Advertisement Section

Inventing Anna: Kisah Penipu Berkedok Sosialita

“Seluruh kisah ini nyata, kecuali bagian yang epenuhnya  dibuat-buat”

Pada awal Februari 2021, Netflix merilis serial baru berjudul Inventing Anna. Cerita dari serial ini diangkat dari kisah nyata seorang Anna Delvey atau yang bernama asli Anna Sorokin. Dia adalah seorang warga Rusia yang pindah ke New York dan asal-pura menjadi pewaris kaya raya Jerman. Ia hidup glamor dengan penuh relasi bersama kaum sosialita kelas atas serta segelintir orang penting di New York. Dengan relasinya yang kuat, dia dapat melakukan penipuan besar-besaran ke beberapa kenalan, hotel, hingga bank. Total kerugian yang telah ditimbulkannya mencapai $275.000.

Fokus film ini mengambil sudut pandang Vivian Kent (diperankan oleh Anna Chlumsky) seorang jurnalis yang ingin mengulik kisah Anna Delvey (diperankan oleh Julia Garner). Pada fase terendah, Vivian yakin cerita Anna Delvey yang dianggapnya eksentrik dan menarik itu dapat mengembalikan reputasinya yang hilang. Meliput kasus Delvey bukan suatu hal yang mudah bagi Vivian. Ia menemui banyak kendala, mulai dari pihak redaksi yang tidak setuju, narasumber yang sulit diajak berkomunikasi, hingga masalah pribadi dan dianggapnya suatu penghalang. Karakternya yang tangguh, dan sedikit keras kepala membuat berani untuk membuktikan prosedur agar bisa meliput kasus Delvey.

Cerita dimulai dengan pertama kalinya Anna Delvey. Ia tetap datang ke persidangan dan berbicara kepada pengacara Delvey, Todd Spodek, meskipun kasus yang diajukan tidak disetujui oleh pihak editor. Todd yang menolak menunjuk atau memberikan keterangan yang membuat Vivian nekat mengunjungi Anna di penjara yang tidak tahan. Anna sendiri bukan orang yang mudah dihadapi. Vivian memutar otak agar Anna diwawancara. Dia akhirnya berjanji kesepakatan yang disukai oleh Anna, yaitu agar membuat Anna terkenal.

Baca Juga: Citra Pegawai Keuangan dalam Sastra Indonesia

Vivian memulai penelusurannya dengan postingan instagram Anna. Salah satu postingan itu menuntunnya kepada para narasumber yang akan diinvestigasinya. Val dan Nora adalah narasumber pertama yang mengenalkan Anna pada para sosialita dan orang-orang berpengaruh di kalangan masyarakat kelas atas. Dari keduanya diketahui bahwa Anna meninggalkan Val dan Nora atau lebih tepatnya ditemukan setelah ketahuan menggunakan kartu kredit Nora untuk membeli barang-barang mewah setelah ia mendapatkan targetnya.

Dengan koneksinya yang kuat beserta identitas yang dijanjikan, Anna berhasil menggaet arsitek, desainer, dan kolektor ternama. Tokoh seperti Gabriel Calatrava, Sasha Thomas, dan Richard Lavin akhirnya bergabung dalam pendirian yayasan seni dan klub sosial eksklusif milik yang bernama Anna Delvey Foundation. Anna lalu mendekati Alan Reed, seorang pengacara dan konsultan, dalam peminjaman dana dari instansi keuangan seperti City National Bank dan Fortress.

Agar lebih meyakinkan investor, Anna menunjukkan gaya hidupnya yang glamor dengan mengadakan pesta yang mewah, menginap di hotel elit selama berbulan-bulan, membeli barang-barang mahal, dan liburan eksklusif di Maroko. Neffatari Davis, teman Anna sekaligus pelayan hotel yang menginap, mendeskripsikan Anna Delvey sebagai sosok yang sangat royal. Anna menghasilkan uang setiap harinya untuk berbelanja dan memberikan tip $100 pada pelayan hotel. Meskipun awal dari Anna didasari oleh keinginan finansial, namun akhirnya Neff menjadi satu-satunya teman Anna di kota New York. Beda lagi dengan teman Anna yang lain, yaitu Kacy Duke dan Rachel Williams.

