
Asap Rokok di Kampus, Ada Aturannya, Kah?
Sebagai mahasiswa yang hampir setiap hari berkegiatan di kampus, kenyamanan lingkungan tentunya jadi yang utama. Tak terkecuali hak mahasiswa untuk bisa bernapas dengan bebas. Salah satu permasalahan di kampus yang belum banyak disadari adalah mengenai rokok. Rokok menjadi salah satu permasalahan laten yang menyebabkan keresahan warga kampus. Meskipun sukar diakui, tetapi banyak pihak yang merasa keberatan untuk menghirup asap rokok apalagi di lingkungan akademik kampus. Terkecuali saat pembelajaran di kelas, banyak orang yang ditemukan merokok di sudut-sudut kampus. Bahkan, seringkali dengan terang-terangan tanpa banyak memedulikan orang lain yang terganggu.
Sebelum itu, perlu kita lihat bagaimana keberpihakan kampus mengenai masalah rokok ini. Apakah kampus menyoroti rokok ini sebagai suatu permasalahan yang perlu ditangani? Nyatanya belum ada kebijakan yang mengatur mengenai penggunaan rokok di area kampus. Padahal, keluhan terkait ini sudah dibisikkan di mana-mana.
Salah satu mahasiswa sastra Indonesia berinisial NB memberikan pernyataan keberatan mengenai kebiasaan merokok teman-temannya.
“Sering dong (menemui perokok di area kampus), setiap ada agenda rapat, terutama beberapa dari organisasi yang saya temui itu merokok meskipun di ruang yang tertutup,” ujar NB.
Sebagai perokok pasif, ia merasa menjadi korban atas tingkah para perokok aktif di kampus. Bukan hanya ia seorang, banyak orang-orang di sekitarnya juga turut merasakan keluhan serupa.
“Mendengar keluhan dari teman-teman, saya rasa mereka juga sangat terganggu juga,”’ tambah NB.
Tak hanya NB, rekan satu prodinya yang berinisial FN memperinci di mana saja biasanya para perokok itu bersarang.
“Biasanya saya melihat mahasiswa merokok di berbagai tempat, di outdoor, di kantin, di pojok-pojok ruangan terbuka, koridor yang agak sepi. Selain itu kalau dalam forum tergantung juga, karena sudah pernah mengikuti beberapa. (Saya) menemukan anggotanya yang merokok itu bebas merokok. Jadi orang-orang yang merokok itu bisa ditemukan di tempat-tempat seperti itu,” terang FN.
Menurut FN, sebagian besar mahasiswa biasanya masih bisa menoleransi gangguan asap rokok jika ditemukan di tempat-tempat terbuka. Mereka akan otomatis menghindari area-area yang sudah disebutkan dan memilih rute atau tongkrongan lain. Namun, lain halnya jika para perokok itu beraksi di dalam ruangan, tak ada yang bisa mereka perbuat. Bahkan menegur pun juga merasa segan, takut kalau-kalau hanya respon negatif yang akan mereka dapatkan.