Advertisement Section

The Sound of Magic: Mengungkap Arti Menjadi Dewasa

Apa kau percaya sulap?

Saat kita masih belia, mungkin kebanyakan dari kita merasa kagum pada trik sulap. Bagaimana caranya kelinci bisa keluar dari topi pesulap? Bagaimana caranya blok kartu keluar dari mulut? Bagaimana setangkai mawar tiba-tiba muncul dari balik kain putih kosong? Misteri yang ajaib itu membuat kita terpana dan terheran-heran. Bagaimana bisa? Apakah semua trik sulap itu asli atau hanya rekayasa semata? Namun, dibalik semua pertanyaan tadi, ada satu hal yang terlintas di batin seorang anak-anak. Tentang bagaimana trik tersebut bisa membuatnya kagum dan senang. Bersorak kegirangan dan seakan melupakan semua masalah yang ada. Ah, rasanya menjadi anak-anak itu menyenangkan, bukan? Hanya dengan trik sulap semata, mereka bisa senang tiada kira.

Tidak, Ah-Yi tidak berpikiran seperti itu. Satu hal yang dia cari sepanjang hidupnya – cara menjadi dewasa. Pada saat di bangku SMA, Ah-Yi tidak perlu hiburan seperti sulap yang bersifat sementara. Dia hanya perlu belajar, lulus, dan bekerja. Hidup sejahtera dengan ekonomi yang mencukupi. Bisa mengatur hidupnya sendiri dan tidak diatur oleh orang lain dengan semena-mena. Hidup seperti orang dewasa pada umumnya.

Pandangannya itu berbanding terbalik dengan si Pesulap Misterius yang Ah-Yi temui malam itu di taman hiburan kecil yang terlantar di bukit kota. Dia menyebut dirinya Ri-Eul. Menurut Ah-Yi, dia adalah seorang yang gila. Bagaimana bisa orang dewasa sepertinya hidup berpura-pura menjadi pesulap dengan jubah dan topi pesulap anehnya itu di tengah dunia yang kejam seperti ini? Mengapa dia tidak mencari pekerjaan yang stabil layaknya orang dewasa lainnya dan malah bermain-main dengan ‘sulap asli’ miliknya yang penuh fantasi itu? Persetan dengan semua itu, Ah-Yi hanya ingin hidup dengan mempertahankan nilainya di sekolah dan bekerja mencari uang untuk hidupnya yang dikejar hutang, bukannya berurusan dengan pesulap aneh seperti Ri-Eul.

Namun, Ri-Eul berhasil menyelamatkannya dari bosnya yang ingin mencelakainya dan penagih hutang ayahnya. Dengan mantra sulapnya “Annara Sumanara”, Ri-Eul berhasil membuat Ah-Yi kembali terkagum dengan sulap seperti dirinya waktu kecil dulu. Dengan mantra Ri-Eul, taman hiburan yang terlantar itu tiba-tiba terasa hidup kembali dan Ah-Yi bisa merasa bahagia kembali. Sebenarnya, siapa pria misterius ini?

Baca juga: Beban Perempuan dalam Puisi di Depan Meja Rias

“Aku adalah pesulap.” kata Ri-Eul.

Kisah tentang seorang gadis SMA miskin bernama Ah-Yi dan pesulap misterius Ri-Eul yang mengubah pandangannya menjadi seorang ‘dewasa’ ini bisa kalian temukan di serial Netflix terbaru, The Sound of Magic. Dibintangi oleh Choi Sung Eun sebagai Yoon Ah-Yi, Ji Chang Wook sebagai Ri-Eul, dan Hwang In Yeop sebagai Na Il-Deung, The Sound of Magic menyapa penggemar film drama-fantasi di platform Netflix dalam 6 episodenya yang tersedia mulai 6 Mei 2022. Serial ini dibalut dengan iringan musikal yang berhasil membawa penontonnya merasakan arti keajaiban yang membawa kebahagiaan.

Cerita dibalik serial The Sound of Magic ini diangkat dari judul webtoon Korea, Annara Sumanara karya Ha Il-Kwon yang pertama kali dirilis pada 28 Juni 2010. Versi bahasa Korea dari webtoon ini berjumlah 29 episode sedangkan versi bahasa Inggrisnya berjumlah 28 episode. Netflix menggubah karya webtoon ini menjadi 6 episode dengan durasi sekitar 50 menit setiap episodenya. Beberapa alur baru ditambahkan dalam serial ini, misalnya dengan penambahan karakter Seo Ha-Yoon yang merupakan teman sekelas Ah-Yi yang hilang tanpa jejak dan penambahan unsur musikal dalam serial ini. Terlepas dari beberapa perubahan yang ada, The Sound of Magic berhasil membawa pesan untuk “hidup menjadi seorang dewasa” dan bahagia dengan cara yang sederhana—layaknya anak kecil yang mengagumi suatu trik sulap.

Lalu, bagaimana denganmu? Bagaimana pandanganmu menjadi seorang dewasa pada umur sekarang ini? Apakah kamu sudah mencapai kebahagiaan dalam hidupmu? Jika kamu kesulitan mencari jawabannya, The Sound of Magic siap untuk menyambutmu!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Previous post Beban Perempuan dalam Puisi Di Depan Meja Rias
Next post Memilih Jatuh Cinta pada Buku