Climate Change dan Clean Energi
Yogyakarta- Climate change dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan Perubahan Iklim. Perubahan iklim merupakan isu global di dunia saat ini. Berbagai negara dan organisasi internasional melakukan kampanye tentang pernyebab perubahan iklim lengkap dengan adaptasi yang harus dilakukan dengan tujuan untuk menurunkan dampak buruk yang ditimbulkannya. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPPC), badan internasional yang terdiri dari hampir 200 negara dengan berbagai pakar di dalamnya dengan tujuan melakukan penilaian dan tindak lanjut terkait dengan climate change.
Mengacu pada SDGs pada “Goal 13—Taking Urgent Action to Combat Climate Change—SDGs and the Paris Climate Agreement” dan SDG 7—“Ensure access to affordable, reliable, sustainable and modern energy for all”, cukup jelas bahwa semua negara termasuk Indonesia memiliki kewajiban untuk menanggulangi perubahan iklim, juga tentang usaha penyediaan energy yang bersih dan berkelanjutan untuk semua orang.
Penyebab terjadinya perubahan iklim
Hampir semua ahli sepakat bahwa perubahan iklim terjadi karena kegiatan manusia yang menyebabkan terjadihnya efek rumah kaca. Efek rumah kaca terjadi karena tingginya kadar gas CO2 dan gas lainnya di atmosfer. Gas-gas ini merupakan hasil pembakaran oleh aktivitas manusia seperti Industri dan sektor transportasi yang menggunakan bahan bakar minyak atau batu bara. Gas-gas yang ada di atmosfer ini menahan panas yang dipancarkan dari permukaan bumi, dan dikembalikan lagi ke bumi. Oleh sebab itu panas di bumi semakin meningkat.
Industri dan sektor transportasi selama ini diakui sebagai sektor penyumbang gas rumah kaca terbanyak. Hal ini karena jumlah populasi di bumi akan linier dengan peningkatan kebutuhan jumlah barang dari sektor industri maupun jumlah transportasi yang dibutuhkan. Di mana hal ini berarti konsumsi bahan bakar fosil akan meningkat jika tidak kita ubah.
Hubungan climate change dengan kehidupan
Manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya memerlukan sumber energi. Seperti dikutip dari IPCC yang menyebutkan, “All societies require energy services to meet basic human needs (e.g., lighting, cooking, space comfort, mobility and communication) and to serve productive processes.” Dari hal tersebut tentu dapat diketahui bahwa dengan jumlah penduduk yang bergitu besar di Indonesia akan memerlukan energi yang luar biasa tinggi.
Bayangkan jika sumber energi tidak terbarukan yang dipunyai Indonesia kita eksploitasi saat ini. Akan bertahan berapa lama, dan bagaimana dengan generasi yang akan datang. Belum lagi dampak yang kita hadapi saat ini dengan adanya perubahan iklim.
Dampak perubahan iklim terhadap manusia
Ada banyak dampak perubahan iklim terhadap manusia di semua sektor kehidupan. Perubahan iklim berdampak bagi seluruh makhluk di bumi, tidak hanya manusia tapi juga lingkungan. Manusia harus bersiap dengan gelombang panas yang di beberapa negara Eropa sudah menyebabkan kematian, maka di Indonesia harus waspada dengan kebakaran hutan dan dampaknya terhadap kesehatan.
Selain itu, anomali cuaca di mana kemarau panjang menyebabkan kekeringan dan gagal panen akan berdampak pada langkanya sumber makanan. Dan anomali cuaca berupa intensitas hujan yang tinggi akan menyebabkan potensi bencana di beberapa wilayah yang memang rentan, seperti Jakarta yang memang sudah langganan banjir maka akan semakin rentan dengan adanya perubahan iklim.
Manusia memang memerlukan banyak energi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tentu kebutuhan itu tidak salah, tetapi yang harus menjadi sumber perhatian adalah darimana sumber energi tersebut, dan juga cara menjaga alam tetap lestari sehingga bumi tetap dapat diwariskan kepada generasi yang akan datang tidak dalam keadaan rusak.
Perlu kiranya masyarakat untuk bergerak dan mulai berubah dalam penggunaan energi, dari yang tidak terbarukan (nonrenewable) ke terbarukan (renewable). Indonesia dengan bentang alamnya yang luas, memiliki banyak kemungkinan sumber energi terbarukan, seperti angin dan matahari. Dengan menggunakan panel-panel surya atau penggerak tenaga angin maka akan dihasilkan tenaga listrik yang dapat dimanfaatkan oleh manusia.
Penanggulangan
Pemerintah Indonesia sudah memiliki rencana tentang bagaimana mengurangi ketergantungan energi fosil dan bagaimana mengurangi dampak perubahan iklim melalui beberapa kementerian dan lewat Dewan Nasional Perubahan Iklim. Namun, yang tidak kalah penting adalah merubah perilaku masyarakat. Gaya konsumsi masyarakat seyogyanya berubah sehingga ketergantungan pada industri akan berkurang. Transportasi publik harus lebih diperjuangkan untuk memberikan kenyamanan dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat sehingga penggunaan kendaraan pribadi akan berkurang. Dan satu hal yang penting, bahwa climate change perlu dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah sehingga anak-anak sejak dini memiliki pengetahuan dan doktrin untuk melestarikan bumi yang mereka tempati.
Sulistyawati., MPH. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan, Indonesia.
diselaraskan oleh Redaksi