Kacy Duke adalah seorang personal trainer  yang disewa Anna, sedangkan Rachell Williams adalah seorang pekerja di majalah mode Vanity Fair.Mereka bertiga bersama Neff menikmati gaya hidup kelas atas yang glamor berkat Anna. situasi ketika Anna, Kacy, dan Rachel sedang berlibur di Maroko. Kartu kredit Anna ditolak dan tidak dapat digunakan sehingga Rachel menawarkan untuk menggunakan kartu kredit perusahaannya sebagai jaminan pembayaran hotel, akomodasi, dan sebagainya. Pada kondisi yang sama, Fortress ingin melakukan pemeriksaan di latar belakang keluarga Anna sebagai syarat penyetujuan peminjaman. Karena gagal mendapat kredit, Anna tidak bisa mengembalikan uang Rachel. Setelah berbulan-bulan dalam dilema dan kecewa, Rachel akhirnya melaporkan Anna atas tuduhan penipuan.

Film ini tidak hanya menyajikan drama, juga membahas tentang jurnalisme, psikologis, hubungan pertemanan, pengaruh keluarga, tetapi juga yang lebih utama tentang emansipasi wanita. Anna Delvey mengilhami karya ini dengan esensi uang dan wanita yang ada dalam dirinya. Hal tersebut digambarkan lewat identitas wanita dalam sistem kapitalisme, serta diskriminasi wanita dalam masyarakat dan mobilitas sosial. Perbandingannya adalah bagaimana Vivian Kent merasa kecewa dengan satu kesalahan, namun Alan Reed justru mendapat promosi setelah membuat perusahaannya hampir bangkrut. Kurangnya kepercayaan serta marginalisasi terhadap wanita adalah satu hal penting yang ditekankan dalam film ini.

Karakter Anna sendiri menjadi pembawa utama dalam cerita bahkan setelah dibandingkan dengan banyak karakter menarik lainnya. Anna digambarkan sebagai sosok yang licin, arogan, namun brilian. Dia membuat korbannya tertuntuk malu di pengadilan karena berhasil ditipu oleh gadis muda berumur 25 tahun yang bahkan tidak punya pengalaman kerja. Anna juga seorang narsistik sejati. Dari kesepakatannya dengan Vivian dan bagaimana mengubah ruang pengadilan menjadi arena Fashion Show dengan baju-baju mewah pilihan penata busan pribadi. Anna ingin menjadi terkenal, bahkan dalam situasi terburuk sekalipun.

Netflix mengemas film adaptasi secara apik dan mendetail. Bahkan di dalam lemari sekalipun, baju-baju yang dipakai Anna di dalam pengadilan dibuat dengan bangga. Pengembangan kisah berbasarkan berbagai sudut pandang karakter membuat cerita menjadi menarik untuk diikuti. Namun terdapat beberapa plot holedalam cerita yang membuat film ini kurang lengkap. Seperti bagaimana cara Anna membuat Alan Reed ingin melihatnya, lalu apakah editor Vivian akhirnya membuat pernyataan agar mengembalikan reputasinya. Hal tersebut tidak dijelaskan dalam cerita. Pada akhirnya, film ini juga tidak sepenuhnya menjawab bagaimana cara Anna Delvey mengelabui orang-orang kaya di New York. Tetapi hal itu tidak dapat dijadikan kekurangan karena film ini diangkat dari kisah nyata, kecuali bagian yang sepenuhnya dibuat-buat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Previous post Kelabu Tugasku Hingga Kalbuku
Next post Cermin Pemisah Kebahagiaan