Tips Ormawa Produktif

[EDISI MAGANG]

Penulis: Vivi Kusumaningrum | Editor: Risma Triana

Dalam sebuah organisasi mahasiswa, tentunya anggota menginginkan agar organisasi yang diikuti dapat berjalan dengan lancar serta dapat menyelesaikan semua program kerjanya dengan maksimal. Ormawa yang ingin mencapai tujuan yang telah disepakati bersama tersebut tentu harus produktif dalam segala hal. Banyak hal yang dibutuhkan guna mencapai produktivitas tersebut, diantaranya kebutuhan dana untuk sarana prasarana, acara atau event yang akan diadakan, serta perlengkapan lain yang dirasa penting untuk menunjang kegiatan ormawa.

Ormawa dapat menggunakan fasilitas kampus demi kelancaran pelaksanaan kegiatan. Akan tetapi, tak jarang tarif yang dikenakan oleh pihak kampus tidak sesuai dengan dana yang dimiliki oleh ormawa. Hal itu membuat para anggota ormawa harus berpikir dan berusaha mencari cara untuk mendapat dana tambahan agar bisa digunakan untuk biaya oprasional tersebut. Ada beberapa tips yang bisa dilakukan ormawa untuk mendapat dana tambahan.

Salah satu cara yang dapat dilakukan saat ini adalah dengan berwirausaha. Berwirausaha banyak digeluti mahasiswa pada zaman sekarang, contohnya usaha dalam bidang makanan yang populer, fashion dan aksesoris yang sedang trendi, serta usaha dalam bidang jasa. Untuk promosi dan pemasarannya dapat memanfaatkan media digital yang kemudian dikemas secara menarik agar mampu menarik minat konsumen.

Baca Juga: Kuliah Kok Mahal: Mengungkap Kapitalisme Pendidikan

Seperti yang dibahas sebelumnya, untuk memulai tips yang pertama ini, produk yang ditawarkan harus disesuaikan dengan apa yang paling banyak diminati para mahasiswa. Banyak ormawa yang menawarkan makanan ringan maupun makanan cepat saji, untuk itu kita dapat membuat versi baru dari makanan yang sudah banyak dijual sebelumnya. Mulai dari menambah variasi rasa, mengubah kemasan menjadi lebih menarik atau bisa dengan membuat versi baru dari menu yang dimaksud.

Berikutnya anggota ormawa juga dapat memilih untuk menjual aksesoris handmade yang sedang banyak diminati, seperti tas dan aksesoris manik-manik lucu ala cewek kue misalnya. Selanjutnya usaha dalam bidang jasa juga patut diperhitungkan, misalnya menjadi admin copywriting atau membuat konten dimedia sosial  yang menarik agar mendapatkan endorse. Dengan berwirausaha dan memanfaatkan waktu untuk lebih produktif, harapannya dapat menambah pemasukan dana ormawa.

Selain berwirausaha, ormawa juga turut andil dalam koneksi antar ormawa lainnya. Hal tersebut mampu menumbuhkan jiwa solidaritas dan relasi ormawa. Banyak informasi baru yang dapat diperoleh melalui komunikasi antar ormawa. Dengan berkolaborasi dalam hal event, ajang kompetsisi, wirausaha, dan hal yang dapat mendukung solidaritas lainnya. Sesama ormawa kita juga dapat berbagi pengalaman maupun permasalahan yang dihadapi ormawa lainnya. Tentu hal ini membuka jalan untuk solusi permasalahan.

Baca Juga: Keresahan Mahasiswa akan Tarif Layanan di FBSB

Langkah produktif ormawa yang ketiga yaitu dengan mengeksplor kemampuan menulis dan mempublikasikan melalui media cetak maupun elektronik. Walaupun tak semua ormawa menggeluti bidang menulis, mereka juga tidak masalah untuk mencoba membuat tulisan yang dapat diunggah di media sosial. Seperti curhatan oramawa, quotes of the day, dan lain sebagainya. Atau isi tulisan yang berisi keluh kesah mahasiswa yang dikemas apik dalam sebuah novel maupun cerpen. Sekarang ini sudah banyak aplikasi menulis berbayar. Jika hal menulis dilakukan secara konsisten dan tekun, maka akan membuahkan hasil.

Tiga Langkah itu lah yang membuat ormawa sekiranya lebih produktif dan mandiri. Hal ini bukan tanpa alasan dilakukan. Kreativitas, peningkatan sumber daya manusia, dan menambah pemasukan kas ormawa juga sangat penting. Terlebih lagi jika terdapat peningkatan tarif dalam fasilitas layanan kampus. Hal ini dapat membantu oramawa dalam menghadapi permasalahan tersebut.

One thought on “Tips Ormawa Produktif

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Previous post Kuliah Kok Mahal: Mengungkap Kapitalisme Pendidikan
Ilustrasi Kelereng Kusut: Piala Dunia yang Malang Next post Kelereng Kusut: Piala Dunia yang Surut