
Pembina Kreativa: Para Pendidik, Berkisahlah, dan Goreskan Kenangan Indah
Sepertiga isi Al-Quran adalah kisah, begitulah fakta yang diungkap oleh para mufassir bahwa Al-Quran menjadikan kisah sebagai pelajaran berharga bagi manusia. Kisah-kisah tersebut tersebar dalam banyak surat dan menceritakan berbagai peristiwa besar maupun sepak terjang tokoh-tokoh berpengaruh di masa lalu hingga kisah-kisah yang lebih sederhana. Bahkan juga kisah tentang hewan-hewan seperti burung Hud-Hud yang dengan kepak sayapnya melintas negeri menyelamatkan akidah satu kerajaan besar; kisah seekor semut betina yang dengan teriakannya menyelamatkan masyarakatnya dari kehancuran; serta kisah belalang, kutu, dan katak yang meluluhlantakkan keangkuhan pemimpin zalim. Tentu saja kisah-kisah tersebut disajikan Tuhan kepada manusia supaya manusia mau membaca dan mau mengambil ibrah dari kisah tersebut.
Kisah-kisah dalam Al-Quran tersebut memberi petunjuk kepada kita tentang urgensi kisah dan cerita dalam mendidik manusia. Pepatah juga mengatakan, “Tell me the facts and I’ll learn, tell me the truth and I’ll believe, but tell me a story and I will remember in my heart forever.” Berikan aku fakta, aku akan belajar, berikan aku kebenaran, aku akan percaya, dan berikan aku cerita, aku akan mengingat selamanya. Cerita-cerita baik nan menarik seakan menjadi petuah-petuah lembut yang layak untuk tetap hidup di dalam hati-hati manusia.
Baca juga: SEMARAK 61 TAHUN UNY: SEMANGAT DAN ANTUSIASME DALAM “SEPEDA GEMBIRA”
Ternyata berkisah atau bercerita itu sangat penting dalam kehidupan kita. Apalagi jika kita berperan sebagai guru atau pendidik. Jika Tuhan saja mendidik manusia dengan kisah-kisah dalam Al-Quran, maka metode inilah yang perlu diadopsi oleh segenap pendidik agar dapat menumbuhkan nilai-nilai hikmah dalam hati anak didiknya. Sebagaimana pepatah di atas, bisa jadi yang terkenang dalam hati anak didik kita bukanlah soal materi tetapi justru pengalaman-pengalaman baik yang pernah kita kisahkan pada mereka.
Para guru dan terlebih kepala sekolah dapat memanfaatkan metode berkisah ini untuk membagikan segenap pengalaman baiknya. Kisah apakah kiranya yang dapat dibagikan kepada khalayak dan pembaca? Tentu saja setiap pengalaman baik yang mengandung hikmah. Adapun kerangka penulisan best practice atau penulisan praktik baik dapat digunakan untuk membagikan kisah-kisah berharga para guru dalam proses pembelajaran maupun kepala sekolah tentang kisahnya menahkodai sebuah institusi pendidikan.
Sebuah pengalaman berharga yang disampaikan dengan tulisan yang baik dapat menjadi refleksi dan teladan bagi orang lain yang membaca. Kisah baik Bapak/Ibu Para Pendidik akan dikenang, menjadi panduan, bahkan abadi. Oleh karena itu, mari berkisah.. dan abadikan setiap kisah berharga itu dalam tulisan.
————————
Materi ini disampaikan Wijang Iswara Mukti, M.Pd. sebagai salah satu pemateri dalam Acara Dosen Berkegiatan di Luar Kampus oleh Tim PkM UNY bekerja sama dengan MIN 1 Kota Malang dan KKMI Malang bertajuk Pelatihan Penulisan Best Practice bagi Guru dan Kepala Madrasah Ibtidaiyah Se-Kota Malang. Acara dilaksanakan pada 17-18 Mei 2025 bertempat di Aula MAN 2 Kota Malang dihadiri oleh ratusan peserta dari guru dan Kepala MI Se Kota Malang.