
Kerennya Pernah ke Luar Negeri
Pergi ke luar negeri merupakan cita-cita semua orang. Tidak dipungkiri bahwasanya orang-orang yang pernah ke luar negeri akan memiliki kasta yang lebih tinggi antara teman-teman setongkrongannya.
Luar negeri memang memiliki prestise yang luar biasa bagi masyarakat kita. Orang yang berada di luar negeri memiliki kasta tersendiri. Tidak peduli di luar negeri jadi paspampres (entah apa namanya itu di luar negeri), atau tukang cuci celana dalam.
Akan tetapi, prestise luar negeri itu hanya berlaku untuk orang-orang kota. Anak-anak muda borjuis (bahasaku keren yak), yang tidak pernah merasakan jadi proletar di luar negeri (entah apa yang saya bicarakan).
Mereka yang mengindahkan luar negeri, tentu belum pernah mendengar cerita tentang orang-orang yang tidak ingin ke luar negeri samasekali. Bahkan diangkat jadi Brahmana karena pernah ke luar negeri, mereka tidak mau.
Dan beginilah ceritanya.
Setiap pagi, Mawar pergi ke luar negeri dan pulang di siang harinya. Kuat banget si Mawar ini, lebih kuat dari mahasiswa yang kuliah di Jogja dan rumahnya di umbul Magelang, dan ngelaju setiap hari.
Hebatnya lagi si Mawar ke luar negeri hanya dengan mengendarai sepasang sandal jepit (gile dah, emansipasi wanita sejati. Lebih sejati dari cintanya Rangga ke Cinta). Mungkin karena Mawar sudah tahu alamat Rangga di luar negeri, sehingga jarak bukan lagi halangan. Uh, uh sekali pokoknya.
Pada akhirnya, karena Rangga jahat sehingga mawar mulai bosan ke luar negeri tetapi tidak bisa untuk berhenti. Pada akhirnya cerita Cinta dan Rangga terlihat menarik karena diperankan dengan tema borjuis. Bayangkan jika Ada Apa dengan Cinta temanya jadi proletar, pasti mengenaskan sekali.
Dan beginilah kira-kira.
Setelah Rangga pergi, cinta pergi menyusulnya. Karena tidak punya uang, Cinta berenang mengarungi samudera (heroik sekali). Tiba di luar negeri di musim dingin. Kemudian Cinta bertemu Rangga dan membuat janji bertemu di akhirat.
Ah, apa yang sebenarnya saya bicarakan. Tapi, pembaca yang budiman, ada satu hal yang dapat kita petik dari penjabaran yang nggak nyambung di atas. Yakinlah bahwa semua akan dipetik pada waktunya.
Kesimpulannya, semua yang borjuis akan terlihat bagus. Sedangkan proletar akan terlihat buruk, seheroik dan seindah apa pun itu.