Advertisement Section

Jalanan yang Menjadi Sumber Penghidupan

Yogyakarta – Rinai hujan membasahi jalanan Jogokariyan yang dipadati oleh para pemburu takjil pada hari ke-tujuh puasa. Sore hari di awal Ramadan tahun ini begitu riuh di Kampoeng Ramadan Jogokariyan.

Kampoeng Ramadan Jogokariyan digelar di sepanjang Jalan Jogokariyan yang cukup luas. Dibuka pada pukul 15.00, pasar ini sudah ramai diserbu pengunjung untuk mendapatkan hidangan buka puasa.

lppmkreativa
Foto: LPPM Kreativa

Kampoeng Ramadan Jogokariyan diselenggarakan oleh pengurus Masjid Jogokariyan sejak tahun 2005. Masjid yang terletak di Manterijeron ini merupakan masjid yang tergolong aktif di Kota Yogyakarta. Selain Kampoeng Ramadan, di sana juga sering diadakan acara keagamaan yang diisi oleh ulama-ulama besar.

Tak pelak, Pasar Tiban ini dipadati lebih dari 300 pedagang yang berasal dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Pedagang yang turut mengais rezeki dari event tahunan ini pun tidak hanya berasal dari kawasan setempat. Namun, juga berasal dari luar kota.

“Saya asli Sleman, ini baru pertama kali saya jualan di sini,” ungkap seorang perempuan paruh baya bernama Ani. Ia menjual minuman yang sedang marak di masyarakat, yaitu es kepal.

lppmkreativa
Foto: LPPM Kreativa

Kampoeng Ramadan ini menawarkan berbagai jenis makanan dan minuman. Mulai dari kuliner tradisional hingga kekinian. Akses menuju lokasinya pun tidak sulit, hanya berjalan sejauh satu setengah kilometer ke arah selatan dari Pojok Beteng Wetan.

Kampoeng Ramadan ini cukup diminati oleh pengunjung, baik untuk berbelanja maupun sekadar menghabiskan waktu ngabuburit.

Tidak sedikit dari para pedagang yang beralih profesi sejak Kampoeng Ramadan Jogokariyan dibuka pada tanggal 17 Mei 2018. Mereka mengaku mendapat penghasilan berlipat ganda dibandingkan biasanya.

Salah satunya adalah Ibu Sri Pujiastuti, seorang penjual pecel mengungkapkan, “Ya memberikan jalan rezeki. Jadi lebih banyak pendapatannya dibandingkan jualan hari biasanya.”

Ia biasanya berjualan angkringan di Jalan Bantul. Tahun ini adalah tahun pertamanya berjualan di Kampoeng Ramadan Jogokariyan. “Ya lumayan, laris. Meskipun hujan, banyak peminat pecel untuk buka puasa,” katanya.

lppmkreativa
Foto: LPPM Kreativa

Lain halnya dengan Ibu Sri, Ibu Ani baru pertama kali menjadi pedagang. Katanya, Kampoeng Ramadan Jogokariyan yang begitu ramai membuatnya tergiur untuk turut mencari rezeki di sana.

“Senang banget. Selama ini kan aku jadi konsumen aja. Sekarang ini baru pertama kali aku yang jualan,” tuturnya.

Selain itu, tambahnya, untuk berjualan di Kampoeng Ramadan Jogokariyan tidak dipungut biaya. “Palingan hanya ngasih infaq sukarela,” tutupnya. ***

(Apriliasa/Rambu Prihatin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Previous post Sambut Ramadan, Karangmalang-Kuningan Gelar Pasar Ramadan
Next post Atmosphere of Reality – Menjadi Nyata dengan Berpameran