Advertisement Section

Lupus Tidak Akan Membuatmu Pupus

Apakah peringatan Hari Lupus Sedunia harus diucapkan menggunakan “Selamat Hari Lupus Sedunia” di story Whatsapp atau memposting konten seperti yang dilakukan oleh akun instagram autoimmunehealth? Tidak keduanya, karena pada 10 Mei lalu, yang merupakan peringatan Hari Lupus Sedunia, kita tidak melakukan peringatan apa pun terhadap penyakit itu (lupus). Tambahan, penyakit lupus sebagian besar menyerang perempuan pada usia produktif.

Sistem imun dalam tubuh Homo Sapiens, secara biologis, berfungsi untuk memusnahkan sumber penyakit yang masuk ke dalam tubuh. Penyakit lupus terjadi akibat dari tubuh yang memproduksi imun secara berlebihan. Bisa dikatakan bahwa setiap manusia yang lahir, berpotensi terdampak lupus di suatu hari nanti. Oleh karenanya, 10 Mei diperingati sebagai Hari Lupus Sedunia dengan harapan kita mewanti-wanti datangnya penyakit ini. Terlebih, gejala penyakit lupus sulit diidentifikasi.

Lupus adalah penyakit seribu wajah, katanya. Dikenal demikian karena gejala yang ditimbulkan sama persis dengan penyakit pada umumnya, seperti demam, dada sesak untuk bernapas, terdapat darah/protein dalam urin, dan rambut rontok.

Lupus merupakan penyakit kronis yang diakibatkan gangguan dalam tubuh. Dilansir dari hellosehat.com, ada tiga faktor yang memiliki kontribusi hadirnya penyakit lupus: Faktor genetik, faktor hormon, dan faktor lingkungan.

Berbicara mengenai hormon, perempuan banyak menghasilkan hormon estrogen, yang menjadikan kekebalan tubuh perempuan lebih kuat daripada laki-laki. Akibatnya, lupus membuat sistem kekebalan ini berbalik menyerang tubuh, sehingga perempuan akan lebih mudah mengalami autoimun.

Belum ada hal yang pasti mengapa Homo Sapiens terjangkit lupus. Hellosehat.com hanya mengait-ngaitkan sesuatu yang didapat dari lingkungan dengan penyakit lupus. Seperti asap rokok, merkuri, dan gel natrium silika. Hal ini tentunya belum bersifat objektif, hanya praduga berdasarkan pengalaman-pengalaman yang didapat dari lapangan.

Ada pun faktor-faktor yang dimungkinkan meningkatkan risiko penyakit lupus. Seperti jenis kelamin, ras, pengaruh obat-obatan, dan paparan sinar matahari. Walau memang perempuan lebih banyak terjangkit penyakit lupus daripada laki-laki, tetapi faktor mengenai ras dan paparan sinar matahari tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Peringatan tentang bahaya dan gejala lupus tidak harus dilakukan pada 10 Mei. Hari itu hanya simbol supaya serentak mengingatkan tentang lupus, sama halnya dengan May Day pada 1 Mei dan World AIDS Day pada 1 Desember. Setiap hari kita harus memahami hak-hak buruh/pekerja, setiap hari juga kita harus paham dan memahami para terjangkit AIDS.

Tulisan ini pada akhirnya akan mengingatkan pembaca kepada pentingnya memahami lupus. Selanjutnya, hal penting yang tidak saya tulis di sini bisa diperbanyak melalui refensi-referensi lain.

Baca OPINI di lppmkreativa.com atau tulisan Nursaid lainnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Previous post Trans Jogja Hati [Ny]aman Jogja
Next post Membiasakan Kebahasaan atau Membahasakan Kebiasaan?