Advertisement Section

Surprise 11 Pamerkan Puluhan Karya Kriya dari Seluruh Indonesia

Yogyakarta — Forum Komunikasi Mahasiswa Kriya Indonesia kembali menggelar pameran seni kriya untuk yang kesebelas kalinya. Helatan tahunan ini mengambil tajuk Surprise 11, digelar di Bale Banjar Sangkring, Bantul, Yogyakarta pada 23-26 Oktober 2017.

Foto: Apriliasa

Beberapa universitas yang berpartisipasi dalam acara ini di antaranya adalah: ISI Bali, ISI Padang Panjang, Universitas Brawijaya, ISI Solo, ISI jogja, Institut Kesenian Jakarta, UNY, UNS, dan Isbi Aceh.

ISI Yogyakarta kembali menjadi tuan rumah untuk yang keempat kalinya. Sebelumnya, ISI Yogya telah menjadi tuan rumah pada pertama kali acara digelar, bergantian dengan ISI Solo. Pada tahun 2014, ISI Yogja menjadi tuan rumah untuk ketiga kalinya. Tahun 2015, tuan rumah acara ini adalah ISI Solo, dan tahun 2016 adalah ISI Padang Panjang.

Anugrah, koordinator acara Surprise 11, mengatakan timnya telah menyeleksi lebih dari 100 karya sampai tinggal 41 karya yang diterima untuk dipamerkan.

Menurutnya, acara yang mengusung tema Avant Garde ini dimaknai sebagai satu gerakan seni rupa yang bersifat seni modern menuju hal-hal yang bersifat kebaharuan dan inovatif. Hal ini dihadirkan dalam beragam karya dan ukuran.

“Mereka yang masih muda, dengan semangatnya yang tinggi untuk mengeskplorasi pasti mempunyai semacam studio-studio rahasia untuk mengeksplorasi ide-ide mereka, imajinasi mereka, eksperiman dengan media yang bermacam-macam untuk  Surprise yang ke-11,” ujar Anugrah.

Foto: Apriliasaa

Anugrah mengungkapkan perlunya perubahan dari konsep acara yang biasanya sekadar membahas kriya menjadi hal-hal yang lebih aplikatif. “Kita mendapatkan pengetahuan dasar soal kriya, tapi masalah pengolahan pasti kembali ke individu semua. Insan kreatif pasti punya hasil dari eksplorasi mereka masing-masing yang bersifat baru,” katanya.

Serangkaian dengan Surprise 11, FKMKI juga mengadakan acara yang lain, yaitu Seminar  How to Survive Creative Indie Market bersama Ariestyowati dari Indieurillas dan Oky Rey Montha dari House of Piratez, Workshop terrarium, kalung resin, dan ecoprint serta diskusi FMKI.

Antusiasme dari seluruh peserta maupun pengunjung dinilai cukup tinggi. Anugrah menambahkan, acara ini akan membawa dampak yang positif, baik bagi pelaku seni maupun apresiasi seni.

“Yang utama adalah hubungan dengan mereka yang bekerja satu bidang dengan kita tetapi berada di lingkungan yang berbeda. Kita sama-sama coba menggali kegelisahan masing-masing, mencoba cari solusi bareng, juga membentuk lingkaran link yang nantinya akan berguna,” tutur Anugrah.

Layaknya padi, tambah Anugrah, mereka bergesekan, mencoba menjadi biji beras dengan saling bergesekan, berkompetisi satu sama lain, saling mengadu hasil dari proses dan saling memberi masukan satu sama lain.*** (Apriliasaa)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Previous post UNY Ikuti FKMKI untuk Pertama Kali
Next post Parade Puisi: Aksi Konkret Mahasiswa Sastra Indonesia