Ketika Cinta Datang
“Dila, ayo bangun sayang, kamu hari ini Ospek. Hari pertama masuk mau datang terlambat?”, Mama mulai mengomel.
“Aduh, Ma, jam berapa ini?”, dikuceknya mata perlahan.
“Jam 5. Sayang, kamu jam 6 harus sudah sampe kampus kan?” kata Mama. Dila kaget dan segera berlari ke kamar mandi, siap-siap. Ya, ini hari pertama Dila mengikuti Ospek, disebuah universitas negeri yang ada di kota kelahirannya. Orang tuanya tak ingin Dila jauh dari kampung halaman, padahal Dila ingin pergi sejauh mungkin untuk melupakan kenangan bersama seseorang, barang sejenak.
Dila berhasil lolos dari hukuman para penegak kedisiplinan yang terkenal sangat tegas, apalagi soal keterlambatan.”Dari mana aja kamu, kok baru datang? Teman-teman yang lain udah datang tuh?”, kata Lia teman satu gugusnya.
“Hufft aku bangun terlambat, semalam malah nonton drama Korea sampai nangis-nangis”, kata Dila. Lia berdecak sebal dan mengomel terus-terusan. Dila tak peduli dengan omelan itu, matanya justru memperhatikan seseorang yang jauh di depan sana. Aldrian Pratama. Manis, baik, ramah, rajin, dan perhatian. Itulah kesan pertama yang dia tangkap, kemudian melahirkan kekaguman diam-diam. Aldrian juga baik dan peduli, buktinya waktu baru pertama kenal dia sudah membantu Dila mengeluarkan motor dari parkiran. Dia pikir ini saat yang tepat untuk move on dari mantannya yang kini berbeda universitas. Ahhh tapi kan laki-laki digugusku banyak yang hanya sekedar modus, renungnya.
Ospek sudah berakhir dan para mahasiswa baru menjalani perkuliahan awal mereka, tapi bukan berarti hubungan Dila dan teman-teman gugusnya bisa renggang karena mereka juga tetap sering kumpul dan ngobrol. Tiba-tiba dering ponsel mengagetkannya. Dari Aldrian.
Aldrian:
Dila lagi ngapain? Kangen sama kamu. Aku boleh jujur enggak sama kamu?
Dila:
Lagi istirahat. Apa? Boleh kok 🙂
Aldrian:
Aku sayang sama kamu dari awal kita ketemu itu.
Dila:
Haha dasar modus :p cepet banget -_- ga percaya
Aldrian:
Beneran aku kali ini serius, yaa udah aku bakal buktiin ke kamu
Dila:
Oke.
Sumpah yaa dasar laki-laki modus cepet banget, tapi sebenarnya aku juga kagum sama dia, katanya dalam hati. Karena tidak mau ambil pusing Dila langsung tidur, besok kuliah hari pertama.
Esoknya, Aldrian sudah menunggu di parkiran tapi Dila cuek dan pura-pura tak melihat. “Heh mau ke mana kamu, udah ditungguin pura-pura enggak liat lagi”, kata Aldrian kesal. Dila bergumam tak jelas, kemudian menawarkan diri untuk menuju ke kelas bersama.
Cinta datang karena terbiasa. Pepatah itu bisa jadi benar. Karena kehadiran Aldrian, Dila mulai bisa menata hatinya kembali yang sempat patah karena seseorang. Mereka sering bersama untuk sekedar makan, ngobrol, dan cerita tapi itu sudah cukup membuat Dila bahagia.
“Jadi kapan kita mau jadian?”, tanya Aldrian suatu saat.
“Aku dulu pernah patah hati dan aku takut kalau hal itu akan terjadi lagi, sekarang aku tak berpikir untuk menjalin hubungan dengan seseorang. Kamu gimana?”, tanya Dila dengan pelan.
“Baiklah aku akan nunggu kamu sampe siap kok, aku sayang kamu dan aku enggak akan berpaling dari kamu”, Aldrian tersenyum meyakinkan. Dila tersenyum, beberapa bunga mekar dihatinya.
Tapi kebersamaan itu hanya di awal ketika mereka mulai ospek dan awal masuk kuliah. Aldrian mulai disibukkan dengan aktivitasnya, pertemuan menjadi hal yang sulit diagendakan. Hal ini membuat mereka menjauh dan salah paham. Aldrian yang menurut Dila adalah laki-laki yang mengerti tetapi sering menuntut Dila untuk perhatian.
