Re dan PeRempuan
Penulis: Maman Suherman
Tebal halaman: 330 halaman.
“Panggil aku: Re!”
“Pekerjaanku adalah pelacur!”
“Lebih tepatnya, pelacur lesbian!”
LPPM Kreativa – Rere, (tertulis Re:) terlahir dari seorang ibu tanpa ayah. Takdir itulah yang membuatnya begitu dibenci oleh neneknya, terlebih saat ibunya meninggal dalam pelukannya. Tak jarang ia mendengar ucapan “anak haram” keluar dari bibir neneknya.
Keterpurukan Re membuatnya sering bolos sekolah dan berbuat onar. Re: yang beranjak remaja mulai haus akan kasih sayang dan mudah terbuai oleh sentuhan laki-laki. Ia sempat dekat teman sekelasnya, hingga dekat dengan guru lesnya sendiri. Nahasnya hal itu ia justru membuatnya mengulang apa yang telah terjadi pada ibunya dulu.
Re: mulai terombang-ambing setelah memutuskan untuk kabur dari rumah karena takut akan dimarahi neneknya saat ia rasa tak lagi mampu menyembunyikan kandungannya. Di tengah perasaan kalutnya ia bertemu dengan sosok wanita paruh baya yang ia anggap malaikat karena mau membantunya untuk melahirkan janin yang dikandung.
Sayangnya sosok malaikat itu ternyata iblis yang menyeretnya ke dunia gelap dengan sebuah syarat bahwa setelah melahirkan, ia harus mengabdikan diri untuk melayani setiap pelanggan.
Saat Herman bertemu dengan Re: untuk pertama kalinya mungkin ia hanya berniat untuk menjadikan Re: dan dunia gelap itu sebagai objek penelitian skripsinya. Namun, tuntutan dari dosen pembimbing untuk memperdalam kajiannya membuat mahasiswa kriminologi itu justru terseret masuk ke dalam kehidupan Rere. Herman terpaksa untuk terlibat dalam sisi gelap dunia pelacuran yang bersimbah darah, dendam dan air mata.
Bagi Herman, Re: pemilik nama asli Rabi’ah Al Adawiyah tak hanya memiliki kecantikan paras saja, namun juga kecerdasan dan kebaikan yang luar biasa. Tak jarang Re membantu Herman untuk membeli buku-buku dan ikut memberi tambahan sangu untuk Herman semasa kuliah. Padahal, Re: sendiri berada di titik kehidupan yang mungkin dinilai mengenaskan.
Re: yang merasa bahwa dirinya kotor memilih untuk menitipkan anaknya, Melur kepada sepasang suami istri dengan tetap membiayai semua kebutuhan Melur. Re: tetap merasa bahagia meski ia lebih dikenal dengan sebutan ‘tante,’ oleh anaknya sendiri, aqkarena melihat anaknya dapat merasakan memiliki orang tua yang lengkap itu sudah cukup bagi Re:
Hampir tiga puluh tahun kemudian, Melur tumbuh menjadi wanita yang berpendidikan tinggi, cerdas, baik hati, dan cantik. Dan dengan kecerdasannya ia mulai menyelidiki tentang siapa ibu kandungnya. Hal itu pula yang mengorek kembali ingatan Herman tentang Re:. Ingatan tentang Re: yang berakhir mati tersalib di sebuah tiang dengan tubuh tersayat-sayat masih menjadi mimpi buruk Herman hingga puluhan tahun setelahnya.
Kekhawatiran Herman muncul saat Melur mulai mempertanyakan ibu kandungnya. Apakah Melur akan mampu menerima kenyataan bahwa ibu kandungnya adalah seorang pelacur? Apakah Melur akan mau menganggap Re: sebagai ibunya? Ataukah Melur akan memiliki dendam kepada mereka yang telah membunuh Re: dengan cara yang begitu mengenaskan?
Novel Re dan PeRempuan merupakan novel yang ringan namun cukup berbobot untuk dibaca. Di dalamnya disisipi puisi-puisi, berbagai teori dan penielasan dari para ahli tentang hukum dan kriminologi yang berkaitan dengan cerita dan pastinya akan menambah wawasan pembaca.
Selain itu, Maman Suherman mampu mengemas setiap kejadian dengan pemilihan kosa kata yang apik dan mudah dimengerti pembaca. Dalam penceritaannya, Maman Suherman sendiri menggunakan sudut pandang orang pertama (aku).
Novel Re dan PeRempuan sebenarnya sangat menggambarkan dengan jelas kehidupan gelap di tengah kota yang gemerlap. Perempuan-perempuan yang terpaksa menggunakan tubuhnya untuk melayani siapapun yang membayar. Laki-laki atau perempuan.
Banyak juga dari pelanggan yang merupakan pejabat atau artis papan atas. Dalam dunia gelap seperti itu, ancamannya tak hanya masalah kesehatan yang mengintai, namun juga nyawa mereka bisa mati kapan saja saat mencoba untuk melawan.
Penulis: Intan Assafitri
Editor: Hana Yuki Tasha A