Aziza” dipentaskan oleh komunitas teater.
“Sebelumnya sudah ada komunitas teater dari luar maupun dalam kota yang mementaskan naskah ini,” ungkap Jalidu.
Jalidu menambahkan, “Saya tentu saja senang Mishbah mengapresiasi naskah saya. karena mereka (Mishbah) merupakan mahasiswa PBSI yang mempelajari sastra, sedangkan saya tidak.”

Laboratory turut dihadiri oleh kelompok teater dari dalam dan luar Yogyakarta. Rini mengucapkan terima kasih karena Pentas Laboratory telah diapresiasi oleh banyak orang.
Jalidu mengungkapkan harapannya untuk Teater Mishbah. “Mishbah jangan pernah bosan untu belajar dan bermain teater. kalau perlu, Mishbah menampilkan naskah yang relatif muda (baru), bukan naskah yang sudah tua seperti kebanyakan pementasan teater,” ungkapnya.
“Jangan terlalu menggubris pujian yang datang,” ucap Jalidu. “Apa lagi jika pujian itu datang dari teman dekat sendiri.”
“Cobalah untuk menerima kritik yang—semoga—dapat menjadikan mereka (Mishbah) lebih baik ke depannya,” pungkas Jalidu.
One thought on “Panggil Aku Aziza dalam Pentas Laboratory Teater Mishbah”