Alzheimer Disease Educational Park: Inovasi Taman Edukasi Alzheimer Karya Mahasiswa UNY
Yogyakarta (19/09/2021) – Bagaimana jika momen indah selama tahun-tahun yang kita habiskan bersama keluarga terlupakan sedikit demi sedikit? Atau bagaimana jika kita mengamati orang yang kita sayangi perlahan-lahan sulit melaksanakan kegiatan sehari-harinya?
Kemungkinan di atas bisa menyerang sispa pun terutama bagi lansia. Lansia merupakan salah satu golongan orang-orang yang rentan mengalami kepikunan, penurunan kondisi fisiologis, maupun fungsi kognitif. Hal ini menyebabkan mereka kesulitan melakukan kegiatan sehari-hari. Gejala-gejala tersebut disinyalir menjadi tanda dari penyakit Alzheimer yang bisa menyerang siapa saja terutama lansia. Menurut data Alzheimer’s Disease International tahun 2015, prevalensi Alzheimer semakin meningkat seiring bertambahnya usia. Prevalensi Alzheimer pada laki-laki berusia 65 tahun sebesar 0,6%, sedangkan perempuan 0,8%. Angka ini meningkat drastis. Di mana pada usia 85 tahun, prevalensinya menjadi 11% pada laki-laki dan 14% pada perempuan.
Data kenaikan penderita Alzheimer tersebutlah yang melatarbelakangi lima mahasiswa UNY, yaitu Rafli Sodiq Bagaskara (Prodi Psikologi), Mardhotillah Chusna Aslimah (Prodi Teknologi Pendidikan), Muhammad Fatah Fachrial Al Fayyadi (Prodi Teknologi Pendidikan), Aprilia Fajar Anandawati (Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia), dan Santi Mustikasari (Prodi Pendidikan Administrasi) dalam membuat gagasan futuristik dan konstruktif, Alzheimer Disease Educational Park.
Baca Juga: The Murder of Roger Ackroyd: Saksi Palsu
“Saya mengamati aspek kesejahteraan yang masih terabaikan pada lansia. Lansia mengalami perubahan kondisi fisiologis ynag membuat rentan terserang penyakit. Salah satunya yang sering terabaikan, seperti gejala-gejala kepikunan yang mengarah pada Demensia tipe Alzheimer. Kepikunan kronik ini menyebabkan lansia kehilangan memori, tidak mampu mengenali keluarga mereka sendiri bahkan melaksanakan kegiatan sehari-hari. Edukasi terkait langkah promotif dan preventif Alzheimer memegang peranan penting dalam menangani masalah ini. Hal tersebutlah yang memicu terciptanya inovasi Alzheimer Disease Educational Park,” ujar Rafli Sodiq Bagaskara, Ketua Tim PKM-GFK Alzheimer Disease Educational Park.
Alzheimer Disease Educational Park memiliki ruang-ruang yang diharapkan dapat membantu penderita, masyarakat, maupun caregiver/perawat. Secara spesifik (dari kiri atas ke kanan bawah) terdapat ruang Psychoeducational Room for Beginner, Psychoeducational Room for Caregiver, Games of Cognitive Stimuli Room, dan Audio Visual Room, Library, Consultation Room, Social Support Room, dan Ruang Terbuka Hijau.
Ruang-ruang Alzheimer Disease Educational Park diharapkan memberikan penanganan maksimal kepada para penderita Alzheimer dalam mencegah dan mengurangi kerusakan fungsi otak. Melalui gagasan Alzheimer Disease Educational Park diharapkan dapat memberikan informasi, gagasan, serta solusi nyata dari permasalahan penyakit Alzheimer yang dialami oleh banyak lansia.