
Bunga Rumah Makan; Drama Cinta Ani dan Pemuda “Setengah Matang”
“Jika kamu sudah tak sendiri lagi, maukah kamu bekerja?”
Kutipan naskah drama di atas adalah part-part terakhir dari drama Bunga Rumah Makan yang dipentaskan oleh Teater Baruna, Sasindo (Sastra Indonesia) kelas A angkatan 2013 pada Parade Teater yang merupakan tugas akhir dari kajian drama jurusan PBSI dan Sasindo, FBS (Fakultas Bahasa dan Seni), UNY (Universitas Negeri Yogyakarta). Pementasan Drama Bunga Rumah Makan dihelat pada hari Senin (7/12) di Stage Tari, FBS, UNY. Bunga Rumah Makan adalah sebuah naskah drama karya Utuy Tatang Sontani, yang merupakan drama legendaris tahun 1975 di daerah Jawa Barat.
Bunga Rumah Makan ini menceritakan tentang seorang gadis bernama Ani yang bekerja di sebuah Rumah Makan Sembara. Dia bekerja dengan si Bos yang selalu memaksa Ani untuk terus bekerja di rumah makan Sembara. Karena, menurut si Bos, dengan hadirnya si Ani warung rumah makannya menjadi ramai. Banyak pelanggan lelaki rumah makan tersebut yang sering menggoda Ani. Namun, dari sekian banyak lelaki yang menggodanya ada seorang pemuda yang dijuluki Ani dengan julukan “Setengah Matang” yang sering sliweran, mondar-mandir tidak jelas di rumah makan Sembara. Si Pemuda ini justru bersikap tak acuh kepada Ani. Tak hanya itu, ternyata anak si Bos juga menyukai Ani. Sayangnya, Ani sudah menaruh harapan pada seorang perwira TNI. Konflik mulai memuncak ketika Ani disarankan menikah oleh Pak Ustadz, sebenarnya nasehat yang dilontarkannya ini adalah semata-mata perintah dari anak si Bos agar Ani mau menikahi anak si Bos. Drama mencapai klimaksnya, yaitu ketika si Perwira TNI menyatakan terang-terangan bahwa ia mendekati Ani hanya untuk kesenangan semata. Ani pun merasa kecewa atas pengakuan perwira TNI pujaan hatinya. Kekecewaan Ani dapat tersembuhkan dengan hadirnya si Pemuda “Setengah Matang” yang akhirnya dipilihnya untuk menjadi pendamping hidupnya.
Kajian drama adalah sebuah mata kuliah penuntasan tugas akhir semester lima di jurusan PBSI dan Sasindo, FBS, UNY. Tak beda jauh dari tahun-tahun sebelumnya, kajian drama pada tahun ini juga mengambil naskah-naskah drama angkatan 70-an sampai 80-an yang sangat fenomenal dan kental akan unsur sastranya. Naskah-naskah drama tersebut tentunya memiliki daya hipnotis yang sangat tinggi. Tak hanya itu, kepiawaian para pemain yang dituntut untuk profesional dalam memerankan tokoh yang mereka mainkan, mampu menjadi nilai tambah kualitas pementasan drama tersebut. Drama yang berkualitas itulah, yang dapat mengundang antusiasme penonton pada pementasan drama tersebut. “Apalagi jika hal itu dipadu dengan pembawaan karakter yang sangat pas, pasti akan membuat sorak sorai penonton pecah” terang salah satu penonton juga seniman yang berinisial ‘N’.
Acara berjalan dengan lancar, meski banyak keluhan dari para penonton. Salah satunya adalah Ika, penonton dari luar UNY itu mengaku kesal terhadap sikap panitia yang dinilai kurang selektif dalam mengatakan sebuah konatif. “Wah, Maaf, Tempat sudah habis!” terang Ika menirukan perkataan dari salah satu panitia. Menurut Ika sebenarnya masih banyak tempat kosong yang dapat diisi oleh 10 penonton bahkan lebih. Namun, hal itu tidak menyurutkan minat dan antusiasme para penonton untuk tetap hikmat dalam menyaksikan pementasan drama Bunga Rumah Makan itu.
Performance drama ini mampu tampil elegan dengan iringan musik keroncong dibawakan dengan gaya musik Jazz oleh Kidjing & Friends. Alunan musik tersebut dengan hikmatnya mengiringi alur perjalanan drama Bunga Rumah Makan ini. Drama Bunga Rumah Makan yang dipentaskan oleh teater Baruna ini disutradarai oleh Arifin Sasindo A 2013. Nurhadi selaku dosen pengampu mata kuliah Kajian Drama mengaku salut kepada antusias para peserta didiknya dalam mempersiapkan segala keperluan pada pementasan drama ini. Bahkan tak jarang dari mereka yang pulang tengah malam menjelang hari H. Namun, hal itu tentunya menjadi semangat mereka untuk memperoleh hasil yang maksimal. Nurhadi juga menghimbau kepada Mahasiswa angkatan di bawah 2013 supaya lebih optimal dan all out dalam menampilkan pementasan drama pada tahun-tahun berikutnya. (Reza)