Advertisement Section

Orang yang Terbuang Oleh Negerinya Sendiri

Resensi Novel Pulang Karya Leila S Chudori 

O rang-orang yang terdampar di negeri orang dan tidak bisa kembali ke tanah airnya. Mereka adalah Dimas Suryo dan teman-temannya yang akhirnya menetap di Paris. Mereka kehilangan identitas dalam kewarganegaraannya akibat pemberontakan PKI pada tahun 1965. Hal itu terjadi akibat mereka berada di lingkaran orang-orang yang menganut Partai Komunis.

Pada saat peristiwa itu terjadi, Dimas Suryo dan teman-teman sedang berada di luar negeri menghadiri sebuah konferensi. Hingga tiba-tiba sebuah kabar muncul bahwa sedang terjadi peristiwa besar di Indonesia. Kemudian pada hari selanjutnya, mereka mendapat kabar bahwa kantor mereka digeledah oleh aparat. Rasa khawatir dan khawatir terhadap keluarga dan teman-teman di Indonesia setiap hari.

Hingga beberapa hari kemudian, meraka pun terkena imbas yaitu dicabutlah paspor mereka. Alhasil mereka pun tidak memiliki tanda pengenal kewarganegaraan yang sah. Tidak hanya paspor yang dicabut, mereka pun tidak bisa kembali ke Indonesia. Sehingga mereka harus berpindah – pindah ke berbagai tempat untuk mencari perlindungan.

BACA JUGA : Dunia Menikah Mentil Dunia Patriarki

Akhirnya mereka menetap di suatu kota yaitu Paris, setelah berkelana hingga bertahun-tahun. Di negera tersebut mereka mendapat pengakuan sebagai warga negara Paris. Mereka dapat berpergian kemana saja kecuali Indonesia. Mereka memulai kehidupan baru di kota tersebut. Rasa rindu akan tanah air selalu muncul di setiap saat. mereka tidak bisa melupakan tempat mereka hidup dari kecil hingga dewasa. Mereka hanya bisa berkomunikasi dengan keluarga melalui surat yang dikirm melalui pos. Hanya pesan yang dapat mengobati rasa rindu mereka.

Novel Pulang ini ditulis oleh Leila S Chudori dan terbit pada tahun 2012. Kelebihan pada buku ini adalah keberanian penulis dalam mengungkapkan fakta-fakta yang pada masa 1960-1990. Kisah tentang tapol atau tahanan politik dan pelanggaran HAM pada masa ordeba yang sensitif untuk didiskusikan hingga saat ini, dengan transparan pada novel ini. Tidak hanya mengungkapkan fakta yang terjadi, penulis juga mengungkapka kritik terhadap beberapa peristiwa di masa itu. Penulis berharap jika kritik tersebut dapat diterima dengan terciptanya karya ini.

Penggunaan ragam bahasa yang sederhana sehingga pembaca dapat memahaminya dengan mudah. Penyajian diksi yang sangat indah membuat pembaca seperti berada di masa itu. Selain kisah-kisah tentang para tokoh, penulis juga menambahkan tentang pengetahuannya tentang puisi kelas dunia seperti Ernest Hemingway dan cerita Mahabarata.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Previous post Transformasi Pendidikan pada Era Milenial
Next post Apakah Ini Termasuk Anxiety Disorder?