Advertisement Section

Pengumuman Juara Lomba Bulan Bahasa KMSI

Minggu (15/12) penutupan Bulan Bahasa KMSI (Keluarga mahasiswa Sastra Indonesia) telah dilaksanakan. Dalam serangkaian acara penutupan Bulan Bahasa KMSI diadakan pula lomba menulis cerpen dan puisi tingkat nasional.

Pengumuman pemenang lomba tersebut diumumkan saat penutupan Bulan Bahasa KMSI. Penulisan puisi dimenangkan oleh Huda Agsefpawan sebagai juara pertama, juara kedua Achmad Sudiyono Efendi, dan juara ketiga Alfiandana Susilo Aji. Adapun lomba penulisan cerpen dimenangkan oleh Muhammad Abdul Hadi seabagai juara pertama, Nur Hidayati sebagai juara kedua, Aflaz Maosul Kamilah sebagai juara ketiga.

Fajar Kurniawan, selaku ketua panitia, mengungkapkan, “Tujuan diadakannya lomba ini untuk mengeksistensikan Bahasa Indonesia itu sendiri. KMSI ingin mencoba memberikan wadah untuk masyarakat (peserta) untuk berkarya dengan berfokus pada puisi dan cerpen.”

Lomba penulisan cepen dan puisi ini berskala nasional dan dilakukan secara daring. Pada tahun ini, mengangkat tema “Budaya Kita” dengan batas usia peserta 26 tahun. Hal ini bertujuan untuk merangkul para pelajar agar tertarik pada dunia penulisan. Hal tersebut diungkapkan oleh Fajar.

“Pada tahun sebelumnya, lomba yang diadakan oleh Bulan Bahasa KMSI adalah pembacaan puisi, sedangkan pada Bulan Bahasa KMSI 2019 ini berfokus pada penulisan. Makanya kami mengambil skala Nasional berkategori umum,” ujar Fajar.

Fajar mengungkapkan antusiasme peserta sangat baik. “ Iya banyak yang ikut dari luar UNY, sasindo sendiri disini difokuskan menjadi panitia dan sebagai pengamat dari karya para peserta,” ungkapnya.

“Juri memang dengan sengaja kami ambil dari alumni. Selain dekat dengan kami, para juri yang dipilih sebenarnya orang yang berkompeten di bidang penulisan puisi dan cerpen. Hal ini menjadi sinergi yang baik bahwa seluruh acara benar-benar memublikasikan Kampus UNY itu sendiri,” ungkap Fajar saat ditanya mengenai pemilihan juri lomba.

Menurut keterangan Fajar, perbedaan pendapat merupakan salah satu kendala selama pelaksanaan. “Tentu ada kendala, perbedaan pendapat dan konflik itu hal yg harus ada. Sebuah proses sebenarnya bertujuan untuk belajar memecahkan konflik ataupun masalah. Namun Alhamdulillah lancar dan tidak terjadi hal-hal (kendala) besar yang tidak diinginkan.”

Achmad Sudiyono Efendi, pria asal Pamekasan, Madura, juara kedua lomba puisi, mengungkapkan bahwa ia mengetahui informasi lomba menulis puisi dari akun Instagram KMSI.”

“Harapannya kegiatan ini sebagai wadah untuk berkreasi. Di lain sisi dikerjakan lebih baik lagi dengan mendatangkan bintang tamu sebagai salah satu contohnya,” ujar Ahmad mengenai perlombaan yang diadakan KMSI.

Di lain pihak, Erika Nurhawani Siregar, mahasiswa UNY, menuturkan alasan melihat penutupan acara Bulan Bahasa KMSI karena mengapresiasi penampilan teman-temannya yang ikut sebagai pengisi acara tersebut.

“Kekurangannya mungkin dalam penataan tempat duduk untuk dosen dan  kebersihan penonton kurang dijaga,” pungkas Erika.

(Alifa/Fitri)

Baca TERAS di lppmkreativa.com atau tulisan Alifa lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Previous post Stop Prank! Ojol juga Seorang Manusia
Next post Kritik Sosial dan Lingkungan lewat Pementasan “Nabastala”