
Tidur yang Berisi
Acara belum dimulai, tapi orang yang bertanggungjawab memulai acara sudah t***r duluan (malah ada yang bilang dia mabok). Usut punya usut, yang bersangkutan malah lupa kalau sedang punya acara. Akibatnya banyak orang yang datang ke acara tidak tahu mau ngapain.
Peristiwa semacam ini sudah sering terjadi di depan mata. Banyak orang membuat acara, tapi nggak tau acaranya buat apa. Termasuk pemilik acara yang t***r di tengah acara. Berencana mendidik banyak orang, malah tidur di depan banyak orang.
Konon katanya, orang yang t***r telah bekerja keras untuk menyiapkan acara. Sehingga lupa untuk menyiapkan tidurnya sendiri, yang notabene adalah kebutuhan yang paling penting.
Oleh karenanya, saya berharap pembaca yang budiman (bukan mantan saya, apalagi mantan anda) jangan sampai lupa tidur. Karena di dalam mata yang sehat, terdapat tidur yang kuat.
Sebenarnya saya ingin menyudahi tulisan ini. Akan tetapi, karena banyak yang bilang tulisan yang baik adalah tulisan yang berisi, jadi saya akan memberi isi pada tulisan saya.
Sesuai dengan pembahasan saya, akan saya ajari pembaca untuk melakukan tidur yang berisi. Tidur yang berisi adalah tidur yang ada mimpinya. Mimpi yang tidak sekadar bunga hiasan saja, tetapi mimpi yang dapat mendorong pemiliknya untuk lebih baik.
Lalu bagaimana mimpi yang baik di dalam tidur yang kuat itu? Rupa-rupanya saya tidak punya patron yang digunakan untuk mengkategorikan mimpi yang baik.
Bukankah kita lebih banyak hidup di dunia nyata, daripada mimpi dalam tidur? Itu artinya, semua yang saya katakan tentang tidur sebelumnya merupakan kesalahan.
Kalau terlalu banyak tidur, akan seperti penanggungjawab acara yang t***r pada bagian awal tulisan ini. Wasalam.