Tips Menghadapi Sindrom FOMO

4Pernahkah kamu merasa takut tertinggal atau merasa tidak ada apa-apanya dibanding dengan yang lain?

Melihat pencapaian orang lain yang sudah berada jauh di depan membuatmu begitu khawatir dan stres karena berpikir bahwa pada titik ini seharusnya kamu juga bisa mencapai hal yang sama. Jika iya, berarti kamu sedang mengalami sindrom Fear of Missing Out atau FOMO. Jadi, sebenarnya FOMO itu apa sih? Apa pengaruhnya dan bagaimana cara mengatasinya? Simak penjelasan berikut!

Fear of Missing Out adalah suatu bentuk kekhawatiran yang mengacu pada perasaan atau persepsi bahwa orang lain memiliki pencapaian lebih baik daripada kita. Hal tersebut biasa dikaitkan dengan rasa iri dengan dibarengi rasa insecure dan rendah diri yang tinggi. FOMO juga dapat diartikan sebagai perasaan bahwa ada hal-hal lebih baik yang dapat kita lakukan saat ini. Sindrom ini dapat menjadi lebih buruk karena faktor penggunaan media sosial yang berlebihan. Anehnya, seseorang yang sedang mengalami kondisi tersebut malah cenderung menggunakan media sosial sebagai tempat pelarian dan pelampiasan. Rasa insecure yang diperoleh dari kehidupan nyata justru diperburuk melalui media sosial. Akhirnya, kini banyak orang berambisi untuk terlihat lebih hebat daripada orang lain demi mendapat validasi dari lingkungan sekitar. Keadaan tersebut, saat ini banyak dialami oleh generasi millenial, khususnya pelajar dan mahasiswa. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa FOMO juga dapat terjadi pada segala rentang usia.

Baca juga: Opini: Self Healing bagi Trauma Korban 

Apa pengaruhnya bagi seseorang?

Keadaan takut akan sebuah ketertinggalan ini tentu saja dapat mempengaruhi kesehatan mental seorang individu. Ketakutan akan ketertinggalan yang berlebihan dapat mengaburkan hal yang ingin dicapai. Alih-alih fokus pada pengembangan diri untuk mencapai tujuan hidup, tetapi justru fokus pada pencapaian orang lain dengan rasa cemas yang mendalam. Hal tersebut jika dibiarkan terus-menerus dapat menyebabkan stres berlebihan yang pada akhirnya akan berdampak buruk terhadap diri kita sendiri. Fear of Missing Out mendorong seseorang untuk memenuhi standar lingkungannya. Sebab, tuntutan standar hidup tersebut menyebabkan orang-orang melakukan segala sesuatu tanpa berpikir panjang sesuai dengan porsi dan kemampuannya. Contohnya, ketika dihadapkan pada sebuah open recruitment kepanitiaan. Seseorang tanpa berpikir panjang langsung ikut mendaftar, tetapi tidak mengukur kemampuan diri sendiri. Hal tersebut dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain.

Bagaimana cara mengatasi FOMO?

Hal pertama yang dapat dilakukan sebagai upaya untuk mengatasi FOMO adalah dengan memahami di mana letak masalahnya. Dengan demikian, seseorang akan dapat mengetahui cara memecahkan masalah yang tepat.

1. Mengubah Point of View

Terkadang pandangan terhadap suatu hal buruk yang ada pada diri sendiri merupakan sebuah distorsi. Segala pikiran negatif dan kecemasanmu itu hanya buah dari overthinking yang berlarut-larut. Untuk menghilangkan pikiran negatif tersebut, kamu dapat meyakinkan diri sendiri dengan toxic positivity bahwa kamu tidak seperti segala hal buruk yang kamu pikirkan. Tanamkan dalam kepalamu bahwa, “Aku hebat, sudah sampai pada titik ini.”

2. Fokus pada kelebihan diri sendiri

Hal yang dapat kamu lakukan adalah mengetahui potensi yang dimiliki. Suportif terhadap orang lain dan diri sendiri. Bersyukur dan percaya bahwa setiap orang memiliki kelebihan sesuai porsinya. Selanjutnya, terus berusaha dalam mengembangkan potensi agar menjadi hal yang bermanfaat.

2. Detoks media sosial

Menghabiskan waktu yang banyak untuk berselancar dalam media sosial dapat meningkatkan FOMO. Mengurangi waktu dalam penggunaan media sosial dapat dilakukan sebagai upaya membatasi diri dari hal-hal yang tidak penting. Hal ini juga dapat meningkatkan fokus kita dalam menjalani hidup lebih positif.

Baca juga: Menelisik Arti Perbedaan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Previous post Resensi Novel Jalan Tak Ada Ujung
Festival Kolaborasi FBSB 2022 di GK IV, FBSB, (19/12/22). (lppmkreativa.com) Next post Pesta Pora Warga FBS dalam Festival Bahasa Seni #4