“Kok kamu enggak peka sih? Aku lagi sakit. Kamu dekat sama dia yaa? Ciee aku cemburu”, kata Aldrian.
“Ya ampun aku harus gimana? Enggak kok cuma teman aja,” jawab Dila dengan sebal. Sekarang Dila tahu seperti apa sebenarnya sosok Aldrian yang dia kenal. Tapi perasaannya? Dila sudah terlanjur cinta dengan Aldrian orang yang berhasil membuatnya move on.
Semenjak itu hubungan Dila dan Aldrian juga semakin jauh, tak ada lagi kata untuk “bertemu” apalagi makan berdua di tempat makan favorit mereka. Pesan singkat yang Dila kirimkan untuk Aldrian tidak ada balasan sama sekali dan di kampus Dila juga jarang bertemu. Terlihat jelas perubahan dalam sikap Aldrian, laki-laki yang menurut Dila sangat peduli dan perhatian kini mulai menghilang entah seperti ditelan bumi.
“Aku lagi sibuk aja kok, dewasa ajalah besok juga ketemu”, hanya itu alasan Aldrian ketika ditanya Dila.
Tapi malam itu, disaat Dila membuka facebook tanpa disadari muncul di beranda “Aldrian Pratama in relationship with Lidya Andrea” dan Dila juga membuka facebook Aldrian dimana banyak foto-foto Aldrian dengan perempuan itu.
Oh jadi yang katanya sibuk itu maksudnya ini. Jadi, selama ini aku cuma dipermainkan. Jadi, dia janji bakal tetap sayang sama aku itu juga bohong, jadii… dan jadiii.. , ahhh sakit banget, kenapa di saat sayang malah di kayak giniin, kata Dila dalam hati. Baru pertama kali dalam hidupnya Dila mendapat perlakuan seperti ini. Tapi apa boleh buat? Sebuah sms dari Aldrian mengagetkannya.
Aldian:
Maaf aku sudah bahagia bersama dia yang mengerti aku. Bukan kamu.
Sakit, patah hati, sedih, tidak ada kata-kata yang bisa menggambarkan bagaimana hancurnya perasaan Dila saat itu.
“Rasanya seperti kita dibuat melayang dengan tinggi dan terbang terus tiba-tiba dijatuhin dengan paksa, sakit banget,” cerita Dila kepada Lia teman dekatnya.
“Ya udahlah sabar aja, berarti kelihatan kan dia enggak baik buat kamu dan kamu pantas dapatin yang lebih baik lagi dari dia,” kata Lia. Tiba-tiba Aldrian lewat di depan mereka bersama pacarnya dengan mesra, Dila hanya menunduk tidak berani menatap. Kini tak ada lagi sapa dan senyum, segalanya berbeda.
Malamnya Dila membuka buku diarynya dan mencurahkan isi hatinya.
16 Maret 2016
Dear Diary..
Sesuatu yang berlebihan memang tidak baik bukan? Ya, begitu juga jika mencintai seseorang kita tidak boleh berlebihan karena belum tentu dia akan menjadi jodoh kita nantinya. Tentu saja hati akan terasa sangat sedih dan sangat kehilangan. Bagaimana tidak? Seseorang yang biasanya ada dalam kehidupan tiba-tiba pergi begitu saja dan tak akan kembali lagi untuk menemani hari-harimu. Mungkin memang benar seseorang akan terasa berarti ketika kita sudah kehilangannya, disaat dia sudah menjauh dan pergi kita baru akan merasak pentingnya dia hadir. Tapi aku tidak menyesal pernah “mengenal” dan ” dekat” dengan Aldrian, dia memang laki-laki yang menurut aku paling jahat yang pernah aku kenal. Tapi aku harusnya berterimakasih dengan dia karena sekarang aku harus lebih hati-hati lagi dalam membuka hati untuk seseorang. Ya, seseorang yang pantas untukku dan tentunya lebih baik dari dia.Dan jika cinta menyapaku maka aku akan menyerahkan itu kepada Tuhan karena jika dia yang terbaik pasti akan didekatkan. Terimakasih Tuhan Engkau sudah menunjukkan siapa dia sebenarnya, dan aku yakin kepingan hati yang sudah patah ini pasti akan segera bersatu kembali. Mungkin hanya butuh waktu saja . Ya, aku akan mengusahakan secepat mungkin. Semangat Dila :))”
Selesai menulis diary itu Dila langsung tidur karena dia ingin segera istirahat terutama mengistirahatkan hatinya. Ya, hati yang sudah patah.