
Penyebab Kenaikan Harga BBM
Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) menjadi permasalahan yang besar bagi masyarakat. Banyak dari kita yang tidak tahu apa penyebab dari kenaikan BBM tersebut. Apakah kita pernah berfikir bahwa hal tersebut bukanlah semata-mata disebabkan oleh pemerintah? Namun, dipengaruhi oleh ekonomi global, di mana perdagangan dunia sangat mempengaruhi harga BBM di Indonesia.
Nah, sebelum kita menuntut sebuah keadilan kepada instansi pemerintah, perlu kita ketahui terlebih dahulu fakta adanya pengaruh global yang menyebabkan kenaikan BBM. Berikut ini beberapa fakta terkait kenaikan harga BBM di Indonesia yang disebabkan oleh pengaruh global.
Subsidi Pemerintah
Pemerintah telah memprediksi adanya kenaikan harga bahan bakar, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, mengatakan bahwa meskipun ada kenaikan pada BBM jenis pertamax, pemerintah tetap memutuskan untuk memberikan subsidi BBM jenis pertalite. Dengan demikian, tidak semua harga BBM dinaikkan.
Hal ini diperjelas dengan pernyataan Menteri Keuangan, Sri Mulyani, mengatakan bahwa realisasi subsidi BBM, elpiji, dan listrik akan lebih besar pada tahun 2022 dibandingkan tahun 2021. Hal ini disebabkan oleh peningkatan aktivitas masyarakat yang mendorong naiknya volume BBM dan elpiji.
Fakta di negara tetangga, Malaysia, menyatakan tidak jauh berbeda dengan Indonesia. Pemerintah Malaysia juga memberikan subsidi pada produk BBM-nya. Akan tetapi, Indonesia memberikan subsidi pada produk BBM dengan kualitas lebih rendah, seperti solar subsidi dan memberikan kompensasi pada bensin dengan nilai oktan (RON) 88 alias Premium. Berbeda dengan Malaysia yang langsung memberikan subsidi pada produk bensin dengan kualitas dan nilai oktan lebih tinggi, yakni RON 95, yang secara kualitas oktannya berada di atas Petamax yang memiliki RON 92. Meskipun demikian, pemerintah sudah berupaya mengimbangi negara lain di tengah pengaruh ekonomi global.
Pendapatan
Masalah pendapatan atau gaji pekerja, Malaysia memiliki Gross Domestic Product (GDP) per kapita yang jauh lebih tinggi daripada Indonesia. GDP per kapita Indonesia yaitu sebesar 3.869 dollar AS atau setara dengan Rp55,57 juta. Sementara itu, GDP per kapita Malaysia tiga kali lipatnya, yakni 10.401 dollar AS atau setara Rp 149,40 juta.
Dilansir dari The Malaysian Reserve, Malaysia berada di peringkat kelima dalam hal rasio harga bensin paling terjangkau dengan gaji rata-rata setelah mengesampingkan negara-negara Timur Tengah. Di mana satu orang warga Malaysia dapat membeli 1.707 liter bensin dengan satu kali gaji sebulan.
Selandia Baru berada di peringkat keempat dengan 1.852 liter sedangkan Korea Selatan di peringkat ketiga dengan 1.908 liter. Di tempat kedua adalah Jepang dengan 2.006 liter. Australia menduduki puncak daftar, di mana satu gaji dapat membeli 3.783 liter bensin.
Dengan adanya pendapatan di Indonesia dengan sedemikian rupa itu yang menjadi faktor mengapa harga pertamax di indonesia mengalami kenaikan.
Kenaikan Harga Minyak Mentah Dunia
Nicke Widyawati mengatakan, kenaikan harga BBM yang terjadi belakangan ini, tidak lepas dari kenaikan harga minyak mentah dunia atau Crude Palm Oil (CPO). Seperti diketahui kondisi perang Ukraina dan Rusia sejak Februari medorong kenaikan harga minyak mentah dunia lebih dari 100 dollar AS. Nicke mengungkapkan hal itulah yang kemudian, mendorong pertamina untuk menaikkan harga bahan bakar minyak. Namun, dia mengungkapkan bukan hanya Indonesia saja yang menaikkan harga BBM-nya, tapi juga di seluruh dunia.
Demikian beberapa fakta yang mempengaruhi kenaikan harga BBM di Indonesia, terutama pertamax. Dari fakta tersebut, kita menjadi tahu apa sebab dan akibat yang terjadi karena pengaruh ekonomi global.
Ilustrator : Muhammad Misbachul Ulum