
Circle Pertemanan dalam Dunia Perkuliahan
Circle adalah istilah yang sedang ramai dipakai generasi muda. Istilah ini digunakan untuk menyebutkan sebuah kelompok kecil. Keberadaan circle atau sebuah kelompok kecil khususnya dalam suatu lingkungan sosial mahasiswa tidak bisa dihindari. Manusia akan merasa memiliki lingkup pertemanan yang terdapat kedekatan emosional.
Biasanya circle pertemanan ini terbentuk karena adanya suatu kesamaan seperti umur yang sebaya, satu ‘frekuensi’, memiliki tujuan yang sama, dan lain sebagainya. Seseorang akan merasa nyaman dalam sebuah circle apabila dapat saling mendukung satu sama lain dan terhindar dari gaya pertemanan yang toxic.
Dalam dunia perkuliahan, circle pertemanan mungkin menjadi salah satu bagian penting dalam kehidupan setiap mahasiswa. Mulai dari kegiatan perkuliahan di kelas hingga kegiatan non-akademik juga terkadang dapat mendorong individu untuk memiliki circle. Akan tetapi, memiliki sebuah circle pertemanan dalam perkuliahan itu tidaklah wajib. Namun, dikembalikan lagi pada di sendiri.
Dampak Adanya Circle
Tidak dapat dihindari bahwa setiap perbuatan memiliki dampak, baik positif maupun negatif. begitu juga dengan memiliki circle di dunia perkuliahan. Memiliki circle pertemanan berarti memiliki orang-orang yang saling mendukung satu sama lain. Apabila melakukan sesuatu yang sekiranya salah, teman dalam satu circle juga akan saling mengingatkan.
Selain itu, memiliki orang terdekat di sekitar juga mendorong rasa nyaman bagi kita untuk melakukan sesuatu. Memiliki circle pertemanan di perkuliahan juga membuat kita untuk saling memberi informasi yang membangun baik untuk diri sendiri maupun circle kita. Memiliki circle pertemanan yang baik juga akan mempengaruhi kita dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, tidak dapat dipungkiri juga bahwa circle pertemanan juga memiliki dampak negatif. Memiliki circle pertemanan dalam menimbulkan rasa eksklusivitas dalam diri maupun circle. Membuat orang yang sudah terbiasa di circle tidak mau membuka diri untuk berinteraksi dengan orang lain dan merasa circlenya yang paling unggul daripada yang lain.
Hal ini dapat menyebabkan setiap individu yang ada di circle tersebut kurang berkembang. Circle yang terlalu banyak mengandalkan teman juga dapat menyebabkan individu menjadi people pleaser. Istilah ini sedang ramai digunakan untuk menyebutkan orang yang selalu menuruti permintaan orang lain bahkan sampai merugikan diri sendiri. Selain itu, terlalu bergantung pada teman-teman satu circle juga dapat menyebabkan ketergantungan dan tidak dapat hidup mandiri.
Circle Pertemanan yang Toxic
Suatu hubungan pertemanan yang berada di lingkungan sekitar seseorang tak jarang memberikan efek negatif dalam diri seseorang tersebut. Maraknya circle pertemanan toxic pada saat ini merupakan sebuah permasalahan yang kerap dihadapi di lingkungan sosial. Banyak dari mahasiswa yang masih terjebak dalam lingkaran toxic ini, contohnya seperti adanya eksklusivitas, saling menggunjing, ajang gengsi antar anggota circle, kurang support yang membuat diri sendiri tidak berkembang, tidak ingin bergaul dengan orang lain yang bukan anggota circle, dan masih banyak lagi. Ada beberapa yang merasa takut, apabila ia meninggalkan circle tersebut maka ia tidak memiliki teman lagi. Permasalahan tersebut harus segera diatasi, karena jika dibiarkan akan menjamur dalam hubungan pertemanan dan berdampak buruk bagi diri seseorang atau orang lain. Apabila sudah merasa dewasa, patutnya bisa mengambil keputusan untuk memperbaiki lingkaran pertemanan agar menjadi baik atau menjauhinya.
Circle pertemanan yang Ideal
Circle yang baik tergantung pada sifat setiap anggota di dalamnya. Jika sudah masuk dalam sebuah circle, seseorang tersebut harus mengetahui apakah circle tersebut cocok untuk diri kita sendiri atau tidak. Dalam circle pertemanan yang baik, kita tidak membutuhkan alasan untuk selalu membutuhkan dukungan, begitu juga sebaliknya. Circle pertemanan yang ideal seharusnya dapat menjadi lingkup pertemanan baik dan akan saling mendukung untuk terus melakukan kebaikan, seperti memberikan dukungan setiap keputusan yang diambil, akan tetapi apabila keputusan tersebut salah atau tidak baik seluruh anggota circle dapat saling mengingatkan. Selain itu, ada kepentingan yang saling menghargai orang lain, saling kompromi, intinya setiap orang punya boundaries, dan jangan terjerumus ke hal negatif.
Konten Kolaborasi Lppm Kreativa × UKMF Al-Huda
Penulis: Khrisna Ayu dan Nevilia Adina
Editor: Khrisna Ayu dan Nevilia Adina