Resensi Novel Almond: Perjalanan Menemukan Emosi

Judul Buku   : Almond

Pengarang    : Won-Pyung Sohn

Penerbit        : Harpervia, New York

Tebal Buku   : 248 halaman

ISBN              : 9780062961389

Buku ini bercerita tentang seorang remaja yang memiliki gangguan mental, yaitu alexithymia. Alexithymia merupakan ketidakmampuan seseorang dalam mengidentifikasi dan mengekspresikan suatu emosi. Seon Yunjae mengalami keadaan tersebut, gangguan mental tersebut diketahui ketika Yunjae masih berusia enam tahun.

Saat itu Yunjae sedang berjalan-jalan di lingkungan sekolah yang berada di pinggiran kota karena ibunya terlambat menjemputnya. Yunjae terus berjalan hingga tak sadar bahwa ia telah pergi terlalu jauh. Di suatu gang, ia tak sengaja melihat seorang anak yang sedang di-bully: diludahi, ditendang, dan dilempar.

Yunjae lalu berjalan pulang dan menemukan suatu toko. Yunjae melaporkan kejadian yang dilihatnya pada seorang penjaga toko, ia mengatakan bahwa ada seseorang yang terluka. Dengan cepat penjaga toko itu pun menelepon polisi.

Setelah menunggu beberapa saat, Ibu Yunjae datang ke kantor polisi dan bertanya kepada Yunjae, “Apakah kamu takut?” Lalu Yunjae berkata, “Tidak.” Namun, hal tersebut berubah esok paginya, hal aneh terjadi ketika ibu Yunjae membuka mata dari tempat tidurnya.

Kelebihan yang dimiliki buku ini adalah bagaimana sang author menceritakan tentang seseorang memiliki gangguan mental yang bisa dibilang jarang ditemui di kehidupan nyata. Penulis mencoba untuk menceritakan bagaimana gangguan mental tersebut dari kacamatanya. Buku tersebut juga banyak mengandung bahasa kiasan yang membuat pembaca tidak bosan dengan jalan ceritanya.

Buku ini diceritakan dengan sudut pandang orang pertama, membawa pembaca dapat semakin merasakan ketegangan pada jalan ceritanya. Tak sedikit istilah medis yang digunakan dalam buku ini, tapi hal tersebut sama sekali tidak mengganggu pembaca karena penulis tetap menjelaskan arti dari istilah tersebut. Alur campuran yang digunakan buku ini mungkin akan cukup membingungkan beberapa pembaca. Namun, tidak perlu khawatir, buku ini masih sangat mudah untuk dinikmati!

Buku ini termasuk one-sit reads karena bab-babnya disajikan dengan cukup singkat. Keuntungan lainnya, part yang pendek membuat para pembaca semakin penasaran dengan apa yang akan terjadi berikutnya. Awas! akan ada plot twist di tengah dan akhir cerita. Author juga sudah menyampaikan kalau cerita ini dapat berakhir senang, sedih, ataupun open-ending tergantung interpretasi masing-masing pembaca. Hmm … penasaran banget, kan? Yuk baca sendiri dan rasakan sensasinya!

 

Editor: Dhea Arini Putri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Sayem Menjajakan Gulali di Depan Soto Hj. Fatimah, Tipes, Serengan, Kota Surakarta pada 21/8/2023 Pukul 08.03. (Lppmkreativa.com/Yasminun Ardine) Previous post Eksistensi Penjual Gulali Tak Lekang Dimakan Zaman
Next post Review Film Dunia Tanpa Suara: Kebahagiaan Akan Menyertai Kalian