YANG BARU DI ACARA EDSA NITE 2013
Malam Sabtu (11/1) Stage Tari diramaikan oleh acara EDSA Nite 2013. Acara ini berlangsung sejak pukul 19:00 hingga 23:00. Kegiatan ini merupakanprogram kerja akhir kepengurusan EDSA tahun 2012. Acara ini mungusung tema “Bianglala”. Bianglala disimbolkan sebagai perjalanan hidup manusia. “Filosofi bianglala itu adalah seperti kehidupan kita, berputar. Nggak selamanya di atas, nggakselamanya di bawah”, ucap Wildan Bilal Al Qudsy selaku ketua panitia.
Acara ini diawali dengan penampilan musikalisasi puisi oleh Roni Kurniawan Pratama (jurusan PBSI) dan Zidnie (jurusan Sastra Inggris). Puisi dua bahasa ini dibacakan dalam bahasa Inggris terlebih dahulu oleh Zidnie kemudian diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh Roni. Acara selanjutnya pemutaran film pendek oleh EMAC (English Movie Appreciation Community). Setelah pemutaran film, penonton dihibur oleh Edsacoustic, kemudian dilanjutkan dengan pertunjukan drama dari Relung Teater. Drama ini salah satu bentuk visualisasi dari tema yang telah diusung dan Edsacoustik kembali unjuk gigi. Acara selanjutnya Stand Up Komedi yang dibawakan oleh dua orang komedian. Kemudian acara ini ditutup dengan penampilan dari bintang tamu yaitu Batiga (Balada Hati Galau). Batiga memuaskan penonton dengan empat buah lagu yang dibawakannya.
EDSA berusaha melakukan inovasi baru di setiap acara pentas akhir kepengurusan. Inovasi yang dibuat panitia tahun ini seperti adanya Stand Up Komedi dan penataan bangku penonton yang dibuat seperti di gedung bioskop. Tiket masuk seharga Rp. 5000,- diberi nomor tempat duduk. “Emang dari tahun ke tahun kita mencari inovasi baru. Apa yang kira-kira dari beberapa tahun yang lalu belum ada? Tempat duduk dibuat lesehan semua udah biasa, sehingga kita kepikiran untuk mengangkat konsep menata kursi kaya di bioskop. Dan mungkin di sini yang ingin kami tunjukkan kaitannya dari konsep itu kan di tengah kita tampilkan EMAC, jadi kita membuat seperti bioskop”, ujar Wildan.
Tanggapan para penonton dari acara ini berbeda-beda. “Ada beberapa bagian yang ngeboseninseperti teater. Menurut saya, saya tidak nangkep maksudnya inti teater itu. Tetapi penampilan Edsacoustic yang paling keren,” tutur Eka (mahasiswi PB Jerman). Berbeda dengan Eka, menurut Risda (mahasiswi Pendidikan Seni Musik) “Secara keseluruhan saya kurang puas, karena dari awal ekspektasi saya wah EDSA keren. Tetapi acara mulai menghangat pas penampilan Edsacoustic”. Dalam acara ini turut hadir beberapa jajaran Dekanat. Bahkan ibu Kun Setyaning Astuti, M. Pd selaku Wakil Dekan III menikmati acara hingga selesai. (lani)