Advertisement Section

Awali Acara 8 Kota, Seruker Adakan Kampung Warna

Yogyakarta— Hima Seni Rupa dan Kriya (Seruker) untuk pertama kalinya melaksanakan kegiatan Kampung Warna di pedukuhan Karangmalang, Depok, Sleman pada 10-11 November 2017.

Kampung Warna ini adalah kegiatan mewarnai tembok-tembok yang ada di sekitar lingkungan pedukuhan Karangmalang. Mengangkat tema “Nirmana Dwimatra”, Seruker menggabungkan garis, bidang, bentuk, dan warna menjadi karya seni rupa yang terpajang mengitari kawasan antara kampus FBS dan dusun Karangmalang.

Nir itu tanpa, mana itu makna, jadi temanya tanpa makna, main warna juga, jadi warga tuh lihat warna itu mudah-mudahan bisa menikmati dan melihatnya bagus gitu, ya,” ungkap penanggung jawab acara Kampung Warna, Ilham Muhammad, ketika ditemui di sekretariat Hima Seruker, Minggu (11/11).

Kampung Warna ini diadakan untuk mengawali rangkaian acara 8 Kota, yaitu agenda terbesar yang akan diselenggarakan Hima Seruker. ”Ini rangkaian acara 8 Kota. Jadi diawalin sama ini. 8 Kota itu ya ada pameran, ada Dendang Calon Guru juga, sama mengundang universitas lain, ini acara tutup tahun Hima,” tutur Ilham.

Foto: Ganjar

Pada acara Kampung Warna ini, Seruker juga menggelar Workshop Batik untuk ibu-ibu PKK Karangmalang pada Minggu (12/11) di gedung PAUD Karangmalang.

Bertujuan untuk meningkatkan keterampilan masyarakat, workshop ini diikuti oleh 30 peserta, bukan hanya dari Karangmalang, melainkan juga dusun Kuningan dan Nologaten juga turut berpartisipasi.

Karen Hardin, penanggung jawab Workshop Batik, mengatakan, “Ibu-ibu langsung praktik bikin batik. Kita bikin kelompok-kelompok. Per kelompok didampingi 3-4 mahasiswa.”

Sebelumnya, tambah Karen, “Seruker kurang mengena ke masyarakat, kita pengen proker kita langsung dirasakan masyarakat, salah satunya, Kampung Warna, serta Workshop Batik.”

Menghadirkan mahasiswa Seni Rupa yang yang berpengalaman dalam membuat batik, Workshop ini melatihkan batik Thayday maupun batik Jumputan kepada ibu-ibu.

“Kita menggandeng temen-temen yang basic-nya batik, dan menggandeng temen-temen kita yang sudah belajar ke Thailand. Jadi, kita dilatih dulu, dimatengin dulu, habis itu kita terjun ke masyarakat,” jelas Karen.

Melalui kegiatan ini, kata Karen, Seruker mampu bekerjasama dengan masyarakat Karangmalang dan bisa bergabung ke masyarakat.

“Kita ‘kan pendidikan yang juga akan terjun ke masyarakat, di mana ilmu kita langsung ke masyarakat, baik workshop maupun mengindahkan kampung Karangmalang, ibaratya ‘kan ini kampung FBS,” tuturnya.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Previous post Puisi-puisi Mario F. Lawi
Next post Kritik Kids Zaman Now, UTY dan STIE WW Suguhkan Teater Kolaborasi