Transformasi Pendidikan pada Era Milenial

“Pendidikan adalah senjata paling mematikan di dunia karena dengan pendidikan, Anda dapat mengubah dunia” – Nelson Mandela.

Mengutip ungkapan dari Bapak Bangsa, Nelson Mandela, terbukti bahwa pendidikan merupakan sebuah jalan paling hebat untuk mengubah hidup manusia, bahkan suatu bangsa. Pendidikan menjadi suatu hal yang sangat penting terlebih lagi ketika menghadapi tantangan yang lebih kompleks pada era globalisasi seperti sekarang ini. Perkembangan zaman yang semakin maju karena berbagai teknologi informasi mendorong semua elemen untuk terus mengoptimalisasikan diri.

Ki Hajar Dewantara atau yang dikenal juga sebagai Bapak Pendidikan adalah salah satu penggagas asas-asas pendidikan di Indonesia. Hari lahirnya diperingati sebagai hari bersejarah atas lahirnya pendidikan di Indonesia karena jasanya dalam meningkatkan mutu pendidikan era kolonialisme. Setiap tanggal 2 Mei, pemerintah menetapkan hari tersebut sebagai Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas).

Peringatan tersebut menjadi salah satu momentum bersejarah yang merefleksikan bagaimana pendidikan mengalami perubahan yang signifikan dari masa ke masa. Pendidikan menjadi gerbang utama manusia untuk menuju masa depan yang lebih baik dari hari ini. Oleh karena itu, peningkatan kualitas menjadi upaya paling utama untuk memajukan mutu pendidikan yang berasaskan kemandirian bagi siswa maupun tenaga pendidik.

Mendikbud, Nadiem Anwar Makarim, telah mencanangkan sebuah program Merdeka Belajar untuk melahirkan pendidikan dengan kualitas optimal. Program tersebut menjadi salah satu sarana yang disediakan pemerintah dengan tujuan sebagai sumber belajar dan akses informasi yang lebih luas. Hal ini didukung dengan adanya kemajuan teknologi yang mempermudah manusia untuk mencari berbagai informasi demi memenuhi kebutuhan. Kolaborasi Merdeka Belajar dengan  teknologi digital menciptakan metode baru berupa digital learning.  

Baca juga: Apakah Hak Peserta Didik dalam Dunia Pendidikan Sudah Terpenuhi? 

Digital Learning: Manfaatkan Teknologi sebagai Media Belajar

Dikutip dalam laman Direktorat Sekolah Dasar, kebijakan Merdeka Belajar memberikan kebebasan dalam belajar. Semua orang dapat belajar di mana saja, kapan saja, dan dari sumber mana saja. Kegiatan proses belajar tersebut dapat mengandalkan teknologi dan internet sebagai landasan dalam proses pencarian informasi dan pengetahuan. Berbagai fitur digital seperti e-book, platform, dan aplikasi-aplikasi belajar mampu mempermudah siswa maupun tenaga pendidik untuk menyalurkan informasi serta membentuk suasana belajar yang lebih komprehensif.  Seluruh instansi mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang sesuai dengan perkembangan zaman, berani menghadapi tantangan di dunia usaha dan industri, serta andal dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek). Selain itu, siswa juga diharapkan mampu mengeksplor lebih dalam kompetensi dan keterampilan yang dimilikinya dengan berbagai inovasi serta kreativitas.

Tidak hanya pemakaian teknologi, konsep Merdeka Belajar juga memberikan kebebasan bagi siswa untuk menyalurkan aspirasi atau pemikirannya. Siswa diberikan hak untuk berbicara mengungkapkan apa yang ada dibenaknya terutama dalam proses transfer ilmu pengetahuan. Cara tersebut menjadi standar untuk mengaktifkan pola pikir kritis antara siswa dengan tenaga pendidik. Jadi, siswa tidak sebatas menerima materi yang diberikan. Media yang digunakan pun lebih interaktif sehingga menciptakan suasana belajar yang lebih menyenangkan.

Mampukah Indonesia Mewujudkannya Secara Menyeluruh?

Digital learning memang menjadi salah satu alternatif paling ampuh dalam meningkatkan mutu pendidikan. Namun, apakah semua orang memiliki akses untuk mencicipinya? Jawabannya, “Tidak”. Metode ini menuntut semua orang untuk memiliki laptop atau gawai. Akan tetapi, masyarakat Indonesia sendiri masih banyak yang belum memilikinya. Untuk biaya makan saja susah, apalagi untuk memiliki peralatan-peralatan tersebut, jelas mereka tidak mampu. Bagi siswa atau orang-orang yang tinggal di daerah terpencil, metode pembelajaran ini jauh lebih menyulitkan jika dibandingkan dengan pembelajaran secara tatap muka langsung. Kesulitan mendapatkan sinyal atau jaringan yang baik dan stabil merupakan salah satu masalah utama yang harus dihadapi.

Walaupun pemerintah telah berupaya untuk memberikan fasilitas-fasilitas yang mendorong keberhasilan metode ini, namun kondisi pendidikan digital di Indonesia masih belum sampai pada titik kesejahteraan. Sebab, digitalisasi belum mencapai kemerataan. Akan tetapi, upaya-upaya pemerintah dalam menanggulangi kemerosotan pendidikan perlu diapresiasi karena mengubah sistem pendidikan memang bukanlah hal yang mudah dan dapat dilakukan dalam sekejap mata. Tentu, hal tersebut dapat menjadi titik awal perubahan yang baik menuju pendidikan yang lebih maju.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Previous post Wajah-Wajah Bumi
Next post Orang yang Terbuang Oleh Negerinya Sendiri