

Lppmkreativa.com- Arak-arakan kembali hadir memeriahkan Wisuda Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) periode Mei ini, Sabtu (27/5/2023). Arak-arakan wisudawan ini diinisiasi oleh BEM KM FBSB yang dikoordinasi oleh setiap ormawa FBSB. Arak-arakan diramaikan dengan kirab kesenian tradisional, iringan musik gamelan, dan mobil hias.
“Arak-arakan kali ini diinisiasi oleh BEM, dengan dikoordinasi oleh ormawa masing-masing. Lewat forum ormawa, kami mengajak ormawa-ormawa di FBSB untuk menyambut wisudawan dengan arak-arakan,” ujar Ulum, Ketua BEM FBSB, saat ditemui di Gedung PKM tadi siang.
Arak-arakan berlangsung dengan meriah. Tiap-tiap ormawa mengibarkan bendera himpunan sepanjang jalan dari Gedung Olahraga (GOR) UNY menuju Fakultas Bahasa, Seni, dan Budaya (FBSB).
Selain itu, hadirnya kirab kesenian tradisional dari Forum Mahasiswa Pecinta Seni dan Seniman Indonesia (Formatasindo) menambah kesan menarik tersendiri bagi arak-arakan kali ini. Mayoritas mahasiswa Formatasindo berasal dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kamasetra UNY, UGM, dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Mereka antusias menyambut para wisudawan FBSB, khususnya Bapak Dr. Drs. Sukisno, M.Sn., Dosen Pendidikan Bahasa Daerah (PBD) yang telah usai masa studi S3-nya. Kirab kesenian tradisional diiringi dengan lantunan musik gamelan dan mobil yang dihias dengan menarik.
“Arak-arakan ini sebagai wujud rasa syukur kita atas wisudanya Pak Sukisno yang mendapatkan gelar doktornya. Arak-arakan ini juga disokong oleh teman-teman Formatasindo yang berasal dari UKM Kamasetra UNY, warga FBSB, UGM, UNY, dan UIN Jogja. Arak-arakan dimeriahkan dengan kirab kesenian, iringan musik tradisional (gamelan) dan mobil yang dihias,” ujar Haris, salah satu peserta kirab tradisional.
Sukisno, wisudawan S3, merasa kaget ketika dijemput oleh iringan musik gamelan dan tari-tarian daerah. Dirinya berharap mahasiswa selalu merawat dan melestarikan kesenian tradisional.
“Sejujurnya saya sangat kaget, datang dengan alunan musik tradisi (gamelan) membuat saya terharu. Ini bentuk kepedulian teman-teman. Saya selalu mengajak mereka nguri-nguri dan ngurip-urip seni dan budaya tradisional,” ujarnya.
Haris berharap bahwa momen arak-arakan ini sebagai momen kebahagiaan, harapan, dan doa bagi mahasiswa khususnya wisudawan. Ia berpesan agar momen arak-arakan jangan hanya dijadikan sebagai formalitas dan keterpaksaan, tetapi sebagai totalitas mahasiswa dalam menyambut wisudawan.
“Harapan saya bagi teman-teman yang sekarang masih aktif, jadikan momen arak-arakan (ini) sebagai kebahagiaan, harapan, serta doa. Jangan hanya dijadikan formalitas dan keterpaksaan belaka, nanti jatuhnya tidak gayeng,” ujarnya.
Penulis: Rendy gl
Reporter: Rendy gl, Febia Catur, Maya Alfina, dan Muis Dela
Editor: Salma Najihah