Membunuh Jenuh
Sumber tulisan dari AKSARA EDISI PKKMB #3
Manusia diberi kemampuan untuk dapat mengekspresikan perasaannya masing-masing. Entah rasa sedih karena terluka, letih karena jadwal padat agenda, atau pun memilih tertawa karena bahagia. Cukup sampaikan apa yang kamu rasa, tanpa perlu berpura-pura. Dalam mengeksresikannya pun dilakukan dengan berbagai cara. Kamu tinggal memilih mana yang kamu suka dan apa yang ingin kamu lakukan agar merasa lega.
Dalam era remaja modern masa kini, beranggapan bahwa di saat inilah para pemuda mulai berkarya. untuk menjadi produktif, di masa yang kini serba ada. Menganggap bahwa yang unggul adalah yang dapat memaksimalkan waktunya dengan terus berusaha dan mencoba. Mengembangkan potensi diri, berorganisasi di sana-sini, berkeliling seluruh sudut negeri. Sedangkan sebagian lainnya yang lebih memilih bersantai, berbaring, hanya berdiam diri melamun tanpa gairah hidup, dianggap hanya menyia-nyiakan waktu. Kesalahan besar yang dimiliki seorang pemalas.
Tetapi ketika kita merasa lelah karena aktivitas yang terlalu banyak, bukankah kita hanya membutuhkan sebuah hiburan atau beristirahat semata? Ketika merasa bahwa tugas sekolah tak kunjung selesai, maupun tumpukan laporan pekerjaan menupuk terbengkalai, hanya menghibur diri yang kita butuhkan agar pikiran kembali santai. Di sela-sela kegiatan sehari-hari yang menguras banyak tenaga dengan mudah kita dapat menghibur diri melalui jaringan internet kita bisa membaca artikel ringan, bermain sosial media, maupun menonton film komedi.
Ketika kita merasa bosan dan lelah dalam beraktivitas, sebetulnya kita sedang membiarkan pikiran kita kosong. Rasa bosan, sejujurnya membuat kita melewatkan banyak hal-hal yang berharga dan penting bagi hidup. Contohnya ketika menghadiri sebuah seminar dengan tema yang tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan, pembicaranya tidak dapat menarik minat dan perhatian para pendengar, dari situlah kita akan terdiam.
Membiarkan otak untuk berpikir sendiri, dan membiarkan beberapa hal penting yang disampaikan oleh sang pembicara terlewatkan. Meskipun begitu, rasa bosan itu juga membuat pikiran kita berkelana lebih jauh, menjadi bebas berimajinasi dan berpikir. Bahkan dengan gerakan-gerakan kecil tanpa sadar juga membantu kita untuk mengusir rasa bosan. Seperti menggerak-gerakkan kepala, memainkan jari, menggoyang-goyangkan kaki atau pun yang lainnya. Aktivitas lainnya seperti mencoret buku, mendengarkan musik, mengobrol dengan teman, berjalan-jalan sebentar juga hal lainnya yang bisa kita lakukan dikala rasa bosan melanda. Rasa bosan tersebut mendorong kita untuk melakukan banyak hal kecil yang mungkin jarang bisa kita lakukan setiap harinya.
Sebetulnya, kita juga membutuhkan rasa bosan dalam setiap keadaan. Misalnya kita sedang menyukai melukis di taman kota atau pun lebih menikmati membaca di dalam ruangan, rasa bosan datang mendorong kita untuk melakukan hal baru lainnya. Melukis di daerah pegunungan yang tinggi, menikmati membaca di temani alunan musik klasik, mengerjakan tugas ditemani beberapa makanan. Semakin menantangnya suatu aktivitas untuk dilakukan, semakin semangat kita dan rasa bosan itu akan hilang. Namun karena aktivitas yang biasa kita lakukan itu monoton, selalu begitu-begitu saja, itulah kenapa tanpa sadar kita merasa bosan. Karena hal yang dilakukan berulang-berulang membuat pikiran kita menjadi hafal secara otomatis dan merasa apa yang kita lakukan biasa-biasa saja.
Rasa bosan hampir dirasakan oleh setiap orang. Tapi jangan bunuh rasa bosan itu sendiri. Karena kita membutuhkannya untuk lebih bisa mengenali diri sendiri. Membuatmu berpikir hal-hal yang benar-benar kamu inginkan dan mengembangkan ide-ide abstrak yang muncul tanpa sadar dalam pikiran. Tidak menganggap enteng sesuatu dan memunculkan motivasi beserta dorongan yang kuat.
Rasa bosan tidak perlu dibunuh tetapi mencoba untuk mengenali diri sendiri. Coba mencari aktivitas apa yang membuatmu lebih bahagia. Otak hanya perlu berpikir dan berinovasi. Jangan hanya berdiam diri. Carilah setiap hal kecil yang menarik dari setiap aktivitas yang kamu jalani.