Kala Renjana di Ujung Titik
Rinainya bergabung bersama siluet kala senja
Dunia yang fana
Ia berlari menujuku kala ia menemukanku
Aku terdiam
Banyak tempat yang memberimu kopi untuk kau seduh
Kau memilihku, kala aku tak ada apa-apa
Dapurku sedang berantakan
Tak ada sebutir beras untuk makan
Ku ulangi
Pergilah
Lambat laun ku sediakan air
Ku sediakan selarik hidangan untuk kau icipi
Aku suka
Katamu
Lalu ku ulangi menyajikan hal yang kau mau
Lalu kau pergi
Aku menunggumu
Kali ini dapurku tertata rapi
Tak ada yang ku izinkan menyinggahi
Bukan karena kamu
Tapi, aku
BACA JUGA: Menimbang Puisi Menimbang Bahasa
Sumber: https://pin.it/2JKXXla
More Stories
Gagak Pemakan Apel
Alkisah, manusia belajar menyembunyikan dosa ke dalam tanah lewat dua ekor gagak. Anak manusia yang sigap belajar dan gemar mencetak...
Simpang Empat Palbapang
Malam itu, bulan purnama bersinar terang di langit kota, memancarkan cahaya peraknya yang menembus celah-celah dedaunan. Suasana sepi dan tenang...
Perasaan yang Berujung pada Keegoisan
ĢU"Sha, Kinan itu sahabatku dari kecil. Kita bener-bener sahabatan, Sha. Aku bahkan menganggap dia kayak adek aku sendiri." Agam menggenggam...
Merah Si Pemarah
Pada harinya aku tiba Kusaksikan langit malam memerah Merah, bukan karena senja kembali ke peraduan Merah, bukan karena mentari pamit...
Teruslah Hidup, di Masa Ini ataupun Nanti
Semenjak bertemu denganmu, doaku kini bertambah satu. Sebuah nama yang kuharap jadi penutup, dari sempurnanya kehidupan di masa ini. ...
Peti Mati
"Jangan pernah membukanya atau kau akan merasakan hal terpahit dari kehidupan." Tulisan pada selembar kertas itu masih berada di sela-sela...