Advertisement Section

PMS #3, Kolaborasi Melawan Sepi

Pentas Mbangne Selo ketiga (PMS #3) dengan tajuk “Kami Takut Ditusuk-tusuk Sepi” pada Kamis (12/09) malam digagas oleh divisi Sasmita Teater KMSI. Acara ini ditujukan sekaligus melibatkan mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), misalnya ormawa, yang menjadi penampil dalam acara tersebut.

PMS #3 memiliki tujuan untuk mengisi kesepian, seperti yang diungkapkan oleh kepala divisi Sasmita Teater, Noverico, “Karena menanggapi setelah adanya acara-acara besar, contohnya PKKMB, dan [setelah] itu [selesai] hanya menimbulkan kesepian. Karena [acara besar PKKMB] seperti agenda yang tidak berkelanjutan, dan tidak membuat asyik semua orang. Pada minggu-minggu ini belum ada apa-apa, dan ini adalah kesepian yang menyebalkan.Maka dari itu [kami] ada[kan] acara ini.”

PMS #3 diisi oleh penampilan musik, pembacaan puisi, membaca dramatik, dan live painting dari ormawa yang ada di FBS, seperti Hima Musik, Hima Seni Rupa dan Kerajinan (Seruker), Sangkala, Hima Pendidikan Bahasa Jerman (BDS), serta penampilan kolaborasi.

Tri Rahayu dan Lia Wulansari, mahasiswa Pendidikan Seni Musik, membawakan lagu di PMS #3. (Foto: Astria)

“Ini acaranya KMSI, berkolaborasi dengan semua jurusan. Bisa dibilang [ini acara] kolaborasi,” ujar Adlan, mahasiswa Pendidikan Seni Musik  angkatan 2017. “[konsepnya] Bagus, harus ada terus. Menurut saya enggak harus musik doang. Ini kan ada live painting juga, bagus. Karena kita kan FBS,” tambahnya.

Noverico mengatakan jika konsep dari acara ini dilakukan secara mendadak. Pada hari sebelumnya, Rabu (12/09) malam, Noverico mengatakan bahwa dirinya langsung menawari ormawa-ormawa yang akan tampil di acara PMS #3 tersebut. Noverico mengatakan bahwa dari berproses dalam kegiatan tersebut ia bisa mengenal teman-teman dari jurusan lain, seperti mengenal teman-teman dari Seruker.

Acara ini dihadiri oleh warga FBS, termasuk mahasiswa baru angkatan 2019, Onovi Andre Purnomo dan Ridha Safana misalnya, yang mengaku menikmati acara PMS #3.

pengerjaan live painting saat PMS #3. (Foto: Astria)

“Senang, kemarin juga ada stand up comedy, terus ada ini (PMS #3). Bisa nambah temen,” Kata Onovi, mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris angkatan 2019. Sepakat dengan Onovi, Ridha Safana, mahasiswa Pendidikan Bahasa Jawa, mengatakan dengan adanya PMS #3 dirinya menjadi tahu acara-acara di FBS.

Alfian Kurnia, mahasiswa Pendidikan Seni Musik angkatan 2017, mengutarakan harapannya dari terselenggaranya PMS #3, “Harapannya di sini (PMS #3) bukan hanya di seninya, tapi bisa membuka wawasan teman-teman, kan ada yang nggak tahu puisi, puisi itu kayak gimana, musik kayak gimana. Poinnya bisa ke orang luar juga, bisa mengedukasi yang lain kalau seni itu enggak cuma gambar dan musik, tapi ada bahasa juga.”

Bagi Burhan, acara ini bisa menjadi salah satu ajang untuk saling mengapresiasi seni. “Acara ini bisa menguatkan kekeluargaan. Sebagai ajang seni dan apresiasi. Bagaimana kita bisa menampilkan seni rupa,” kata Burhan Faris Setiawan, mahasiswa Pendidikan Seni Rupa angkatan 2018.

Noverico juga mengungkapkan harapannya. “Semua elemen di FBS, [seperti] ormawa-ormawa bisa saling kenal, warga-warganya saling berproses jika ada [acara] apa-apa. Dan tentunya dalam satu atap kita harus mengenal satu sama lain. Bisa bersilaturahmi antarwarga FBS dari berbagai macam jurusan,” pungkasnya. [*]

Baca TERAS di lppmkreativa.com atau tulisan Astria Lainnya.

One thought on “PMS #3, Kolaborasi Melawan Sepi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Previous post Bumi Manusia: Tawaran Tafsir, Tawaran Selera
Next post The Painted Bird: Sebuah Tragedi yang Tak Ingin Dilihat