PMI DAN PENGABDIAN BANGSA
Oleh: Erin Cahyaning*
Tanggal 8 Mei kemarin merupakan hari peringatan untuk mengenang Bapak Palang Merah Dunia yang sekaligus menggenapkan usia Palang Merah Internasional yang ke 150 tahun. Terlahir dengan nama lengkap Jean Henry Dunant, seorang pengusaha yang berhasil menggagas sebuah organisasi netral dalam bidang kemanusiaan.
Hal ini berawal dari rasa empatinya terhadap para korban perang di Solferino Italia di tahun 1859. Pengalaman Dunant yang kemudian mendorongnya untuk membentuk organisasi yang mengurusi korban perang dan bencana. Menilik dari hal tersebut bagaimanakah peran dan sepak terjang Palang Merah Indonesia sendiri? Kasus apakah yang menjadi bukti yang dapat membuktikan kualitas organisasi nonprofit tersebut?
Palang Merah Indonesia (PMI) terbentuk tepat satu bulan setelah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945. Sampai saat ini keberadaan PMI telah tersebar di 33 daerah (tingkat provinsi) dan ada sekitar 408 PMI cabang (tingkat kota/kabupaten) di seluruh Indonesia.
Mengarah kepada perannya, banyak khalayak yang beranggapan bahwa tugas PMI hanya sebatas pada pendonoran darah saja. Akan tetapi, PMI sebenarnya memiliki peran multi fungsi, yang tidak hanya berkutat pada masalah bencana alam saja. PMI harus berperan aktif dan tanggap terhadap permasalahan sosial yang terjadi di masyarakat seperti sosialisasi masalah kesehatan, AIDS, dan masalah lainnya. Bahkan PMI diminta oleh anggota IX DPR untuk ikut andil dalam membantu TKI yang masih terkatung-katung di luar negeri sana. Permintaan yang ditujukan langsung kepada ketua PMI, Jusuf Kalla, pada 6 Februari tersebut merupakan perluasan fungsi PMI dalam bidang kemanusiaan.
Hal ini merupakan kesinambungan dari tugas pokok PMI adalah membantu pemerintah Indonesia di bidang sosial kemanusiaan terutama tugas-tugas kepalangmerahan yang meliputi: Kesiapsiagaan Bantuan dan Penanggulangan Bencana, Pelatihan Pertolongan Pertama untuk Sukarelawan, Pelayanan Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat, Pelayanan Transfusi Darah. Palang Merah Indonesia berkewajiban memberikan pertolongan dan bantuan pada fase darurat kepada yang membutuhkan secara profesional berdasarkan prinsip dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Internasional.
Peran PMI sangat banyak dan kompleks. Tahun 2013 ini, PMI telah membantu pemerintah dalam penanganan bencana alam dan adanya sosialisasi seputar medis di masyarakat. Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (HARDIKNAS) tahun 2013, Palang Merah Indonesia (PMI) menyelenggarakan kegiatan bakti sosial donor darah di Lapangan Pulung Kencana, Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kabupaten Tulang Bawang Barat, Provinsi Lampung, Jum’at (26/4).
PMI juga berpartisipasi dalam penanganan bencana alam. PMI bersama dengan dinas terkait masih memberikan pelayanan kesehatan dan makanan kepada warga di wilayah Dieng. April kemarin, PMI berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kaltim, TNI, Polri, Basarnas dan masyarakat untuk mencari serta mengevakuasi korban dari Sungai Mahakam. Evakuasi tersebut berhasil mendapatkan 39 korban selamat.
Tidak hanya sosialisasi medis dan penanganan korban bencana alam saja, PMI turut serta membantu masyarakat dengan menyumbangkan air bersih. Respon Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Demak untuk korban banjir dibuktikan dengan pendistribusian 20.000 liter air bersih untuk korban banjir di Desa Ngelokulon Kecamatan Mijen, Kabupaten Demak Jawa Tengah, Selasa (16/4) dan Rabu (17/4).
Masih banyak lagi sumbangsih PMI bagi masyarakat dalam bidang kemanusiaan. PMI membuktikan kinerja mereka dengan tidak hanya terpusat pada satu peran saja. PMI objektif dalam praktiknya. Kita patut memberikan apresiasi terhadap hasil kerja relawan PMI selama ini.
Pengabdianmu, harus terus mengalir-terpatri dalam lubuk Ibu pertiwi, Wahai PMI…
*Reporter Aksara