Advertisement Section

Pengadaan Air Minum Gratis di FBS

Memasuki pertengahan Desember, Kampus FBS (Fakultas Bahasa dan Seni) melakukan pengadaan air minum gratis berupa galon. Galon yang berisi air mineral hadir di setiap gedung kuliah di FBS. Fasilitas ini disedikan oleh Bengkel Aktivis Berkarya (Bengkak) FBS.

Sebelum melakukan pengadaan air minum gratis, Bengkel Aktivis terlebih dahulu melakukan poling melalui Google Form kepada para Mahasiswa FBS tentang kesetujuannya mengenai program “Air Minum Sehat FBS UNY”.  Poling tersebut mendapat banyak respon positif sehingga membuat mereka semakin mantap untuk melangsukan program ini.

“Oksigen dan air mendukung kemampuan seseorang untuk menerima informasi. Di kelas ada orang yang sering mengantuk, bisa jadi disebabkan antara lain kekurangan air di tubuhnya atau kekurangan oksigen di otaknya,” ucap Galih, selaku ketua program “Air Minum Sehat FBS UNY”.

Program “Air Minum Sehat FBS UNY” ini adalah pengembangan ide dari para anggota Bengkel Aktivis FBS UNY yang melakukan diskusi pada Bengkak Cultural Camp. Galih menilai kegiatan ini dapat menjadi salah satu upaya kampanye sekaligus kritik kepada birokrasi FBS.

“Pengadaan air minum adalah hal [yang] begitu mudah, namum sampai saat ini belum diadakan. Bahkan belum menjadi fasilitas permanen,” ungkap Galih.

Berdasarkan survei kedua yang telah dibuka sejak 18 Desember lalu, program “Air Minum Sehat FBS UNY” mendapat respon baik dari para mahasiswa FBS.

“Awalnya, rencana program ini hanya untuk sampai BEM saja. Tapi setelah melihat respon untuk survei pertama dan kedua yang cukup positif, kita berencana untuk mengajukan ke Dekan, Sarpas, setelah UAS bulan Januari besok untuk menindaklanjuti program ‘Air Minum Sehat FBS UNY’ sebagai fasilitas permanen,” pungkasnya.

(Syifa/Musthafa)

baca TERAS di lppmkreativa.com atau tulisan Syifa lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Previous post Pengamatan Gerhana Matahari di Alun-alun Utara Yogyakarta
Next post “Bahasa dan Sastra Indonesia” KTM atau “Sastra Indonesia” Bu Wiyatmi?