Proyektor Hilang di Gedung PKM, Regulasi Peminjaman Kunci Gedung Dipertanyakan
HIPER (Himpunan Mahasiswa Pendidikan Bahasa Perancis) mengalami kejadian yang merugikan. Pada permulaan Maret, HIPER menyelenggarakan sidang umum yang mengharuskan penggunaan proyektor. Untuk menutupi kebutuhan itu, pihak HIPER meminjam proyektor milik gedung Mohammad Yamin atau lebih dikenal dengan Gedung Pusat Layanan Akademik (PLA). Namun, setelah sidang umum diselenggarakan di aula lantai dua Gedung Chairil Anwar pada hari Sabtu, proyektor yang pihak HIPER pinjam dari Gedung Mohammad Yamin hilang setelah disimpan oleh seksi perlengkapan di sekretariat di Gedung Chairil Anwar yang kondisinya tidak terkunci karena kerusakan pada kunci pintu sekretariat.
Menurut pengakuan Firman Maulana selaku ketua HIPER, kehilangan proyektor baru disadari pada hari Selasa, saat panitia ingin mengembalikan proyektor tersebut ke Gedung Mohammad Yamin. Firman mengatakan bahwa proyektor seharusnya dikembalikan pada hari Senin karena pengembalian proyektor hanya bisa dilakukan di hari kerja. Akan tetapi, kendala muncul di hari Senin yang membuat mereka kembali menunda pengembalian proyektor.
“Tapi, hari Senin itu, waktu teman-teman dari perkap (perlengkapan) mau balikin ke PLA, kunci PKM lagi dipinjam sama cleaning service. Jadi, temen-temen perkap itu pas mau balikin nggak bisa masuk ke PKM karena kuncinya dibawa dan nggak tahu cleaning service-nya di mana,” ungkap Firman. Ia mengatakan bahwa Gedung PKM (Pusat Kegiatan Mahasiswa) kembali terkunci saat sore dan petugas kebersihan yang membawa kunci sulit dihubungi sehingga panitia harus menunda kembali pengembalian proyektor.
“Terus, (pada hari) Senin sempet ada cleaning service, nah ya, kita bukannya mau suudzon, cuma sempat ada kepikiran apa mungkin cleaning service (berkaitan dengan kasus ini) gitu. Terus awalnya udah mau nyari, udah izin juga ke ketua buat nyari ke sekre masing-masing ormawa gitu. Dan dari yang kita cari, sih, (proyektor itu) nggak ada dari ruangan masing-masing ormawa. Cuma, yang agak janggal buat kita (HIPER), padahal di sekre (sekretariat) kita, laptop saya juga sempat ketinggalan. Tapi laptop saya nggak hilang, gitu. Kenapa proyektor yang hilang, kita juga masih agak bingung.”
Untuk saat ini, pihak HIPER mengambil tindakan dengan melapor pada pihak fakultas dan satpam setelah tidak mendapatkan hasil dengan mencari sendiri. HIPER juga menyiapkan dana untuk berjaga-jaga apabila sewaktu-waktu mereka diminta untuk mengganti rugi. Firman menyebutkan bahwa tidak ada saksi dalam kasus ini, sedangkan petugas kebersihan yang pada hari Senin memegang kunci tidak dapat dihubungi sampai kami mewawancarai Firman. Selain itu, tidak ada CCTV yang mengarah ke bagian Gedung Chairil Anwar. Ketiga hal ini, menurut Firman, menjadi kendala proses pengusutan kasus proyektor hilang ini.
Berkaitan dengan kasus ini, Firman menyebutkan bahwa regulasi peminjaman kunci gedung kepada pihak luar mahasiswa menjadi kelemahan dari keamanan gedung kampus yang menurut Firman seharusnya sudah bagus. Ketua HIPER ini juga berharap setidaknya pihak HIPER tidak diminta ganti rugi atas kehilangan properti ini. Kendati begitu, ia menyebutkan bahwa HIPER sudah siap untuk bertanggung jawab.
** Awak media LPPM Kreativa sudah mencoba meminta keterangan dari satpam untuk wawancara terkait masalah hilangnya proyektor. Namun, hingga saat ini pihak satpam tidak bersedia untuk memenuhi permintaan wawancara.
Penulis: Najwa Aulia Fatihah
Editor: Heppi Rachma