Advertisement Section

Kritik Kids Zaman Now, UTY dan STIE WW Suguhkan Teater Kolaborasi

Yogyakarta – Komunitas teater Trisula UTY (Universitas Teknologi Yogyakarta) berkolaborasi dengan teater Aset STIE Widya Wiwaha menggelar pentas teater bertajuk ES EM AA Sekolah Masa Akhir di Gedung APMD pada Rabu (22/11).

Pementasan teater ini mengangkat tema fenomena anak muda zaman sekarang. Menceritakan tentang budaya remaja yang sering kali menyimpang dari norma,  teater ini merupakan kritik sosial bukan hanya untuk generasi muda, melainkan juga untuk seluruh masyarakat Indonesia.

“Zaman sekarang anak SMA udah tidak karuan. Kita tahu di Indonesia baru kacau. Kita membutuhkan orang-orang yang cerdas dan mampu melihat kenyataan Indonesia seperti apa,” ungkap Pimpinan Produksi Pentas Kolaborasi, Adi Gaying (Dwi Jaha Sujarwadi), ketika ditemui seusai pentas.

Foto: Apriliasa

Pementasan yang disutradarai oleh Bagus Wahyu ini berawal dari keresahannya dan teman-temannya terhadap kemunduran moral yang terjadi.

“Berawal dai kegelisahan dan keresahan terhadap pemuda yang mengalami kemunduran moral ya, ‘kan banyak banget sekarang zaman klithih,  zaman oplosan dan seperti itulah,” kata Bagus.

Pementasan ini, lanjutnya, sekaligus merupakan bentuk keseriusan kedua komunitas teater untuk membangkitkan kembali komunitas teaternya. Sempat mengalami mati suri, teater Trisula bergandengan dengan teater Aset, yang baru saja berdiri pada Maret lalu, menggodhog naskah karya Tri Hardiyanto Prabowo untuk disuguhkan di atas panggung.

Meskipun sempat mengalami kendala teknis, pementasan teater yang diakhiri dengan pembacaan puisi ini dapat berlangsung sesuai rencana dan berakhir dengan tepuk tangan riuh para pengunjung.  “Sempat terkendala mati lisrik ya tadi, karena Jogja hujan dan angin kencang, tapi tidak apa-apa, permainan tetap berlanjut,” tutur Adi.

Menurut salah satu pengunjung, Anindita Rizki, kritik melalui pementasan teater ini juga  perlu disaksikan oleh pemerintah dan orang tua. “Perlu ditonton oleh Dinas Pendidikan atau dinas terkait dan orang tua, buat tamparan buat pemerintah bahwa budaya kids zaman now sudah kebablasan, dan butuh pendidikan berbasis moral,” jelasnya.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Previous post Awali Acara 8 Kota, Seruker Adakan Kampung Warna
Next post Talk Show Bersama Top Coffee Generation Challenge