
Berproses Seperti Messi: Si Kutu dengan Jiwa Singa
Inspirasi bisa datang dari mana saja dan dari siapa saja. Dari orang-orang di sekitar, kita dapat memetik seribu inspirasi darinya. Apalagi dari mereka di luar sana yang telah dikenal seluruh dunia. Inspirasi yang akan dibahas kali ini datang dari pesepak bola asal Argentina, yang kemudian penulis labeli sebagai “Si Kutu Berjiwa Singa”.
Kalau kalian tidak tahu siapa itu Messi, minimal pasti pernah mendengar orang-orang menyebut nama itu kan? Bagi para penggemar olahraga khususnya sepak bola, nama tersebut tentunya sudah sangat akrab di telinga mereka. Ia merupakan salah satu ikon dalam dunia persepakbolaan yang telah melegenda. Ia jugamerupakan seorang mega bintang sepak bola yang dilabeli sebagai pemain terbaik dunia. Konsistensinya selama lima belas tahun terakhir ini mampu mengantarkannya meraih banyak penghargaan individu maupun dalam basis klub. Bukanlah suatu hal yang instan untuk sampai pada titik ini, Messi telah melewati perjalanan dan dinamika hidup yang tidak mudah dan berliku.
Tumbuh dalam lingkungan keluarga yang amat mencintai sepak bola, membuat Messi telah memiliki hasrat yang besar untuk menjadi pemain sepak bola profesional sejak usia dini. Namun, perjalanan menggapai mimpinya itu tidaklah mudah. Mega bintang Argentina ini memiliki kisah hidup pilu yang kini telah menginspirasi banyak orang. Dimulai dari masa kecilnya yang menyedihkan ketika dirinya didiagnosis mengalami kekurangan hormon pertumbuhan, yang membuatnya tidak bisa tumbuh normal seperti anak-anak pada umumnya. Pertumbuhannya hampir terhenti. Messi bahkan sempat dilarang ikut berlatih oleh pelatih klub masa kecilnya karena ukuran tubuhnya yang meragukan. Menurut pelatihnya tersebut, bakat saja tidak cukup untuk menjadi seorang pesepak bola hebat.
Baca Juga: Memahami Inner Child Bersama BTS
Biaya medis yang dibutuhkan untuk perawatan hormon tersebut sangatlah tinggi. Hal ini membuat sang ayah tidak sanggup lagi jika harus melunasi tagihan tersebut secara terus-menerus. Ia hanya mampu menanggung biaya medis selama dua tahun, selebihnya ia hampir pasrah dengan keadaan perekonomian keluarganya. Perawatan untuk hormon pertumbuhan itu sendiri memerlukan waktu yang lama. Pihak klub yang sebelumnya berjanji untuk turut berkontribusi dalam pengobatan pada akhirnya mengingkari janjinya. Mimpi Messi untuk menjadi pemain sepak bola profesional hampir kandas mengetahui kenyataan ini. Akan tetapi, kecintaan Messi terhadap sepak bola jauh melebihi rasa pahit atas kemalangan yang menimpanya. Ia terus berlatih dan memilih untuk tidak menyerah mengejar impiannya menjadi pemain sepak bola yang hebat.
Mengetahui tekad kuat yang dimiliki Messi, keluarganya pun turut membantu untuk menyelamatkan karier dan impiannya. Keluarganya yang berada di Spanyol berusaha mencari klub yang mau mengontrak dan menanggung biaya pengobatan Messi.
Setelah melewati perjuangan yang panjang, akhirnya datanglah dewa penyelamat bagi Messi. Charly Rexach, perwakilan dari klub besar berjuluk Blaugrana, datang untuk menandatangani kontrak dengan Messi. Meski awalnya ragu karena kondisi tubuhnya, tetapi Rexach yang melihat potensi besar dalam diri bocah mungil itu tetap pada niat awalnya. Ia sebagai perwakilan klub juga berjanji akan menanggung biaya untuk pengobatan kekurangan hormon yang diderita Messi.
Messi menyelesaikan perawatan medisnya di usia empat belas tahun. Sejak saat itu, ia mulai bermain untuk baby dream team, yakni tim yang berisi pemain muda hebat dari Blaugrana (julukan Barcelona). Perjalanan kariernya juga tidak mudah untuk mencapai titik seperti saat ini. Ia harus berjuang dan mempertahankan konsistensinya hingga akhirnya dapat bermain dalam tim utama Barcelona. Sejak itu, semua orang percaya bahwa bocah yang menderita kekurangan hormon beberapa tahun lalu itu, kini telah menjadi bintang besar dalam dunia sepak bola.
Berawal dari kisah masa kecilnya tersebut, Messi kini dijuluki sebagai La Pulga (bahasa Spanyol), yang jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia artinya Si Kutu. Kutu identik dengan tubuh yang kecil, seperti halnya Messi yang dulu ukuran tubuhnya terlalu mungil jika dibandingkan anak-anak sebayanya. Dengan kondisi tubuhnya yang demikian itu, tidak lantas menjadikan jiwa dan impian seorang Messi menciut. Jiwanya tetap tegar menerima getirnya kenyataan, sampai akhirnya ia sukses menjadi seorang yang besar. Pantas saja kalau kemudian Lionel Messi kita labeli sebagai Si Kutu yang Berjiwa Singa.