Atmosphere of Reality – Menjadi Nyata dengan Berpameran
Yogyakarta – Akar Serabut II “Atmosphere of Reality” merupakan pameran seni yang diadakan oleh SMKN 3 Kasihan Bantul. Pameran berlangsung selama tiga hari, mulai tanggal 26-28 Mei 2018.
“Akar Serabut II mengambil judul ‘Atmospehere of Reality’ karena kami merupakan generasi milenial dan selalu bergantung pada teknologi. Dengan pameran ini, kami ingin menunjukkan bahwa kita tidak hanya seperti itu (milenial), jadi kami juga ada di atmosfer yang nyata dengan berpameran. Sebagai pelaku seni, kami membuat pameran,” ujar Nafika, selaku ketua pelaksana.
Pameran tersebut menampilkan karya dari 230 siswa kelas XII SMKN 3 Kasihan Bantul. Pameran yang diadakan di Taman Budaya Yogyakarta (TBY) ini merupakan tantangan ujian akhir untuk kelas XII.
Nafika mengatakan, “Ini adalah karya dari tujuh jurusan yang ada di SMKN 3 Kasihan Bantul. Seni murni berupa Seni Lukis dan Patung. Seni terapan berupa Desain Komunikasi Visual (DKV), Animasi, Kriya Kreatif Batik dan Tekstil, Kriya Kreatif Keramik, dan Kriya Kreatif Kayu dan Rotan.”
Pada hari pertama pameran, mereka menampikan live music dan bazar sebagai acara pembuka. Pada hari kedua, diadakan creative spembuk, dan dilanjutkan penutupan pada hari ketiga.
“Penutupan dimulai jam 8. Nanti menampilkan band-band dari alumni dan pembagian hadiah lomba,” ujar Nafika, “untuk lombanya yaitu komik strip dan fotografi,” tambahnya.
Pengunjung yang datang ke pameran cukup beragam. Mulai dari pelajar, mahasiswa, sampai pengamat seni. “Kunjungan saya sebagai bentuk apresiasi kepada teman-teman SMSR. Acaranya bagus, banyak karya yang ditampilkan,” ucap Feri Ardiansyah.
“Saya sudah dua kali berkunjung ke pameran seni SMSR, bedanya tahun ini lebih variatif,” imbuhnya.
Acara di Taman Budaya Yogyakarta ini banyak menarik minat pengunjung. Salah satunya, Maztok, dari Sanggar Bambu yang mengaku wajib datang ke setiap kegiatan di TBY. “Saya punya kewajiban untuk datang setiap ada kegiatan di TBY. Baik pameran seni, musik, maupun pagelaran patung,” ujarnya.
“Saya belum tahu sebelumnya, jika ini dibuat oleh siswa SMK. Ini harus diapresiasi dengan sangat luar biasa untuk memacu dan merangsang siswa terus aktif berproduksi,” jelas Maztok.
Menurut Maztok, acara semacam itu dapat diadakan secara rutin dan berkala. “Setidaknya setahun dua kali. Sehingga akan menjadi sebuah pemicu sekolah-sekolah lain untuk merangsang ke arah itu (pameran),” terang Maztok. *** (Nur Said/Mirna Safitri)