UNY Ikuti FKMKI untuk Pertama Kali
Yogyakarta — Himpunan Mahasiswa Seni Rupa dan Kriya (Hima Seruker) FBS UNY untuk pertama kalinya mengikuti agenda Pameran Seni Kriya yang bertajuk Surprise 11, pada Senin (23/10) hingga Kamis (26/10), di Bale Banjar Sangkring, Bantul.
Acara ini merupakan agenda rutin yang diselenggarakan FKMKI selama sebelas tahun terakhir.
Tahun ini juga merupakan tahun pertama Hima Seruker bergabung ke dalam Forum Komunikasi Mahasiswa Kriya Indonesia (FKMKI). “Tahun ini kita baru bergabung FKMKI, jadi tahun ini masih sebagai anggota baru,” kata Hakim Al Ghaffaru, Ketua Hima Seruker UNY.
Sebagai anggota baru, lanjut Hakim, Seruker sudah bisa berkontribusi dalam acara ini.
UNY menyumbang karya kriya yang berjudul “Buto” karya Pemi Anisa Wardani. Hakim menuturkan, “Tahun ini UNY berkontribusi dengan mengirim enam karya, satu karya masuk pameran.”
Sebelumnya, UNY sempat diundang dalam acara yang sama, akan tetapi belum bisa bergabung dikarenakan berbagai kendala. Bahkan, pada tahun 2012, Seruker pernah mengirimkan karya untuk pameran Suprise, namun berhenti di tahun itu pula.
“Kemarin sempat diajak pula, tetapi dari kepengurusan Hima sebelumnya tidak sanggup dan akhirnya tahun ini, Alhamdulillah UNY menyanggupi undangan yang diberikan oleh ISI,” jelas Hakim.
Menurutnya, pameran ini memberikan pengalaman yang luar bisa dan patut untuk diapresiasi. “Saya sangat mengapresiasi teman-teman panitia khususnya, ini merupakan gebrakan baru karena bentuk pameran kriya yang dikemas dengan sangat bagus dan tertata,” tuturnya.
Hima Seruker juga berkeinginan menjadi tuan rumah dari acara ini. Akan tetapi, untuk tahun-tahun ini akan memperbaiki Hima Seruker terlebih dahulu. Sehingga, ketika mendapat tongkat estafet menjadi tuan rumah, akan dapat menjamu tamu dengan baik dan tidak setengah-setengah.
Bergabungnya Seruker dalam FKMKI dinilai sebagai sesuatu yang sudah seharusnya. UNY adalah satu-satunya kampus dengan jurusan Pendidikan Seni Kriya di FKMKI, berbeda dengan delapan kampus lain yang jurusannya adalah Seni Kriya Murni.
Menurut Hakim, kegiatan ini dapat membuka pandangan mengenai Seni Kriya murni. “Di situ kami ingin menunjukkan bahwa pendidik itu sebagian adalah murni, kita nggak boleh melupakan murni,” pungkasnya.