Advertisement Section

Dahulukan Kula Nuwun

Setelah diterima di Perguruan Tinggi, mahasiswa baru akan melalui proses Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB). Kehidupan Kampus yang dimaksud bukan sekadar lingkungan fisik, melainkan menyangkut berbagai peraturan dan seluruh kegiatan organisasinya. Sebut saja, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Seluruh UKM saling beradu tampil di depan mahasiswa baru. Saling pamer bakat demi menarik minat mahasiswa baru. Parade inilah yang sering kita kenal dengan Display UKM. Kegiatan ini diharapkan mahasiswa baru dapat memilih UKM apa yang mereka sukai dan minati sesuai bakat yang mereka miliki. Hal itu menjadi alasan display UKM harus ada dalam serangkaian acara PKKMB.

Display UKM tahun ini tidak seperti tahun sebelumnya. Biasanya dilaksanakan pada hari kedua PKKMB, kali ini dilaksanakan pada hari pertama. Upacara pembukaan PKKMB malah dilaksanakan pada hari kedua. Alasannya, Rektor UNY tidak dapat hadir pada hari pertama. Tidak dapatkah pembukaan PKKMB diwakilkan? Bukankah masih terdapat banyak jajaran Rektor yang dapat mewakili?

Sudah sepantasnya sebuah rangkaian acara dilaksanakan setelah resmi dibuka. Halangan dari salah satu pihak bukan menjadi suatu alasan. Bagi mereka yang terlalu sibuk, pasti memiliki wakil untuk menggantikan posisinya saat ada acara. Mendatangkan seorang wakil tidak menghilangkan kewibawaan, bukan? Kehormatan pun tidak akan terkikis oleh perwakilan. Lagi pula, pembukaan juga bukan ajang perkenalan. Tanpa membuka acara itu pun, mahasiswa baru tetap mengenal Rektornya.

Jika ditanya tentang kewibawaan dan kehormatan, semua orang pasti membutuhkan. Namun, kewibawaan tidak perlu ditunjukkan dengan berbicara, misalnya sambutan atau membuka suatu acara. Kewibawaan dapat ditunjukkan dengan sikap. Baik ditunjukkan secara langsung, maupun ditunjukkan melalui kebijakan yang dibuat. Kebanyakan kaum awam, lebih mengenal pemimpin mereka melalui kebijakannya.

Mengingat jadwal mereka yang terlalu sibuk, orang awam menyadari betapa sulitnya bertemu dengan pemimpin mereka. Oleh karena itu, mereka lebih mengenalnya melalui kebijakan. Tidak peduli apakah mereka pernah bertemu atau belum, yang terpenting kebijakan yang mereka buat memuaskan.

Berbicara mengenai dampaknya, Display UKM yang dilaksanakan sebelum pembukaan memang tidak berdampak buruk. Namun, pembukaan tetap menjadi formalitas. Pembukaan menjadi tindakan normatif. Mengapa demikian? Sebab, pembukaan dapat dikatakan sebagai tindak kesopanan. Ibaratnya orang bertamu harus terlebih dahulu membuka pintu sebelum ia masuk. Pembukaan juga menjadi hal yang semestinya dilakukan secara bertahap. Tidak mungkin kita memakan sesuatu tanpa membuka bungkusnya terlebih dahulu. Jika tahapnya saja terbalik, maka tidak efektif.

Tidak hanya mengganggu keefektifan, acara tanpa pembukaan bagaikan masakan tanpa garam. Pembukaan menjadi kelengkapan suatu acara. Seindah apapun garnish yang ada dalam makanan, tidak berarti jika lupa ditaburi garam. Dengan demikian, sudah sepantasnya acara diawali dengan pembukaan.

Meski tidak banyak dampak buruk yang dirasakan, tetapi tidak sedikit pula mahasiswa baru yang khawatir jika tidak ada hiburan lagi pada hari kedua PKKMB. Display UKM dianggap sebagai hiburan bagi mereka . Tidak adanya hiburan terkadang mendatangkan kebosanan. Kebosanan ini pula yang terkadang membuat acara tidak efektif. Sebab, materi penting yang disampaikan terkadang tidak ditangkap dengan baik oleh mahasiswa baru.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Previous post Dari Ospek Jadi PKKMB
Next post Buktikan Impian yang Bukan Sekedar Angan-Angan