‘Rakarana Jhon Mati Hati’ di Zaman Sekarang
Sabtu (07/03), Teater Satusaka UIN Sunan Kalijaga mengadakan pementasan dengan naskah ‘Rakarana John Mati Hati’ karya Abimanyu Prasastia Perdana alias Bang Abi.
Pementasan teater yang juga disutradarai oleh penulis naskahnya tersebut digelar di Concert Hall Taman Budaya, Yogyakarta. Pementasan ini adalah yang kedua kalinya setelah sukses digelar di Gresik. Mereka menargetkan untuk menggelar pentas di 12 kota yang ada di Indonesia.
Naskah ‘Rakarana John’ menceritakan sebuah kisah yang dialami Bang Abi pada tahun 1998. Tidak ada yang tahu maksud ungkapan John dan siapakah sosok John yang sebenarnya. Sosoknya menjadi momok menakutkan di kalangan para aktivis pada masa itu.
“Saya tidak mau mengungkit masa lalu yang pernah terjadi dulu. Namun, saya hanya mau menceritakan sejarah yang pernah terjadi lewat sebuah pementasan teater. Tidak banyak anak muda sekarang yang mengetahui tentang sejarah dari John itu sendiri,” jelas Bang Abi.
Hal senada diungkapkan oleh Risna, selaku pimpinan produksi bahwa banyak anak muda mati hatinya karena pengaruh teknologi. Gadget membuat orang bersifat individualis dan tidak peduli dengan keadaan lingkungan sekitarnya.
Penculikan yang marak terjadi pada era 98 juga terjadi pada zaman sekarang. Pada saat ini, penculikan yang terjadi adalah penculikan mental. Seakan-akan masyarakat saat ini tidak mempunyai mental untuk berekspresi dan juga tidak peduli akan peristiwa yang terjadi.
Melalui pementasan tetater ini, Bang Abi mengharapkan supaya anak muda sekarang tahu akan sejarah dan tidak melupakannya begitu saja. Anak muda seharusnya lebih peduli terhadap keadaan di sekitarnya.
Oleh karena itu, fenomena mati hati tidak akan terulang lagi di zaman sekarang. Mati hati akan hidup lagi ketika orang-orang bersikap tidak peduli dan individualis. ***