Advertisement Section

Covid-19 dan Hal-Hal yang Menjadi Daring

Usaha meredam penyebaran Corona Virus Disease-19 (Covid-19) dilakukan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, Sutrisna Wibawa, dengan mengeluarkan surat edaran tentang Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran, Layanan Akademik, dan Layanan Umum dilakukan secara daring (dalam jaringan/online) sampai 30 April 2020. Perkuliahan tanpa tatap muka, dilakukan melalui BeSmart atau platform lain seperti Google Classroom dan WAG (WhatsApp Group).

Bukan hanya kuliahnya saja, pelaksanaan bimbingan tugas akhir pun dilakukan secara daring melalui bimbingan.uny.ac.id. Walau demikian, UNY tidak benar-benar lockdown, kok. Perpustakaan UNY tetap berjalan seperti biasanya.

Senin lalu, kabarnya di rektorat terdapat pengecekan suhu tubuh kepada mereka yang hendak mampir. Jika pengecekan suhu tubuh dilakuakan di fakultas-fakultas UNY, Hal ini bisa menjadi salah satu upaya untuk mendeteksi dini Covid-19.

WR III, Bagian Kemahasiswaan dan Alumni, juga mengeluarkan surat edaran yang mengimbau agar kegiatan organisasi mahasiswa (ormawa) ditunda. Padahal Maret—April banyak kegiatan UNY yang menarik seperti UNYFest, Pekan Seni UNY 2020, Pekan Olahraga Mahasiswa UNY, dan banyak lagi.

Perayaan Dies Natalis Ke-56 UNY berupa Konser IPK yang dinantikan sebagian mahasiswa pun mau tidak mau harus ditunda juga. Ditunda, katanya. Bukan dibatalkan. Kabarnya konser bertajuk #TiketKonserPakeIPK pelaksanaannya pada 17 Juni mendatang.

Kita telah tahu bahwa Perguruan Tinggi kini berada dalam genggaman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Oleh karenanya Kemendikbud memberikan instruksi melalui Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020 terkait Corona.

Dalam surat edaran tersebut dikatakan bahwa perguruan tinggi harus mempertimbangkan apakah kegiatan belajar mengajar (tatap muka) perlu diliburkan sementara. Juga imbauan untuk menunda kegiatan yang mengumpulkan banyak orang, studi wisata misalnya.

UNY bisa saja tetap mengadakan perkuliahan secara tatap muka dengan cara mengimbau mahasiswa atau dosen yang sakit untuk tidak ke kampus, juga mengecek kesehatan di instansi terkait. Perkuliahan secara daring barangkali memang perlu dilakukan sebagai upaya social distancing, sehingga penyebaran virus Corona dapat diredam.

Dengan dilaksanakannya perkuliahan secara daring, bukan berarti secara instan mencegah penyebaran virus dari lingkuan di luar rumah/indekos/asrama. Hal itulah yang harus diperhatikan dan menjadi kesadaran setiap individu untuk menjaga kesehatannya.

Birokrasi FBS, sampai tulisan ini diunggah, belum atau bahkan tidak mengeluarkan SE (Surat Edaran) apa pun. Hanya pesan daring yang meneruskan poin-poin SE rektor yang telah terbit. Salah satu dampaknya adalah penutupan PKM secara permanen sampai dengan 30 April. Mungkin maksud birokrasi menutup PKM karena memang tidak akan ada aktivitas dari mahasiswa.

Lalu, apa kabar kegiatan Fun English Club yang merupakan magangnya mahasiswa konsentrasi English for Children dari Pendidikan Bahasa Inggris? Apa kabar praktik mata kuliah Pentas Drama yang sudah direncanakan dilaksanakan di bulan April?

Surat Edaran ini membuat Organisasi sekaligus mahasiswanya mati suri. Jika Ormawa fakultas lain sudah banyak melaksanakan kegiatan sejak Februari lalu, beda halnya dengan FBS yang baru akan melaksakan pelantikan ketua ormawa pada 23 Maret mendatang.

Agaknya, kegiatan oramawa FBS memang serbaterlambat. Ditambah dengan terbitnya surat edaran perihal penundaan kegiatan mahasiswa dan organisasinya. Sudah jelas, program kerja yang telah dirancangkan pun akan ikut tertunda. [redaksi]

– – – – – –

baca OPINI di lppmkreativa.com atau tulisan Astria lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Previous post Kampus Merdeka, Semerdeka Harapan atau Tidak?
Next post Pandemi Covid-19 di Indonesia