Advertisement Section

Pengamatan Gerhana Matahari di Alun-alun Utara Yogyakarta

Kamis (26/12) Jogja Astro Club (JAC) mengadakan pengamatan gerhana matahari sebagian di Alun-alun Utara Yogyakarta dan halaman Masjid Gedhe Kauman. Gerhana mulai teramati sejak pukul 10.56 WIB, mencapai puncak gerhana matahari pada pukul 12.47 WIB, lalu berakhir pukul 14.28 WIB. Saat mencapai fase puncak gerhana, matahari membentuk sabit. Total durasi gerhana matahari sebagian di Yogyakarta sekitar 3,5 jam.

JAC, bekerja sama dengan takmir Masjid Gedhe Kauman, juga menyelenggarakan salat gerhana matahari berjamaah. Mutoha Arkanuddin, selaku pendiri Jogja Astro Club, mengatakan bahwa pengamatan gerhana matahari maupun bulan memang sengaja berada di dekat masjid agar sekalian melaksanakan salat gerhana.

Pengunjung yang datang untuk melihat gerhana matahari sebagian ini terdiri dari orang tua, remaja, dan anak-anak. Pengunjung yang ingin menyaksikan gerhana matahari sebagian dapat menggunakan teleskop, binokular, dan kacamata khusus untuk melihat matahari yang disediakan oleh JAC. Pengunjung dihimbau untuk selalu menggunakan kacamata matahari saat melihat gerhana, yaitu kacamata yang telah diberi filter khusus.

Foto: Nursaid

“Selama pengamatan gerhana matahari cincin ini dari awal hingga akhir kita wajib menggunakan [kacamata] filter. Beda dengan gerhana total, ada beberapa menit biasanya kita bisa melepas kacamata untuk melihat langsung,” Tutur Mutaha.

Selain itu, pengunjung juga dapat mengamati tanpa melihat langsung ke matahari, yaitu dengan memproyeksikan cahaya matahari ke dalam dus yang dilubangi. Dengan proyeksi lubang jarum, dapat diamati detik-detik bayangan matahari digerhanai oleh bayangan bulan.

Gerhana matahari merupakan fenomena yang umum terjadi setiap tahun. Fenomena gerhana matahari di setiap daerah berbeda-beda, bahkan tidak selalu terjadi di satu tempat, melainkan di belahan bumi lainnya. Indonesia akan kembali dilalui gerhana matahari cincin pada tahun 2031 atau 12 tahun mendatang.

Adi, salah satu anggota JAC, mengatakan bahwa tujuan diselanggarakannya pengamatan ini untuk memperkenalkan ilmu astronomi kepada masyarakat. Selain pengamatan gerhana matahari, JAC juga melakukan pengamatan hujan meteor,  pengamatan konjungsi dan oposisi benda langit, juga pengamatan hilal untuk menentukan 1 Ramadhan.

Foto: Nursaid

Fitri, salah satu pengunjung, mengaku senang dengan acara yang diadakan oleh JAC. “Bagus. Ada fasilitas [pengamatan] untuk masyakarat umum. Kami, masyarakat umum, jadi benar-benar bisa terlibat langsung dengan fenomena gerhana matahari seperti ini,” ungkapnya.

Wiwied, mahasiswa FMIPA UNY, pun mengatakan serupa. Ia mengaku bahwa sudah berada di lokasi pengamatan dari jam sepuluh pagi.

“Temenku suka astronomi, aku juga suka [astronomi]. Jadi pas ada momen kayak gini kan sayang kalau dilewatin. Bagus [kegiatannya], apalagi ada anak-anak kecil yang mereka ingin tahu [gerhana matahari], ada alat-alat (teleskop) yang gak umum [diketahui] dan jarang dipakai. Anak-anak juga tahu tentang [fenomena] kayak gini,” ungkap Wiwied.

Mutaha berpesan agar masyakarat tidak menyikapi terjadinya gerhana matahari dengan hal-hal yang bersifat klenik, karena fenomena ini merupakan hal biasa yang terjadi setiap tahun.

(Astria/Said)

baca TERAS di lppmkreativa.com atau tulisan Astria lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Previous post Mendeskripsikan Makna Cantik dalam Balutan Sebuah Luka
Next post Pengadaan Air Minum Gratis di FBS