Syair Balada Danu Wira
Di muka kaki kita bertemu
Di ujung palu di batu nisan itu
Malam berparuhkan jingga yang kelu
Awan menghitam bersenda berpalu
Nyai Ratna dikemilau bintang
Parasnya sang kesuma campuran riang
Disepikan langit atas rahang
Menarilah alam raya atas pandang
Nyai Ratna bimbang, ingin pulang
Bauan senja diukur arang
Buih-buih malam bersukma panjang
Kelima puluh hari disepi ruang
Sekali lagi berkurung rugi
Dibalik bonang biji besi
Dibalik topeng-topeng gigi
Disilaukannya kabut perigi
Danu Wira mencari ibunya
Disibaknya pulau-pulau luka
“Oh ibu yang dibijikan gerhana
Aku ingin merangkulmu dalam doa”
Berjuta jiwa disahkan langit
Nyai Ratna bermuka kunyit
Bau wajahnya kelopak burung cicit
Dalam hatinya kenduri amat pahit
Si Gobang mengurung Nyai Ratna
Si Gobang bapaknya Danu Wira
Mulut jiwanya dipisah muka
Tak boleh ada yang bersama
“Oh ibu yang dibijikan matahari
Kurindu engkau dalam bumi
Sampai waktuku sepi
Ibu tetap disukmaku sejati”
Si Gobang menanti di ujung muka
Kekar badanya, kalut matanya
Hatinya terbuat dari bijih kupa
Belati ditiap bidik matanya
Danu Wira berhenti
Di depan bapaknya menanti
Hendak dikata pukat jemari
Berteriaklah ia dibatas diri
“Hoi Gobang bapa yang sepi
Aku anakmu siapkan diri
Hendak pulangkan ibu ke mari
Walau aku diamuk lagi”
“Hoi Gobang bapa yang baik
Aku anakmu siapkan batik
Hendak pulangkan ibu ke titik
Walau aku diamuk balik”
Dibukanya pintu berbiji besi
Tumpahlah tangis dirinya sendiri
Berpeluk cambuk keluarga ini
Berakhirlah Danu Wira yang mencari
Terenyuh hati Si Gobang
Hatinya tumpah larang
Dipeluknya Danu Wira yang datang
Sepuhlah mimpi yang hilang