Kembali ke Desa Tujuan Hari Tua
Untuk saat ini ibu kota menjadi tempat yang tak pernah mati, mati dalam bentuk aktivitas manusianya yang tak pernah berhenti. Mulai terbit fajar hingga muncul rembulan, aktivitas di ibu kota sangat padat. Tidak pernah ada kata libur terkecuali saat memasuki musim lebaran, momentum tersebut yang dipergunakan untuk menenangkan pikiran mereka meninggalkan penatnya kesibukan di ibu kota. Pelebaran pemukiman penduduk yang membuat ibu kota menjadi semakin padat, banyaknya pemikiran di kota bisa mendapatkan pekerjaan dengan mudah membuat warga yang dari desa berbondong-bondong untuk pindah ke ibukota, demi mendapatkan pekerjaan. Padahal tidak semudah itu dibayangkan.
Kemudian dengan semakin banyaknya penduduk di ibu kota membuat kriminalitas semakin meningkat pula, hal ini sudah pasti faktor tidak menemukannya pekerjaan bagi mereka pelaku kejahatan. Hal ini membuat ibu kota menjadi tidak aman lagi tentunya, membuat warga di sana menjadi waswas dan penuh kehati-hatian jika berada di jalan maupun kawasan rumah yang harus memiliki penjagaan yang lebih, untuk menekan terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan.
Beralih ke musim liburan, banyak kemungkinan bahwa warga ibu kota juga memiliki kampung halaman yang bisa mereka tuju jika musim libur telah tiba. Atau tak banyak dari mereka yang hanya berlibur atau menjalankan tugas saja di pemukiman desa-desa tertentu. Tak heran jika banyak dari mereka lebih banyak menghabiskan waktu untuk berlibur ke desa untuk melepaskan penat. Tak lain bahwa tidak menutup kemungkinan juga mereka memiliki keinginan untuk menghabiskan masa tua mereka di pedesaan.
Jika membandingkan desa dan ibu kota, sungguh memiliki kelebihan dan kekurangan satu sama lain, tapi tergantung dari merekanya untuk menyikapi hal tersebut, bukan?
Mari kita kupas dari daerah ibu kota terlebih dahulu, tak banyak dari warga ibu kota yang kerap mengeluh akan keadaan tempat tinggal mereka yang tiap hari, bulan, tahun makin menjadi padat dan riweuh. Banyaknya populasi manusia bahkan kendaraan yang membuat jalanan kerap kali menjadi sangat padat, yang membuat stres meningkat jika dalam keadaan yang terburu-buru mengharuskan sampai ke tujuan, akibat padatnya membuat jalanan menjadi macet. Macet saja dapat menimbulkan stres yang jika berkepanjangan akan menimbulkan penyakit.
Hiruk pikuk keramaian yang membuat jenuh tiap ingin keluar rumah. Dengan banyaknya kendaraan pribadi maupun umum membuat polusi udara yang semakin menjadi tidak baik bagi kesehatan, ditambah lagi efek rumah kaca yang diakibatkan banyaknya pengguna AC dan kaca yang berlebih untuk membangun gedung-gedung tinggi. Membuat suhu udara di sana sangat panas jika sudah memasuki siang hari dan kemarau. Tak heran mengingat dari hal yang sudah dijelaskan di atas.
Selalu memusingkan dengan perkembangan zaman yang tak pernah habis untuk selalu mengikuti tren-tren yang ada. Warga ibu kotalah yang memiliki peran besar dalam pembawaan tren tersebut, sehingga tak banyak jika mereka tidak bisa mengikuti tren tersebut menjadi bahan cemooh bagi lingkungan mereka yang lain.
Untuk ibu kota pun tak melulu dengan keadaan yang jeleknya saja, namun untuk tinggal di ibu kota ada kelebihan juga tentunya.
Bagi mereka yang suka menikmati indahnya pemandangan di ketinggian sembari melihat lampu-lampu menyala di malam hari, bagi mereka yang suka untuk mengoleksi barang-barang mewah mereka akan cepat untuk mendapatkan koneksi, bagi mereka yang ingin memiliki rumah di atas ketinggian (Apartemen) mereka akan cocok untuk hidup di ibu kota yang memiliki fasilitas tersebut.
Balik lagi jika berbicara desa, tak sedikit dari pedesaan yang memiliki pemandangan yang sangat indah. Hampir rata-rata banyak pedesaan yang memiliki pemandangan yang indah, udara yang sejuk, serta air yang mengalir dengan bersih. Membuat desa merupakan tempat untuk merefresh diri paling ampuh.
Walaupun di desa terkadang tidak memiliki saluran listrik yang rata, sehingga tak banyak listriknya hanya menyala saat malam hari saja, kemudian akan padam saat pagi datang, tapi hal ini sungguh tak membuat kesan hidup di desa menjadi menyusahkan. Hal ini bisa sangat berpengaruh positif, kita menjadi meninggalkan benda-benda elektronik dan kembali untuk alam, bisa dipakai untuk berkebun, bercocok tanam, memancing dan lain sebagainya guna untuk membunuh waktu. Dengan melakukan hal tersebut tanpa kita sadari kita bisa memberikan efek rileks pada pikiran yang sudah pusing harus berhadapan dengan media elektronik sepanjang harinya.
Hidup di desa lagi banyak dilakukan bagi mereka yang sudah pensiun akan pekerjaan mereka di ibu kota, mereka dengan sengaja membangun rumah di pedesaan guna untuk hunian di masa tua nanti. Mereka dengan sengaja karena jenuh akan hiruk pikuk yang terjadi di ibu kota, mereka ingin meninggalkannya dan menikmati hari tuanya dengan tenang.
Menenangkan diri dengan suara air sungai yang mengalir dengan tenang, suara kodok dan jangkrik pada saat malam hari, wangi tanah subuh jika terkena air hujan, udara yang bersih dan sejuk membuat pikiran menjadi tenang.
Tindak kriminal di kota-kota besar biasanya cenderung lebih tinggi dibandingkan di desa, karena adanya latar belakang yang tidak mengenal satu sama lain, berbanding terbalik jika di Desa, mereka yang begitu saling mengenal satu sama lain, sehingga jika ada tindak kriminal mereka lebih mudah mencari tahu siapa pelaku dikarenakan mudah mengenali lingkungannya.
Hidup di desa dapat menekan terjadinya stres yang berlebih karena sudah pasti jika tinggal di desa memiliki lingkungan yang tenang dan asri sehingga tingkat kestresan bisa berkurang. Pemandangan yang indah serta keadaan air yang masih bersih, udara yang masih sejuk dan belum terkontaminasi dengan polusi serta sumber makanan yang masih segar-segar tentunya.
Hidup di desa dapat menekan terjadinya stres yang berlebih jadi tidak menutup kemungkinan kan kita bisa menghabiskan masa tua di desa dengan tenang, jadi apakah pindah ke desa masuk ke daftar untuk hari tua kita