
Sangkala Pentaskan Tema HAM dalam “Sayang Ada Orang Lain”
Yogyakarta — Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas (UKMF) Sangkala kembali menggelar pementasan di Lab. Karawitan FBS UNY, dengan judul “Sayang Ada Orang Lain”, Kamis, (07/12).
Pementasan tersebut diakui sebagai agenda tahunan Sangkala.
“Acara ini untuk Srawung Sasanti. Nah, untuk event kali ini kita mengangkat tema HAM,” ungkap Fajar Kurniawan selaku sutradara.
Selain untuk srawung, acara pementasan tersebut bertujuan untuk mengakrabkan anggota baru.
“Jadi, selain untuk memperkenalkan maba, ini juga suatu proses untuk mengakrabkan diri dari keluarga Sangkala sendiri,” jelas Fajar.
Pasalnya, pementasan tersebut merupakan salah satu bentuk kolaborasi dengan Sanggar Pamong.
“Nah, itu kan kita juga kolaborasi, istilahnya pentas Srawung Sasanti ini juga ada kelanjutannya lagi dari Sanggar Pamong yang berjudul ‘Selasa Kliwon’,” jelas Fajar.
Untuk pemain, Fajar menuturkan bahwa pemain inti berasal dari anggota Sangkala tahun 2017. Menurutnya, mereka telah menghabiskan waktu satu bulan lebih untuk latihan.
“Sebenarnya kan, ini pernah dipentaskan di acara makrab Sangkala sendiri terus dipentaskan lagi.”
Menurut Fajar, pemilihan naskah didasarkan pada konflik-konflik perekonomian rumah tangga yang sering terjadi. Oleh karena itu, cerita tersebut layak dipertontonkan.
“Jadi kenapa mengambil ‘Sayang Ada Orang Lain’, karena ‘kan sebenarnya masalah yang ditonjolkan cerita ini perekonomian yang menjadi masalah fatal ketika suatu keluarga itu tidak bisa menanggapinya secara positif. Konflik-konflik rumah tangga ini sering terjadi,” tuturnya.
Yunita Pratiwi, salah satu penonton, menyatakan bahwa judul yang diangkat sangat menarik. Harapannya, kata dia, “Acara-acara yang seperti ini bisa terus berlanjut karena merupakan acara untuk menguri-uri budaya.”
Pementasan dari Sangkala pun terbilang produktif. Mengingat sebelumnya UKMF ini pernah menunjukkan hasil kreativitas mereka.
Fajar juga mengungkapkan bahwa mereka terus memberikan publikasi. Publikasi tersebut sebagai wujud bahwa Sangkala masih terus berproses dan ada.
Dalam pementasan srawung tersebut, Sangkala tak segan memberikan free tiket kepada para penonton.
“Emang tradisinya dari dulu nggak bayar, jadi memang bukan untuk mencari keuntungan tapi lebih ke memperkenalkan dan menunjukkan kalau sangkala masih beraktivitas,” jelas Fajar.***(Nofi Andriyani/Titis Erika)