Rayakan Bulan Bahasa dengan Apresiasi Karya Sastra

Serangkaian acara Bulan Bahasa yang diselenggarakan oleh Keluarga Mahasiswa Sastra Indonesia (KMSI) UNY belum usai. Setelah dibuka dengan Malam Puisi, dilanjutkan dengan Sekolah Sastra, lalu pada Jumat (25/10/18) dilanjutkan dengan Apresiasi Karya.

Acara tersebut berlangsung di Pendopo Tedja Kusuma, FBS, UNY. Karya yang diapresiasi adalah kumpulan puisi Perjalanan Menuju Mars karya Irwan Apriansyah Segara (Iwong), Dongeng Suatu Zaman dan Riwayat yang Terlupa karya Andrian Eksa dan Shodiq S, serta tiga puisi karya Brilliana Assabila, mahasiswa Sastra Indonesia 2018. Karya-karya tersebut diapresiasi oleh Prof. Dr. Suminto A. Sayuti, Faisal Kamandobat, Gina Wati, Komang Ira Puspitaningsih, dan Gus Thoriq.

Lppmkreativa
Foto: Nurul Aminah

Karya pertama yang diapresiasi adalah kumpulan puisi Perjalanan Menuju Mars milik Iwong. Menurut Faisal Kamandobat, puisi Iwong merupakan karya yang logis, jelas, dan romantis. Tidak hanya itu, dalam puisinya, Iwong juga berbicara tentang masa lalu.
Selain mengkritisi puisi Iwong, Faisal juga berharap agar pada antologi puisi yang ke dua, ia lebih memuat tentang peradaban yang akan datang.

Prof. Dr. Suminto A. Sayuti juga berpendapat bahwa puisi-puisi Iwong merupakan lintasan kreatif perjalanan budaya Iwong yang dikukuhkan sebagai kumpulan puisi. Ia juga menambahkan bahwa puisi-puisinya hampir mirip dengan puisi-puisi Subagyo Sastrowardoyo.

Puisi-puisi Iwong juga merupakan refleksi diri kepada manusia tentang jagad manusia. “Puisi-puisi ini mengingatkan kita kepada jagad kita sebagai manusia. Sunyi menjadi penting, agar kita selalu terjaga sebagai manusia,” tambah Suminto.

Karya kedua adalah karya mahasiswa KMSI yang diapresiasi oleh Komang Ira Puspitaningsih dan Gus Thoriq. Komang Ira Puspitaningsih dan Gus Thoriq merasa bangga bahwa mahasiswa KMSI dapat mengeluarkan sebuah karya yang berani untuk diapresiasi.
“Hanya saja penulisan masih banyak yang typo dan diksi masih banyak yang lompat-lompat,” kata Thoriq.

Lppmkreativa
Foto: Nurul Aminah

Kemudian, Ira menambahkan bahwa mahasiswa yang baru menulis puisi, disarankan untuk membaca banyak hal, tidak hanya tentang teori yang ada di kelas. “Masih baru, baca banyak hal apa saja, Jika kita hanya membaca ilmu-ilmu sastra, itu tidak akan berfungsi jika kita berhadapan langsung dengan kertas dan pena untuk menulis,” tutur Ira.

Karya ketiga yang diapresiasi adalah karya Andrian Eksa dan Shodiq S. yang di apresiasi oleh Gina Wati. Gina mengatakan bahwa karya-karya Andrian lebih menceritakan tentang hal-hal yang sederhana. Seperti salah satu judul yang disukai Gina yaitu “Bapak”.

Dalam puisi ini, Gina sebagai pembaca mengatakan bahwa Andrian ingin menceritakan sosok seorang Ayah yang mungkin ingin penulis temui. “Karya yang sangat bagus dan mampu menyentuh pembaca”, kata Gina.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous post Musik Gamelan Turut Meriahkan Konser Musik Internasional
Next post Hari Stroke Sedunia: Pelukan Keluarga untuk Mereka