
Sejarah
Mungkinkah sejarah dapat berbohong? Jika memang demikian, sejarah akan menjadi peristiwa yang mengecewakan.
Saya ingat cerita bahwa Indonesia pernah dijajah oleh salah satu bangsa Eropa selama 3,5 abad. Jika saya tulis dengan angka demikian, rasanya tidak terlalu lama. Lebih baik saya tulis dengan angka 350 tahun.
Saya selalu berusaha menyangkal hal tersebut. Saya lebih memercayainya sebagai kebohongan. Bagi saya, para penjajah tidak terlalu bodoh. Mereka tidak akan menghabiskan waktu 350 tahun lamanya untuk sekadar menjajah. Mending menghabiskan sisa hidup untuk berbuat baik, daripada menyengsarakan orang lain, bukan? (Lupakan saja jika alasan ini dianggap tidak masuk akal).
Mungkin sejarah memang pantas disebut sebagai “raksasa yang tak punya hati”. Penggalan kalimat itu saya dapat dari sebuah novel yang belum lama saya baca. Adilkah seandainya seseorang (yang masih pantas disebut bocah) yang tidak paham tentang politik, harus meninggal saat dipenjarakan atas nama politik?
Dahulu, saat Indonesia masih dalam keadaan miskin, tidak banyak masyarakat yang berpendidikan. Banyak masyarakat Indonesia yang masih buta huruf. Hingga pada akhirnya, mereka diperkenalkan dengan partai politik. Pengertian partai politik di benak mereka tidak sama dengan pengertian partai politik dalam benak orang berpendidikan.
Saat adanya pemberontakan G30S mungkin banyak orang yang tidak tahu-menahu, harus ikut digiring menjadi tahanan politik. Bukankah hal ini pantas dianggap menyengsarakan? Cerita-cerita heroik yang muncul saat di bangku sekolah saya rasa tidak sepenuhnya dapat dipercaya.
Saya lebih percaya jika sejarah bercerita tentang masyarakat yang telah dijadikan korban sekaligus budak bagi pemerintah. Kesewenang-wenangan yang mengatasnamakan keadilan dan keamanan, menjadi wujud pemerintahan yang otoriter. Bukankah hal ini membuktikan bahwa sejarah memang telah berbohong? Sejarah telah membangun kekecewaan bagi masyarakat. Bagi sebagian orang, mengingat sejarah mungkin menjadi hal menakutkan. Sebab sejarah membangun dunia dengan kebohongan dan tipu daya.
Tentu saja hal ini membuat saya berpikir bahwa tidak seharusnya masyarakat memaki keadaan di zaman sekarang. Apa yang terjadi pada saat ini tentu saja karena pengaruh sejarah. Mengapa demikian? Sebab sejarah telah menjadi contoh sekaligus pengalaman.